Tari Payung – Salah satu tarian yang memiliki filosofi atau makna yang bagus adalah tari payung. Tarian ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti namanya, tari payung menggunakan payung sebagai properti utama.
Biasanya tarian ini dibawakan oleh 3 sampai 4 orang penari dengan cara berpasangan (pria dan wanita). Tarian ini melambangkan pergaulan pada muda-mudi. Payung yang menjadi properti menari ini merupakan lambang pelindung muda-mudi tersebut dari hal yang tidak baik.
Saat ini, tari payung dibawakan saat acara kebudayaan, pesta, pameran dan kegiatan lainnya. Apabila anda ingin mengetahui lebih jauh mengenai tari payung, simaklah penjelasannya berikut ini .
Sejarah Tari Payung
Tidak ada yang menyebutkan dengan pasti bagaimana kisah awal mula tari payung ini. Namun ada sebuah catatan yang menyebutkan bahwa tarian ini adalah ritual di pesta pernikahan beberapa nagari di Sumatera Barat.
Dikarenakan gerakan dan makna dari tarian ini cukup bermanfaat, maka kesenian tarian ini terus bertahan dan berkembang hingga sekarang.
Makna Dari Tari Payung
Seperti yang telah dijelaskan diatas, tari payung ini memiliki makna dan filosofi yang menarik. Secara umum, makna dari tarian ini adalah kasih sayang dan perlindungan dalam hubungan cinta.
Lebih tepatnya, kasih sayang suami kepada istri dalam membina kehidupan rumah tangga agar selalu berbahagia sentosa. Filosofi dari tarian ini terlihat dari gerakan dan property yang digunakan dalam tarian ini.
Saat pementasan, Masing-masing pasangan penari memperagakan gerak tari dan peragaan drama kisah cinta sampai ke pelaminan. Semua gerakan tarian ini memiliki filosofi bahwa sepasang muda-mudi yang sudah dewasa dan saling mencintai hendaknya segera menikah.
Hal ini ditujukan untuk menghindari perilaku dan hal-hal buruk pada pasangan tersebut. selain itu, tarian ini juga menjelaskan bagaimana perilaku seharusnya bagi pasangan dalam berkasih sayang. Perilaku seharusnya yang dimaksud adalah yang sesuai dengan norma agama serta norma adat.
Baca Juga: Tarian Daerah
Filosofi Dari Properti Tari Payung
Filosofi dari tari payung juga terlihat dari berbagai properti yang digunakan. Makna dari properti pada tari payung tersebut adalah :
1. Makna Dari Payung
Payung dalam tarian ini dipakai oleh pihak penari laki-laki. Alasan mengapa payung digunakan oleh laki-laki adalah sebagai simbol pelindung. Laki-laki merupakan pilar utama dari keluarga, sehingga laki-laki harus melindungi keluarga. Simbol itu tampak dari penari laki-laki yang memayungi kepala penari wanita.
2. Makna Dari Selendang
Selendang ini digunakan oleh pihak penari wanita. Makna dari selendang ini adalah pelambang ikatan cinta suci dari pasangan. Selain itu, selendang ini juga bermakna kesetiaan seorang wanita dan kesiapannya dalam membina rumah tangga bersama suami. Hal itu tampak dari selendang yang dikaitkan pihak penari wanita kepada penari laki-laki.
3. Makna Dari Lagu Pengiring
Tari payung menggunakan lagu pengiring berjudul “Babendi-bendi ke Sungai Tanang”. Lagu ini mengisahkan tentang sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu ke sungai tanang. Lirik dari lagu “bebendi-bendi ke Sungai Tanang” ini dapat anda baca di Wikipedia.
Baca Juga: Tari Kecak
Komponen Wajib Dalam Tari Payung
Ada beberapa komponen yang wajib ada dalam tari payung. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Gerakan Tari Payung
Seperti yang dijelaskan di awal tadi, gerakan dari tarian merupakan pementasan kecil dari drama kisah cinta. Tidak seperti tari tradisional lain yang memiliki gerakan khusus, tari ini cenderung bebas. Meskipun begitu, penari tetap harus memperhatikan keserasian gerakan payung oleh penari pria dan gerak selendang oleh penari wanita.
2. Pengiring Tarian
Tari payung memiliki 2 elemen pengiring. Pengiring tersebut berupa tabuhan alat musik tradisional dan sebuah syair khusus. Tabuhan alat musik yang digunakan terdiri dari rebana, akordeon, gendang, dan gamelan khas melayu. Alat musik tersebut haruslah dimainkan sesuai dengan ritme dari tarian. Adapun syair yang dibawakan dalam tarian ini adalah syair lagu “Babendi-bendi ke Sungai Tanang”.
3. Setting Panggung
Setting panggung dari tari payung tidak terlalu rumit. Tarian ini bisa dipentaskan di mana saja, asalkan tempatnya lapang. Hal ini dikarenakan penari tarian ini berjumlah banyak dan harus diatur agar tidak berbenturan saat menari. Tarian ini sangat ramai sekali jika sedang dipentaskan, selain karena banyaknya pemain juga sangat menarik untuk ditonton.
4. Busana Yang Dikenakan Penari
Dalam hampir semua tari tradisional pasti memperhatikan busana dan riasan. Hal itu berlaku juga pada tari payung. Untuk para penari wanita, kostum yang digunakan adalah pakaian adat melayu sesuai adat Minang yang terdiri dari: Baju kurung atau kebaya, bawahan berupa kain songket dan hiasan kepala yaitu mahkota berwarna keemasan.
Sementara itu, untuk para penari pria kostum yang digunakan adalah: Baju lengan panjang, celana panjang yang satu warna, sarung songket dan kopiah melayu.
Baca Juga: Tari Tradisional
5. Properti Penari
Tidak lengkap rasanya menari payung tanpa selendang dan payung. Seperti yang telah dijelaskan diawal, properti inilah yang menjadi sarana penyampaian makna filosofi dari tarian ini. Kedua properti ini saat pertengahan sampai di akhir tarian akan saling bertemu dan melengkapi satu sama lain. Seperti halnya pada sepasang kekasih yang akhirnya dipertemukan di pelaminan untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama-sama.
Demikian sedikit pemaparan tentang tari payung. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, informasi tentang tarian ini juga menyebar luas.Saat ini, tari payung masih berkembang menjadi salah satu seni tari yang diminati masyarakat. Selain dibawakan oleh muda-mudi, tarian ini juga kadang dibawakan anak-anak di acara tertentu. Semoga info kali ini dapat menambah wawasan budaya kita semua.