Biografi Nabi Muhammad SAW – Dari seluruh pemimpin-pemimpin terkenal di dunia, tidak ada yang bisa menandingi keberhasilan yang telah dicapai oleh Nabi Muhammad SAW. Namanya bahkan telah disebut dalam kitab-kitab agama terdahulu, sebagai pembawa kebenaran yang terakhir. Untuk lebih mengenal sosok revolusioner ini, mari kita pelajari bersama secuil biografi Nabi Muhammad SAW.
Muhammad bin Abdullah, lahir dalam keadaan yatim dari seorang janda bernama Aminah binti Wahab. Setelah 5 tahun dibesarkan dalam asuhan seorang wanita dusun, ia dikembalikan kepada ibunya. Belum lama dalam mengasuh Muhammad, Aminah meninggal dalam perjalanan pulang usai mengunjungi keluarganya di Yatsrib sekaligus berziarah ke makam sang suami.
Dalam usia 6 tahun Muhammad menjadi yatim piatu dan terpaksa harus dibesarkan oleh Abdul Muththalib, kakeknya. Seolah dipersiapkan untuk tegar menghadapi cobaan sejak usia dini, 2 tahun kemudian sang kakek pun meninggal dunia, hingga pengasuhan Muhammad diserahkan kepada pamannya, Abu Thalib.
Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW dianugerahi usia oleh Allah selama 63 tahun. Lahir dengan status yatim dan menjadi yatim piatu pada usia 8 tahun, Muhammad kecil tidak kekurangan kasih sayang dalam didikan kakek dan pamannya. Sebagaimana dengan kebiasaan pada masa itu, anak kecil diajari untuk menggembalakan hewan ternak dan diikutkan dalam kegiatan berdagang sejak kecil.
Dalam berbagai kisah biografi Nabi Muhammad SAW yang pernah dituliskan, diketahui bahwa Muhammad menikah pada usia 25 tahun dengan Khadijah. Keduanya terpaut usia 15 tahun dan Khadijah lah yang mengajukan lamaran. Setelah 15 tahun pernikahan, Muhammad SAW diangkat sebagai Nabi dan Rosul terakhir dengan diturunkannya wahyu yang pertama melalui perantara Malaikat Jibril.
Memasuki usia 50 tahun, sang istri pergi mendahului ke haribaan Allah. Kemudian perintah berhijrah diturunkan pada saat Nabi SAW berusia 53 tahun. Penasaran dengan biografi Nabi Muhammad SAW yang lain? Inilah penjelasannya :
1. Cerita Kelahiran
Pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, Makkah diserang oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Kekaisaran Abessinia. Serangan tersebut digagalkan oleh serangan batu kerikil yang dihujankan oleh pasukan burung ababil atas izin Allah.
2. Masa Kecil
Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut pamannya berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan rombongan mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buhaira. Buhaira yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad kecil, menyarankan kepada Abu Thalib agar segera membawa keponakannya kembali ke Makkah.
Berbagai catatan biografi Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa banyak kaum Yahudi yang tidak senang akan kabar datangnya nabi terakhir. Sehingga ditakutkan jika ada orang Yahudi menyadari keberadaan Muhammad beserta tanda kenabiannya, Muhammad akan disiksa.
3. Gelar Al-Amin
Ketika melakukan renovasi terhadap bangunan Ka’bah, empat orang pemimpin Quraisy saling berdebat atas siapa yang paling berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula. Muhammad SAW yang kebetulan saat itu lewat di hadapan mereka, dimintai pendapat dan memilih siapa yang menurutnya paling pantas untuk tugas tersebut.
Persengketaan itu terselesaikan dengan Muhammad SAW membentangkan selembar kain dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya. Kemudian masing-masing tokoh pemimpin memegang ujung kain dan mengangkatnya secara bersama-sama, lalu Muhammad SAW yang meletakkan Hajar Aswad tersebut. Berkat kejadian itu gelar Al-Amin atau yang dapat dipercaya diberikan kepada Nabi.
4. Menerima Wahyu
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya saat tengah berdiam diri di Gua Hira pada malam 17 Ramadhan bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi. Jibril datang menyampaikan kalam Allah berupa Qur’an Surat Al-‘Alaq Ayat 1 – 5. Peristiwa ini menandai dimulainya tugas kenabian dan kerosulan Muhammad SAW.
Dikisahkan dalam riwayat biografi Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi menggigil karena kedatangan Jibril dan menganggap dirinya gila. Sampai Khadijah membawanya menemui seorang pendeta yang menerangkan akan tugas barunya sebagai nabi dan rosul terakhir.
5. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
Pada tahun ke-11 setelah kenabian, Nabi Muhammad SAW menerima cobaan yang bertubi-tubi. Dimulai dengan pemboikotan terhadap keluarganya, lalu meninggalnya sang paman Abu Thalib, hingga kemudian istrinya Khadijah pun menyusul kemudian. Dalam kondisi mental yang lemah, Allah memerintahkan isra’ dan mi’raj untuk memberikan kekuatan kepada Nabi SAW.
Isra’ merupakan perjalanan dari Makkah menuju ke Baitul Maqdis di Palestina yang dilanjutkan dengan mi’raj yaitu naik sampai ke Baitul Muntaha di langit ke tujuh. Atas kehendak Allah, keduanya dapat diselesaikan dalam satu malam saja. Kewajiban untuk salat lima waktu disampaikan ketika Nabi SAW berada di Baitul Muntaha.
6. Hijrah ke Yatsrib
Tiga belas tahun berdakwah menyiarkan agama Islam di Makkah, Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW pindah atau berhijrah ke Yatsrib. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-13 setelah kenabian. Setelah Nabi berhijrah, nama Yatsrib berubah menjadi Madinatun Nabi atau kotanya Nabi yang kemudian disebut sebagai Madinah.
Keluarga Nabi Muhammad SAW
Meski diketahui dari berbagai buku biografi Nabi Muhammad SAW bahwa Nabi memiliki banyak istri, namun hanya dikaruniai keturunan dari dua pernikahan saja. Dari total tujuh anak Nabi SAW, enam di antaranya berasal dari pernikahan dengan Khadijah dan yang terakhir dari pernikahan dengan Maria Al-Qibtiyah, seorang budak yang diberikan oleh pemimpin Mesir kepada Nabi.
Khadijah memberikan dua orang putra, Qashim dan Abdullah, serta empat orang putri, Zainab, Ruqayah, Ummi Kultsum, dan Fathimah. Sedangkan putra bungsu yang lahir dari rahim Maria diberi Ibrahim. Ketiga putra Nabi Muhammad SAW meninggal pada usia kanak-kanak. Sementara putri-putrinya sempat berumah tangga, meski tidak dapat dikatakan juga berumur panjang. Namun hanya Zainab dan Fathimah yang memberikan Nabi cucu.
Zainab melahirkan seorang putri yang diberi nama Umamah dari pernikahannya dengan Abu al-Ash. Fathimah memiliki dua orang putra yaitu Hasan dan Husain dari pernikahan dengan Ali. Dari semua putra dan putri Nabi, hanya Fathimah yang hidup sampai dengan Nabi wafat, dan kemudian menjadi orang pertama yang menyusul kematian Nabi Muhammad SAW.
Perubahan Bangsa Arab oleh Ajaran Nabi Muhammad SAW
Sebelum Nabi Muhammad membawa dan menyebarkan Islam, bangsa Arab terkenal sebagai bangsa yang terbelakang dan bodoh. Hal itu berubah seiring dengan diterapkannya ruh Islam dalam kehidupan sehari-hari.
1. Segi Keagamaan
Masyarakat Arab sebelum Islam memiliki kepercayaan animisme dengan menyembah patung-patung berhala. Pada umumnya kehidupan mereka pada saat itu terpecah belah dan saling bermusuhan antar kelompok suku. Persengketaan akan diselesaikan dengan pertumpahan darah.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW memperkenalkan Islam, kepercayaan berubah menjadi ESA kepada Allah SWT. Al-Qur’an dijadikan pedoman hidup dan sumber jawaban atas segala persoalan.
2. Segi Kemasyarakatan
Adab kebudayaan jahiliyah adalah menyelesaikan perkara dengan main hakim sendiri dan pertumpahan darah. Batasan adil adalah jika seseorang telah mencapai kata puas. Wanita adalah makhluk lemah yang tidak memiliki kedudukan di mata masyarakat.
Kedatangan Islam merubah itu semua, masyarakat diajari cara berdisiplin dan taat. Diharamkannya menumpahkan darah jika bukan untuk membela agama Allah. Persengketaan diselesaikan dengan membawanya ke hadapan para pemimpin agar diselesaikan secara adil sesuai dengan syariat. Selain itu, hak-hak dasar wanita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan lelaki juga diangkat oleh Islam yang diajarkan Nabi.
3. Segi Politik
Bangsa Arab terdiri dari berbagai suku atau kabilah yang berbeda-beda dan sering berperang satu sama lain. Rasa persatuan suku karena ikatan darah sangatlah kuat, mereka akan membela anggota sukunya baik dalam posisi benar maupun salah.
Pada masa Islam, kabilah-kabilah ini mulai ditinggalkan dan disatukan dalam rasa persaudaraan yang muncul karena agama. Masyarakat Arab bersatu di bawah bendera Islam, meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan meyakini Muhammad sebagai utusan-Nya.
Capaian yang terabadikan pada biografi Nabi Muhammad SAW dalam usaha mengubah bangsa Arab adalah sebuah kesuksesan besar dalam catatan sejarah dunia. Nabi SAW sukses menjadikan masyarakat bodoh yang terbelakang menjadi penakluk peradaban-peradaban besar pada masa itu. Kesuksesan itu tercermin pula dari ritual ajaran Nabi Muhammad SAW masih lestari terjaga hingga saat ini.
Berbeda dengan ekspansi Mongol di bawah Jengis Khan atau invasi penjajahan bangsa Eropa, risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tidak menyisakan dendam. Capaian lain adalah terbukanya dunia ilmu pengetahuan yang mengantarkan kita pada dunia modern sekarang ini.