Puisi Rindu – Rasa rindu menjadi semakin berat tanpa adanya kepastian mereka akan kembali mengisi kenangan. Kehilangan, sebuah rasa yang aneh dan menyiksa menjadikan hidup begitu kompleks.
Puisi rindu menjadi penenang, menjadi kawan dan memberikan rasa pengertian mengenai perasaan rindu yang sesak. Berikut ini contoh puisi rindu:
Puisi Rindu Kekasih
Seperti belahan jiwa, bagaikan separuh nafas kekasih menjadi pelengkap kesempurnaan hidup semua orang. Namun ada kalanya takdir yang tidak sesuai dengan yang kita andaikan membuat kekasih menghilang dari kehidupan kita. Puisi rindu di bawah ini adalah contoh betapa kehilangan kekasih adalah hal yang sangat menyedihkan:
1. Sebuah Bangku Di Jalan Pulang
Tidak ada beda, ku pikir. Seperti sebelum aku mengenalmu semua akan ku rasa sama
Melewati setiap jejak langkah yang terhapus masa, tanpamu bukan lagi menjadi beban, kataku
Usang kenangan adalah konsekuensi, bahwa kita telah terlalu berani melangkah pergi
Keluar dari cangkang perlindungan terakhir untuk bebas mengukir pelangi di langit hati
Menentang semua teori, melawan semua pemikiran mereka yang mengaku dewasa
Bertarung melawan banyak demonstrasi dengan kata keras yang mereka suarakan
“belum saatnya”
Tidak,bukan pertumpahan darah dalam kisah sendu kami
Sesekali hanya genangan air mata, dan erangan tanpa luka
Entah untuk apa mereka membawamu pergi
Bersama guguran daun jati di akhir bulan Juni
Tak bisa ku teruskan langkah pulang
Di bangku kosong, hujan daun jati menyadarkan ku
Langkah menjadi semakin berat, aku mematung dengan air mata yang tak henti mengalir
2. Tanpa Rangkulan Tangan
Ada apa mereka mempermasalahkan terik?
Mengeluh mengenai hujan menyerbu bumi yang diam tanpa perlawanan?
Kepada apa mereka terus menggumpat? Tentang macet yang mengular sepanjang jalan pulang dan pergi
Untuk apa mereka tidak menghirup segar udara dalam pekat polusi?
Dunia indah meski matahari begitu semangat membuat kita berkeringat
Senyum tidak luntur saat deras hujan menghapusnya dari wajah kami
Rangkulan tangan memeluk pinggang seolah menjadi amunisi
Meyakinkan. Dunia masih indah dengan seribu keburukan hendak merusaknya
Dengar kah kau? Aku melafalkan jutaan kalimat itu. Dunia masih indah dengan seribu keburukan
Seolah petir yang menyusup dalam hujan
Aku tak memikirkan sebuah celah yang meruntuhkan kokoh pendirianku
Ya… sekarang aku tahu
Seribu keburukan menjadi lebih membahagiakan dengan tangan yang kau pelukkan
3. Sebuah Gelas Yang Kosong
Dua sendok kopi dengan air panas di titik didih maksimal
Aroma lilin menyamarkan asap tungku sebagai mesin ajaib mu
Tak bosan aku memandang garis muka yang semakin membekas tanpa pola yang teratur
Seperti liar mereka mencuri celah menghapus senyum yang 35 tahun lalu mencuri hatiku
Seperti pasrah kau biarkan mereka berusaha merengguk ayu wajah telur angsa
Usaha yang selalu gagal dan kau akan selalu terlihat indah
Aku tidak bosan mengenang…
Sebagai bentuk kasih yang bisa kuberikan sekarang
Bahkan untuk penghianatan semesta mencurimu perli terlebih dahulu
Nafasku adalah kerinduan
Detak jantungku memang ku paksa terus keras menggedor dinding dadaku yang renta
Gelas yang kosong, lubang ku gali untuk bertemu lagi dengan gadisku
4. Sepasang Sepatu Lusuh
Gesekan angin memberikan celah rindu untuk cepat menyebar
Sebuah potongan aroma dusta telah ku kubur jauh ke dalam dasar bumi tanpa lelah
Aku menyerahkan diri pada waktu dan tak mengapa untuk menua
Erat temali diantara sela jari-jari adalah aspirin untuk setiap duka
Tidak perlu kau berusaha payah membuat aku mengaku
Setiap waktu detak jantungku akan menuliskan kata rindu
Kepada dia yang telah direnggut pergi
Kepada dia yang menemani sepatu lusuhku berlari
Menebar benih kasih dan rasa sakit
Aku menua bersama mimpi yang telah mati
5. Hujan Kemarin Sore
Aroma hujan selalu membuat bau lain merasa iri
Perlakuanku tetap sama kepada hujan yang selalu ku anggap istimewa
Semua rongga terbuka menampung aroma hujan lebih lama dalam dada
Kepada hujan aku berpesan
Bawalah rinduku hanyut untuk nanti kembali kau pungut
Seperti hujan yang menguatkan
Aku akan tegar
Kunci yang kau bawa membiarkan pintu hatiku tak akan pernah lagi terbuka
Rumput basah adalah kedamaian
Membebaskan hatiku melangkah jauh menembus kau yang ada di balik tanah yang ku pijak
6. Pertengkaran Terakhir
Bila kalian bertanya kapan waktunya ?
Saat meja operasi menjadi terang dan petugas rumah sakit kuwalahan
Lima kali pergantian lebaran, ribuan kali ruangan itu terisi oleh mereka yang berusaha melawan
Ribuan kali kisah kemenangan menyeru, dari titik peluh seragam tak tersentuh
Suara kekalahan seperti sebuah mitos
Aneh, jarang dan janggal untuk diperdengarkan
Lima kali pergantian lebaran aku tak mampu untuk melupakan
Tangisan menyeruak menuntun dalam dunia sunyi
Kau berikan aku seorang bayi laku-laki sebagai ucapan “aku pergi”
Kepada mereka yang kalah…. aku adalah pemborong rindu itu
Suara menjadi semakin meninggi, dan raut emosi tidak lagi memberikan tanda permusuhan akan berakhir
Desit keempat ban tanpa terkoordinasi
Sebuah bantalan jalan sama sekali tak terasa empuk memeluk
Di balik kemudi aku serahkan, nyawa ku menggantikan kau yang tenaga berjuang
Baca Juga: Puisi Aku
Puisi Rindu Sahabat
Seseorang yang menguatkan akan menjadi benteng pertahanan yang kokoh. Menguatkan ketika duka, dan akan mengingatkan ketika suka. Sahabat adalah orang yang tidak akan selalu meng iya kan. Memberikan kebenaran disaat kita menolak untuk menerimanya. Sahabat yang hilang adalah duka, kesedihan mendalam akan terasa seperti di bait puisi rindu di bawah ini;
1. Mengenai Tawa Yang Hilang
Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat, maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah kita
Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda, suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi
Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata
Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua
Kau tampak kekanakan dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu
Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa
Tapi orang dewasa mana yang bisa sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki
Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu
Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, dan kita melupakan
Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui tidak akan pernah ada
Tumbuh dewasa melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku
2. Buket Bunga Hari Pernikahan
Iringan musik merdu, lembut seperti membelai gendang telingaku menyerahkan diri
Saat itu tak kudengar suara apapun yang lebih menarik
Waktu seperti terhenti dan bumi tidak lagi berrotasi
Alunan cinta membawa kedamaian diantara kaki kayu berjajaran
Bukan hanya mengenai suaranya, tapi apa yang dibawa oleh ia keluar menuju singgasana
Seorang ratu yang akan membuat kami semua patuh
Berada dalam dekapan istana nyata setelah kita impikan puluhan tahun
Rasa senangku perlahan tergoncang
Purus dan berberai bagaikan manik-manik tertumpah
Seikat mawar tanpa duri menyobek hatiku sekali sayatan
Seorang pangeran akan membawamu pergi menuju istana yang lebih indah
3. Satu Taman Di Masa Kecil
Aster tetap berbunga, bersahutan dengan anggrek yang tetap menjadi penguasa
Berjejer membentuk pola lurik yang sama degan selimut di kamarku
Satu-satunya tempat yang memisahkan hari-hari kita bersama
Kau pasti tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu
Menemukan tempat bersembunyi untuk berbagi secuil roti
Membisikkan kata rahasia mengenai rahasia alam raya yang kita hayalkan
Ah… tentu tidak demikian,
Kami hanya anak-anak usia empat tahun dengan markas pinjaman
Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya sebuah rumah kaca
Puisi Rindu Orang Tua
Malaikat tanpa sayap adalah sebutan paling cocok untuk disematkan. Kepada dua orang pertama yang mengantarkan dan menunjukkan jalan untuk melihat dunia yang luas. memberikan tawa saat turun air mata. Mereka adalah kedua orang tua, rindu kah kepada mereka? berikut puisi rindu kepada orang tua yang telah begitu berjasa ;
1. Pelukan Doa
Di bumi yang terpijak jauh aku akan meninggalkan tahta sebagai putra mahkota
Melepaskan baju kebesaran, dan memakai pakaian yang sama dengan rakyat kebanyakan
Tanpa gelar, tanpa penghormatan dan tanpa keistimewaan
Berjalanlah aku menuju bumi yang jauh seperti yang kau ceritakan
Bersama dengan perajut mimpi
Penenun harapan dan penyair keindahan masa depan
Keraguan membayangi untuk bisa bertahan di bumi asing
Dalam ikatan lontar waktu yang tak sebentar harus ku lalui tanpa pengawalan
Tidak ada senjata yang selalu kabur bawa dekat
Tanpa tameng kau melepas aku pergi
Katamu, satu kemenangan yang akan ku bawa pulang adalah kemandirian
Katamu, hal terbaik yang akan membuat tahtaku tidak goyah adalah iman
Dan katamu, tanpa bekal setengah abad yang lalu kalian pun sama
Katamu, pelukan doa yang kau rapal akan selalu menjaga ku
2.Nasi Aking
Tanpa gelontoran air, ia akan terus bertahan menyesakkan kerongkongan
Membuat tersedak tanpa kelezatan di mencuri semua sensor perasa
Membuat mual dan membuka semua katup keluar kalah yang terlanjur tertelan
Kulit tanpa tabir surya, seolah ia paling berani menantang terik matahari jam 12
Sesejuk apapun, semilir angin tidak akan mampu menghapuskan panas yang ia berikan sebagai upaya balas dendam
Sungai seolah dipaksa kering, menemani hasil panen yang semakin memprihatinkan
Anyaman bambu seolah menjadi hasil karya terbaik yang selalu ada di seluruh penjuru
Menutup kepala, menjadi alas duduk dan membungkus cinta dari istri dalam sebuah hidangan istimewa
3. Dongeng Penghujung Hati
Masa yang mengambil memori paling banyak
Menyisakan sedikit untuk aku gunakan kembali dengan mengisi semua ruang mengenai masa itu
Surau telah tidak memiliki teman berbagi sepi
Bergandengan kami menyusuri pematang sangat becek di musim penghujan tiba
Rumah hanya menyisakan satu lampu tetap menyala
Televisi hitam putih terbiasa berdiam sebagai saksi
Dua puluh lima penggalan kisah terus berulang berputar bagai bianglala yang selalu membawa tawa bahagia
Anggukan mengerti, dan komat-kamit mulut mengucap doa
Aku duduk bersila dengan cerita ribuan tahun lalu dibangkitkan seperti duduk bersama
Dua puluh lima nama,aku hafal seperti nyanyian
Dia Adam sebagai yang pertama
Setelah shalat isya selesai surau tegakkan
4. Kembali Pulang
Sirnalah sudah sirna sebuah mimpi
Tergerus oleh waktu aku tak bisa melawan
Terlalu lemah untuk kami yang tak mendapat jatah cipratan Qarun menyimpan petaka
Semua bilang sistem berkeadilan, semua sama rasa sama rata
Hari ini ia kembali pulang, setelah mengembara membuktikan sebuah keyakinan
Bumi yang adil, bumi yang penyayang
212 bangsal tempat iya berpulang, menahan pedih tanpa dolar peringan
Dia keras kepala, kepala batu dengan jeruji besi melingkar kataku
Aku mengingatkan ketika suaraku tidak lagi merdu
Kebaikan yang kau anggap sumber kehidupan akan membunuhmu
Rasa welas tidak ada untuk kita yang tidak memiliki sepanci beras
212 yang tertulis di mana pun akan tetap menyakitkan
Mengingatkan pada suara lemah penebar benih kebaikan
Kita yang tidak menanam tidak akan perah mencicipi buahnya, katamu
Puisi Rindu Kenangan
Sebuah hal yang tidak akan pernah kita dapatkan kembali, kenangan adalah pengambil ruang rindu yang teramat luas. Puisi rindu adalah sebuah cara untuk tidak menoreh luka menjadi semakin dalam. Kenangan akan hadir sebagai pelengkap rasa rindu yang selalu kekal. Berikut contoh puisi rindu kenangan sebagai pelipur lara ;
1. Pelangi Impian
Terbang sendiri terayun hempasan di langit terik
Peluh bahkan sudah seperti hujan yang turun di penghujung tahun
Tertoreh jarak hanya satu jengkal menuju rasa sakit itu
Seperti tidak kuat, aku meratap berharap kepada pintu langit luas
Memimpikan setitik hujan
Memohon ter-redupnya matahari yang begitu kejam
Terus angin membawa aku jauh, berpindah ke sana ke mari
Menemui banyak gulungan kapas putih
Terlihat dunia begitu indah dan hanya aku yang tidak merasakannya
Terdengar jerit tawa dan aku tak lagi mampu mengucap sebuah nama
Padamu yang Esa tunggal harapan aku serahkan
Harta satu yang ku simpan dari panggangan terik yang kiat menyengat
Kepadamu aku tuliskan
Sekiranya gerimis akan membuat langit nampak indah
Menumbuhkan gersang ladang impian yang telah ditinggal pergi
Dalam sakit aku bisa merasakan pelangi
Seperti ia datang kembali mengetuk pintu hati yang koyak
Melengkung indah membuat iri matahari
Aku sentuh jemari itu, untuk selamanya kembali menyatu
2. Teduh Pepohonan
Percik, acak, tercerai
Aku, kita, menghilang
Terik, teduh, terbakar
Savana menghilang tergantikan oleh gersang
Sebuah kata dusta membabat pohon-pohon rindang
Melukai tangan kecil, menyuarakan “ini rumah kami”
Aku, kamu tak kan menjadi kita
Tergerus… hilang…. mereka menang
Bila kemarin tanganku selalu kau gandeng erat
Menuntun menuju kepastian tujuan semakin dekat
bila terik kau jadikan lecutan semangat
dan hujan kau bilang penumbuh mimpi
lalu,aku sendiri
linglung mencari sisa kekejaman
mencari kilatan ujung tombak
darah mengalir, hangat kurasakan au mengandeng
kau janji tak akan pernah pergi. Lupakah ?
katamu jemari kita tercipta untuk bersatu
lupakah?
Biarkan potongan tangan itu hilang dimakan kejam
Aku lebih baik tidak memilikinya lagi
Kutinggalkan ujung tombak sebagai teman
Ia yang memisahkan aku dari sisa kenangan
Aku mengubur rindu, bersama satu yang selalu kau peluk erat
Perlukah ku cabut hatiku dan ikut menguburnya?
3. Bola Mata Palsu
Aku mendapatkan kekuatan itu, dari sepasang bola mata jernih bagaikan kaca
Tak pernah terpejam, di jaga oleh kembar lingkar hitam
Menularkan semangat, menggali bohlam lampu menyala yang kau bilang dibisikkan oleh bumi
Gesit kau bergerak, mengalahkan cepat lebah menghampiri bunga yang manis
Kerinduan menjadi pudar, jarak kami menipis
Meleburkan batas aku dan kamu melalui sepasang mata bercahaya
Masuk ke dalamnya adalah Nirwana dengan banyak kedamaian yang tak pernah kau ucapkan
Kekal, adalah potongan doa, aku ingin di dalam sana selamanya
Pertempuran yang tak lagi kau menangkan
Itu sekali
Aku bukan juri, tapi aku bagaikan potongan tanganmu yang ikut merasa sakit
Riuh tepuk tangan menjadi isakan tangis bersahutan
Bola mata itu pudar,
Menutup pintu surga tempat aku masuk ke dalam sana
Tak lagi bercahaya kau ku tangkap dalam karangan doa
Berukir tanda dengan abjad yang ditulis indah
Di sana kau terbaring selamanya
4. Bingkai Pigura
Dalam dinding yang rapuh, kenangan kuat masih tetap tergantung
Menyadarkan kebersamaan meski jarak bersikukuh tidak mau menyatukan
Siapa Sangka satu kotak yang tergantung itu menampung kenangan yang begitu penuh
Bersinarnya dua jari diantara selusin orang berjejer
Kami yang terikat oleh cincin yang melekat
Lalu hujan berkah menuruni kami , membasahi setiap pori dan mengisinya dengan keberuntungan
Menumbuhkan benih cinta, mengubah aku dan kamu menjadi banyak
Beberapa orang menggunakan nama belakangku, dia perempuan
Dan beberapa menggunakan namamu, dia pejantan
Ribut rumah ini oleh tangisan, pernah
Kacau rumah ini oleh mereka yang tak mau sedikit pun terdiam, pernah
Kepada siang dan malam kita menggantungkan harap
Mereka menyampaikan doa tinggi mengetuk pintu langit
Sekali lagi hujan berkah selalu membasahi kita
Mengharuskan kita penuh dengan tawa, mereka kita tidak menangis lagi
Perlahan kita hanya menjadi aku..
Waktu berjalan perlahan, kita menyisakan aku
Puisi Rindu Kekasih
Salah satu orang yang paling dirindukan ialah kekasih hati. Untuk mengungkapkan kerinduan kepada kekasih hati, puisi merupakan salah satu media yang tepat. Berikut ini referensi puisi rindu terhadap kekasih hati :
Untuk Satu Nama
Aku mengukir sendiri namamu dengan huruf kapital tebal
Menggoreskan tinta abadi dengan tekanan teramat dalam
Berharap kau adalah satu-satunya pemilik kenanganku tentang berdua
Jatuh cinta padamu di setiap detik kebersamaan
Aku suka saat kau menari diantara tetesan hujan
Basah membuat tubuhmu berbunga
Aku suka kau bicara
Merdu mengalahkan kicauan alam
Bahkan kau terdiam, aku jatuh cinta
Kedamaian menghipnotis di setiap tatapan
Tidak ada bosan aku melihat kau bermain dengan angin
Hempasan itu menyebarkan aroma tubuh yang wangi menenangkan
Duduk meratap, kusediakan dua cangkir
Mencicipi keduanya solah kau ikut menengguk
Lihatlah,
Satu nama abadi dalam hatiku
Tertulis jelas tidak akan pernah hilang
Untuk sebuah nama aku menunggu
Hanya satu cinta bersamamu yang ku mau
Menuju Senja
Katanya,
Pertemuan akan berarti setelah tiba perpisahan
Katanya,
Arti memiliki akan dipahami setelah kehilangan
Aku tak pernah paham mengapa kata-kata itu begitu familiar
Yang aku tahu
Aku milikmu, dan kau milikku selamanya
Perpisahan adalah ilusi
Kehilangan hanya sebuah khayal
Menuju senja
Ikatan itu kau kau lepas penuh emosi
Kau patahkan jari jemariku yang menjaga kita bersatu
Banjir darah dan air mata kau anggap suatu kemerdekaan
Kerinduan akan hari lalu terus saja mengikutiku
Tak peduli seberapa keras aku mencari jalan pelarian
Setibanya disana kau menyambut dengan tawa penghinaan
Baca Juga: Puisi Tentang Alam
Rindu, Masihkah Pantas?
Aku melangkah sombong saat kau memohon
Pergi jauh dengan berlari bahkan di saat engkau mengiba
Kutinggalkan semua, aku tak peduli
Menjelajah tanah sebarang akan lebih menarik pikirku
Aku melihat taman yang begitu indah
Aku melihat istana yang begitu megah
Raungan tangis masih aku dengar sampai jauh
Apa peduliku semua telah berakhir
Tanah sebrang, tanah impian
Gerbang istana terbuka mempersilahkan aku untuk bertahta
Mimpi? Ini bukan mimpi
Lihatlah memang indah tanah sebrang
Tanpa penyesalan ku tinggalkan gubuk yang katamu adalah calon istana kita
Reot selamanya reot
Penuh penyesalan pernah ku sempatkan singgah berteduh
Kurobohkan saja jembatan penghubung itu
Tak akan pernah mungkin aku rindu ingin kembali
Sesalku, selalu berakhir demikian
Istana kini begitu membosankan
Terpisah jauh dari tanah asalku
Gelombang tinggi tak ijinkan aku berpesiar
Rinduku Diujung Sepi
Tetesan gerimis yang merinai,
dikelamnya langit senja.
Kulinangkan rindu diujung mata,
menari indahnya dipelupuk angan.
Raut bayanganmu nan manja,
menerpa ditiap sudut yang sepi.
Kulirihkan namamu didalam
kenang suaraku yang berharap.
Kasih lihatlah…
Lengkungan tujuh warna warni,
menghiasi langit usai hujan.
bagai bentang selendang mayang,
bertuliskan makna aksara rinduku.
Dan sudah kucoba kirimkan pula,
bersama hembus bayu nan laju.
Berharap ia bakal menepikan,
tentang rinduku yang terbata.
Kepergianmu
Kepergianmu meninggalkan sejuta kenanganmu
Kepergianmu membawa separuh hidupku
Kepergianmu merantai jiwaku
Kehilanganmu tlah mengakibatkan kepiluan hati
Cinta tulusmu membelenggu jiwa dan nurani
Hingga tak berhasrat saya tuk mencari pengganti
Hilangmu meningkatkan sesal di dalam sanubari
…
Kini tambah jadi kehilanganmu
Waktu seakan membunuhku di dalam rindu
Di kesunyian hidupku kau
tebarkan aroma cinta di dalam hatiku
Kekasih
Entah dari mana saya mesti memulai,,
entah dari mana saya mesti mencari kesalahan,,
entah hakim mana yang mesti saya sanding,,
entah langit yang mana yang mesti saya tengok,,
Kekasih
kerinduan ini adalah kenormalan,,
perpaduan antara ambisi dan ketidak mampuan diri pada kenyataan,,
kerinduan ini adalah perjuangan yang sudah selesai tapi masih riuh terngiang,,
Kekasih
kedalaman hati adalah keabsurban yang tak kan mampu saya ukur,,
layaknya koyakan yang pedih nan di dalam lah kerinduan ini,,
hingga tak tersedia yang mampu saya sanding, lebih-lebih sang waktu,,
Kekasih
jika waktuku habis di dalam perbedaan,,
aku tak kan memilih tawaran surga dan tak kan kuhiraukan kutuknya neraka,,
aku kan memilihmu sebagai tebusan belenggu rindu,,
Kekasih
lihat saya yang tambah cacat lusuh,,
lihat kondisiku sebagai bayaran yang tak kan pernah lunas,,
tebusan bakal merindukanmu,,
Tak Ingat Tak Tahu
Rinduku selalu mengalirkan namamu
Namamu selalu detakkan jantungku
Sulit kubendung naluri itu
Selalu begitu, tiap-tiap waktu
Tapi, kau tak ingat dan tak tahu
Dan akhirnya akulah yang terpuruk di dalam rasa itu
Rasa yang menggebu sejak dulu, dari jaman lalu
Dan kau tak pernah ingat dan tak pernah tahu
Rasa dan asaku padamu terukir begitu menyadari di tulang rusukku
Mengalir deras di aliran darahku
Memukul keras mengakibatkan lebih cepat detak jantungku
Sedikitpun, kau tak ingat dan tak tahu
Seperti menghitung jutaan bintang di malam hari
Seperti menghitung rinai hujan yang jatuh ke bumi
Seperti menghitung hamparan pasir di pantai ini
Sampai matipun kau tak kan pernah ingat dan tak kan pernah tahu
Bahwa di sini tersedia satu hati yang menunggu, satu jiwa yang terbelenggu
Kerinduan
Kala mentari bersinar kembali
Ku termenung dalam pengara suci
Ku teringat selamanya dapat dikau
Kusebut selamanya namamu
Kau begitu dekat dalam hatiku
Ku takkan pernah mampu melupakanmu
Ingin sekali ku raih dirimu
Agar suka rasa hatiku
Ku rindukan kehadiranmu
Kau mulai begitu dekat denganku
Ku rasakan sekali kehadiranmu
Yang begitu menyentuh kalbu
Rindu Kenangan
Setiap kenangan bersamamu
Saat kita melewati hari-hari
Aku dan kamu saling bercerita mengenai kehidupan
Tertegun saya waktu tahu semua
Saat hari itu kau pergi untuk selamanya
Meninggalkan sejuta kenangan yang mengidamkan ku ulang
Meninggalkan rindu yang selamanya tersimpan
Kau pergi tanpa sepatah katapun
Meninggalkan saya sendiri dengan kenangan
Sekarang kamu selamanya dalam memoriku
Bersama setiap kenanangan yang sudah kita lukis indah
Meskipun saya tau kau sudah disana
Tapi saya selamanya merindukanmu
Merindukan kenangan waktu masih bersamamu
Rinduku
Daun-daun mulai berguguran
hati yang mulai gelisah
ketika ku kudu meniggalkanmu
berat rasanya ku meninggalkanmu
Tuhan…
jagalah ia..
ketika ku pergi meniggalkanya
ku dapat slalu mencintainya
Cintaku ini…
cinta yang dapat menjadi cerita
yang begitu indah
yang dapat ku ceritakan terhadap keturunanku
Rindu…
mungkin hanya itu yang mampu dikatakan
suatu kata yang penuh makna
biarkan rinduku slalu ku simpan
Baik-baik disana…
Rindu Terbesarku
Detak jantung di rongga dadaku,
terasa lebih laju dari detik penanda waktu.
semua perihal perihal aku memahami tak setuju,
untuk tinggalkan apa-pun kenanganku,
disini…
Meski tak seutuhnya indah,
tapi disinilah…
sayangku melimpah.
cintaku pernah dan bakal slalu tercurah.
disini…
Pada memory manis boneka kecilku,
pada wangi asri taman bermainku,
pada tiap tiap saksi pendewasaanku,
pada cerita ceria disetiap jenjang cita’ku,
pada segudang manja adikku tersayang,
pada murninya cinta para sahabatku,
pada kado terindah para sedarah yang tetap tersisa.
Jelas aku sulit ikhlas tuk terima ini,
bila harus…
tinggalkan semua senyum yang kukenali,
aku tahu,waktu tak dapat kucegah,
demi untuk,menghindari berpisah,
Tapi demi selagi yang tlah lalu,
disinilah…
pusatnya segala cintaku,
disinilah…
mata air rasa sayangku,
disinilah…
lagu abadi hidupku.
disinilah…
kan jadi rindu terbesarku,
Esok hari,aku bakal pergi,
tapi ku tak janji,kakiku dapat berfungsi,
karena banyak jejak langkahku dikota ini,
yang slalu menghendaki terus dan terus kujalani.
Dan esok nanti,
jujur teramat tak menghendaki kunanti,
sebab akulah malaikat penjaga
untuk adik tercantik satu satunya,
karna dialah candaku apa adanya,
tempat aku berbagi cerita.
Dan demi suasanaku yang baru,
dia bakal jadi simbol rindu terbesarku.
Merindukanmu
Sekilas bayang dirimu
Yang ku rindukan di hidupku
Andaikan ku bertemu
Ku bakal memelukmu
Tanpamu… tak ada… kebahagiaan
Yang slalu… menyelimuti….. diriku
Di sini… diriku… menunggu… dirimu
Karena aku… merindukanmu
Ingin… diriku… bersama… bersama dirimu
Karena… diriku… sangat… membutuhkanmu
Senandung Rindu
Senjang selagi berirama sendu.
Inilah jiwaku yang meredup.
Meredup di kesunyian.
Biar kiranya udah terbuai.
Angan malam tak temani kesendirian.
Bayang semu tetap terbias.
Terbias dalam dinding kerinduan.
Hempas rindu di embun senja.
Tersipu merunduk, merenung sendiri.
Di sudut hati ku merindumu.
Tiadalah kiranya kau acuhkan aku.
Biar ku simpan rindu ini.
Tanpamu yang dapat membalas.
Sayang . . .
Dengarkan jerit hati ini.
Kembalilah kau untuk ku.
Temani kesendirianku.
Terangi kesunyianku.
Dan peluk hangat tubuhku.
Jangan kau membuat aku merindu kelam.
Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada
Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sangat menyakitkan. Tak jarang pula kita merasakan kerinduan yang begitu dalam terhadap orang yang kita cintai, yang sudah tiada. Dalam situasi tersebut, menulis puisi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mengobati kerinduan tersebut. Berikut ini adalah contoh puisi rindu untuk orang yang sudah tiada :
Secangkir Kopi Dan Sebatang Rokok
Apakah arti tangisan yang tiada henti
Sedang ku tau yang engkau inginkan adalah ketabahanku
Berfungsikah penyesalan yang aku lakukan
Sedang aku paham kau tanamkan kepastian akan masa depan
Menantang terik, memikul beban
Kau gendong aku ke puncak kebahagiaan
Tak kau keluhkan tubuh besarku
Keringatpun sungkan untuk melawan optimis mu
Secangkir kopi dan sebatang rokok
Persiapan sempurna mencerahkan hari esok, katamu
Lalu, masih kah kau rasakan kerinduanku?
Tertahan di tenggorokan menyesakkan
Aku tak peduli dengan wajah keriputmu
Kini hanya tangan lemah
Aku tak mampu merobohkan pintu penghalang penjelajahan waktu, katamu
Rambutmu tak lagi lebat dan berkilau, aku tau
Tulang-tulang yang lemah
Aku ingin itu semua, yakinlah
Tetaplah ada sampai kita bersama-sama pergi,
Yang hilang itu telah menanamkan semangat untuk selalu ada
Yang lenyap hangus, menerangi kehidupan yang dahulunya buta
Kau yang telah pergi
Kutitipkan salam rindu menembus langit pengharapan
Yang Istimewa Akan Selalu Ada
Aku jaminkan diriku sendiri untuk menebusmu pulang
Membuat kau merasakan lagi semangkuk kesedapan menghirup udara
Melewati deras arus dan hantaman keras bebatuan kali
Kau mungkin hancur, tertaklukkan oleh kejam perjalanan
Melewati dingin dalam sempit kardus tanpa lampu
Meringkuk damai bersama hembusan takdir, kini mungkin kau
Kedua bola mata bersinar
Menari-nari bersama tiupan angin, dahulu
Mengibaskan seluruh duka, kau sebarkan benih kebahagiaan yang kini tumbuh lebat
Keceriaan kau ciptakan meski kau sebenarnya murung
Sekuat hati kau teguhkan kedukaanku
Mampukan sekarang aku menjaga ia tetap subur
Kau acuh tak mau berbagi lagi
Membuat aku percaya ketetapan adalah prosesi terbaik
Logikamu keras, tak pernah bisa mengerti bahwa aku besar karenamu
Aku akan jaminkan kehidupanku sendiri, untuk kau kembali
Percayalah
Keluar dari sekotak kardus sempit, jangan kau ulangi
Memastikan engkau lepas dari derasnya sungai yang membuat kita jauh
Terbaring Di Ranjang Jati
Ku benci ayah,
Meninggalkan aku dengan kesan kesempurnaan yang ia miliki
Kebahagiaan yang aku rasa abadi
Kau musnahkan saat kau hilang tanpa kembali
Aku hanya ingin kau gandeng lagi bagai putri
Membual setinggi langit, dalam dada kokohmu aku bercerita
Ceritakan lagi padaku tentang kisah nabi-nabi ayah
Tentang keutamaan budi yang selalu kau sebut prinsip
Contohkan padaku, kenapa engkau berlari!
Penuh kemarahan aku memaki,
Aku tau engkau di tanah sunyi
Kerinduan memaksa aku datang hanya untuk meliat mata mu yang mulai sayu
Cahaya yang mulai meredup
Tak aku paham manakah yang menguasaiku
Benci padamu berada di lima puluh persen
Aku saksikan kau telah menjadi lemah
Kenapa kemarin ayah harus lari
Takdir membalas kebencianku padamu
Aku temukan kau terbaring di ranjang kayu jati
Rindu Buat Ayah
Maafkan aku ayah , terima kasih ayah
Ayah Begitu Sempurna
Ayahku Hidupku
Merindumu
Tersenyumlah waktu kau mengingatku
karena waktu itu ku benar-benar merindukanmu..
menangislah waktu kau merindukanku
karena waktu itu ku tak berada disampingmu..
tersenyumlah waktu kau mengingat kenangan termanis kita
karena waktu itu ku tak lagi bersamamu..
Lihatlah bintang-bintang yang bertaburan dilangit biru
tataplah bulan yang bersinar terang..
karena disana tersedia cintaku yang selamanya menantimu
lihatlah rintik-rintik hujan dan tataplah daun-daun yang berguguran
karena disana adalah simbol rinduku padamu..
Kasih.. meskipun kita jauh,
namun, ku tak dapat melupakanmu
karena engkaulah cintaku,sayangku,dan rinduku, termasuk hidup dan matiku..
aku tak barangkali terbang mencari cinta yang lain
karena dihatiku ini hanya tercantum nama mu..
Walau kita terpisahkan oleh jarak dan waktu
namun, tak kan mengubah rasa sayangku ini padamu
ku ingin kau kan menungguku disana..
ku ingin kau kan setia dengan cintaku ini..
ku titipkan hatiku ini padamu, sehingga kau selamanya menjaganya
ku ingin kau tak kan melukai hatiku ini..
Malam ini begitu sepi tanpa senyumanmu kasih..
ku tatap sang rembulan yang indah, ku titip pesan padanya
wahai rembulan, sampaikanlah rinduku padanya
aku tak mau kehilangannya,aku sungguh menyayanginya
disini selamanya tersedia doaku hanya untukmu kasih..
Rindu Ingin Bertemu
Sayang……………
semenjak kau pergi hidup ku mulai sunyi
sampai kapankah kita kan berjauhan sperti ini
ku igin kita seprti pernah lagi
selalu bersama,suka maupun duka
Tiap waktu ku selamanya merindukan mu
dambakan hadirmu selamanya di segi ku
selalu ku ingat waktu kita dahulu bersama
Kini ku benar-benar merindukan hadirmu
canda dan tawa mu yang mampu buat ku ceria itu
akankah kita mampu dengan lagi
hengki kembalilah ke sini
ku rindukan belaian kasih sayangmu di sini
Rindu
Ketika…..
Rindu sudah menjelma disebuah hati
Identitas tak dapat lagi terkenali
Tak acuhkan gemuruh angin yang menyapa
tak acuhkan desir pasir yang mengejar
Jika kerinduan sudah tertanam dilubuk hati
Semua tak tersedia artinya.
Hanya pertemuan dengan Sang Habibi Qolbi
Yang dapat merubah segalanya
Merubah kegetiran dalam jiwa
menjadi sebuah bunga yang merekah.
Disuatu bintang saya menunggumu
Tuk menemuiku tuntaskan Rindu….
Kerinduanku
Berjalan dalam kegelapan hidup ku
tanpa sebuah cahaya yang menerangi…
mata ku tak mampu melihat indah nya sebuah cinta
buta sebab diri mu,yang kini berada salah satu sayup-sayup angin
Wajah mu kini hanya sebuah uraian dalam benak ku
tak nyata dan tak mampu lgi saya sentuh…..
senyuman mu,kini menjadi sebuah suka untuk ku…
kebahagiaan yang tak nyata bagi ku…
Hati ku kini tertingal oleh waktu yang tak henti henti nya berlalu….
menggenggam sejuta kerinduan yang dalam….
memendam cinta yang kelam….
Walupun kini hanya tinggal sebuah cereita,namun saya selamanya percaya
suatu saat,dirimu dapat datang dalam detik-detik waktu di hidup ku….
karna hati ku,hanya mampu mencintai dan merindukan kamu dan hnya kamu dlam hati ku….
Rinduku
Mungkin cuma mega,
yang dapat mengantarku segera.
kepada langit,
kusampaikan setumpuk rindu ini,
kepada matahari,
kutitipkan seribu lembar kalimat indah ini untukmu.
yah….untukmu.
Mungkin gelora ini udah lama berkelana,
dan udah lama pula kemauan ini terpenjara.
Pada cakrawala senja pernah kutanyakan kabarmu.
pada pekat jendela malam pernah jua kukorek ceritamu.
Disini,
disepenggal cerita langit ku bersenandung.
tentang bintang,
tentang terang,
tentang kecupan,
tentang rangkulan.
Adakah kau pun disana rindu,dinda?
padaku?
pada kelana,
pada perjalanan,
pada debu-debu.
Adakah kau inginkanku,dinda?
pada tanah yang kupijak,
pada langit bernaung.
kusampaikan rindu teramat sangatku, padamu.
Rindu
Rindu….
Bagai mendung tanpa hujan
Bagai pelangi tanpa warna
Bagai taman tanpa bunga
Demikianlah hidupku tanpamu
Ingatkah engkau bakal rintik hujan ini?
Ingatkah engkau bakal merdu nyanyian burung?
Ingatkah engkau sengatan lebah di tangan ini?
Dan ingatkah engkau bakal masa kami dulu?
Sungguh bak sayur tanpa garam
Hidupku hambar tanpamu
Ini rinduku untukmu
Rindu yang menerjang bak ombak ditepi laut
Rindu yang tetap menghendaki mengejar kamu
Tapi, entah di mana sekarang engkau berada
Rasa ini bisa saja bakal abadi di hati
Tak bakal hilang tersapu debu
Tak bakal goyah di goncang bumi
Tak bakal pergi , cuma untukmu kupertahankan
Rinduku tetap cintaku
Bukan Dulu Lagi
Indah mulai benci misalnya ku ingat
ingin ku lagi duniaku dulu
ku perbaiki waktu
musnah semua menghilang jauh
Kamu mesti tau…
entah pernah , lusa , kini dan seterusnya
rasaku itu tetap sama
aku tetap sayang mirip kamu
Aku sebetulnya tercipta bukan bersama kesempurnaan
sadarlah wahai kasih ..
percayalah aku jauh dari yang kamu cintai
karna itu jauh pula cintaku untukmu
Rinduku
Rindu..
Rindu..
Rindu..
Rindu dihati ini
Tersirat bayangan wajahmu
Gelora asmaraku padam
Aku rindu
Terpikat bayangan wajahmu
Sungguh tak mungkin
Tuhan tolong aku
Rindu ini terpenat dihatiku
Menggoyah pikiran
Memikat kekuatan
Aku rindu..
Air mata bederai dipipiku
Isak tangis bertabur rindu
Kenanganku
Masa laluku
Aku menangis karena rindu
Merindu
Ku merindu mu
Rindu yang menggelora
Tiada hari tanpa memikirkan mu
Tak pernah tersedia bosannya
untuk mengingat mu
Badaipun bakal ku terjal
Asal ku dapat bersama bersama mu
Hati dan jiwa terus berontak
ingin bertemu
Tak dapat ku menepis
Bayang mu yang slalu terlintas di depan kata
Dapatkah ku bertemu bersama mu ???
Sedang jarak dan selagi slalu memisahkan kita
Akankah kami dapat bersatu dalam indahnya dunia ???
Sedang tembok yang tinggi menjulang menghalangi kita
Hanya hati dan perasaan kita_lah yang dapat
mempersatukan kami .
Puisi Rindu Untuk Kenangan
Dalam kehidupan manusia pastilah memiliki kenangan. Terkadang kenangan tersebut membuat kita rindu dan ingin untuk mengulangnya kembali. Namun apa daya, kenangan yang notabene sudah berlalu tentunya tidak dapat diulangi lagi.
Oleh karena itu ketika kita rindu untuk mengulangi lagi kenangan, menulis puisi adalah cara yang tepat untuk melampiaskan kerinduan tersebut. Di bawah ini akan tersaji contoh puisi rindu pada saat kita ingin mengulang kembali kenangan yang telah lalu :
Di Sebuah Tanah Lapang
Kedamaian dipersembahkan hidup
Mempersilahkan siapa saja untuk menikmati jamuan itu
Tertawa lepas, tanda tak ada duka cita
Hidup memberikan dirinya secara Cuma-Cuma
Aku tak pernah percaya bahwa bahagia menjadi hutang yang menjerat
Rasa tenang, damai dan terkasihi
Mereka semua menuntut cicilan terbayar seketika
Disini, hidup memberikan aku mutiara sebesar gunung
Disini, kau ambil dia kembali dalam perut bumi
Aku kau tanam untuk selalu bisa melihat kegembiraanku
Tangan dan kaki terjerat, dan mulut tertutup
Sesekali terlihat engkau yang menyuruh aku berlari
Aku merangkak bagaikan ulat
Rumput dan debu kadang harus masuk ke dalam bola mataku yang kini menjadi pedih
Jangan kau pikir kuit mulus ini utuh
Sobek pun tidak akan pernah kau hiraukan
Kau teriakkan selalu kata pisah di tempat pertemuan
Agar aku tersiksa rindu kembali ke saat itu
Dingin, Membeku Bersama Bayang
Bangunan itu sekarang telah menjadi tua
Sendiri menunggu kehancuran yang tak pernah bisa ia tahan
Dinding rapuh mengancam setiap jiwa yang mencoba mendekat
Rumput liar ia perintahkan tumbuh lebat
Pepohonan besar dia minta menjadi angker
Semua hewan melata diundangnya
Perjamuan akan dimulai
Pesta pora sedang berlangsung
Dentingan gelas-gelas penuh rasa sengsara
Disajikan semua kenangan agar habis tak tersisa
Bangunan tua membiarkan waktu mempercepat kematian
Aku tua, sendiri tanpa penghuni
Suatu saat kau kenang aku tempat tercipta gelegar tawa
Tempat anak-anak yang kini begitu angkuh kau besarkan
Rindu Malam
Jerit malam ini
membangunkan singa didalam gundahku
tak pasti
tapi inilah nyatanya
rasanya terkurung didalam jeruji besi
yang digenggam jemarijemari hatimu
yang membisikkanku tentang rindu
disaat kau jatuhkan perasaanperasaan itu
aku cuma memungutnya
sambil menghirup wangi nafasmu yang masih membekas
di jalanjalan yang kau lalui
Aku Ingin Tahu
Aku mendambakan kau tahu
dalam ukiran wajahmu selalu terpancar pelangi
bak cahaya surgawi
dalam hatimu selalu terajut wewangi
bagai aroma kasturi
dan itulah yang memicu cinta berkembang
di telaga hatiku ini
Aku mendambakan kau tahu
cintaku dan cintamu
seperti batu yang sukar untuk dipecahkan
seperti angin yang selalu berhembus di sela-sela
jemari rindu
seperti air yang mengalir dalam
batas area dan waktu
karena itulah aku mencintaimu dengan
apa terdapatnya dirimu
Pesan Rindu
Malam menusuk hingga tulang rindu
Menepis segala khawatir didalam ranting bulan
Awan kelabu mengukir prima wajahmu
Bintang menari-nari menyembuhkan pilu hatiku
Kau lagi tumpah ruah didalam lambung kenangan
Sadar dan kusadar kau cuma bayang penuh misteri
Menerbangkan dedaunan gelisah didalam jalanjalan kerinduan ini
Terasa layaknya samudera tanpa batas yang mengatasi kita
Tetapi butiranbutiran rindu ini tercecer dan mengkristal di jalanjalan yang kulalui
Saat ini rindu membisik dingin didalam gelapnya hari
Kuharap malam menyampaikan pesan ini
Sebelum kumembeku dan mati
Hujan Hari ini
Walau tumpahan detik udah lantas bersama dengan redah hujan,
namun memoriku tak berhenti memikirkanmu…
Kita berdua melawati jalan-jalan
bersama hujan yang menaut pada busana yang kita kenakan
Bukan gigil karena kuyup kusekarang,
tetapi karena rindu yang mengulangi kenangan,
Itulah sebermula cinta dikuatkan!
Rindu Jemari Hati
Dalam lamunan
Aku melukis sepi
Tiada deru
Tetapi rindu selalu mendambakan bergemuruh…
Aku cuma termangu
membayangkan ronarona wajahmu menarinari didalam sepi
Dan lagilagi
Kau cuma jadi rindu di jemari hati…
Rindu Perlukan Senja
Disaat dedaun bertasbih
langit memerah temaram
aku terbaring berselimut debu
beralas rerumput di hamparan senja
Rindu begitu mengoyak tepin hatiku
jantung sesekali bercuap resah tanpa detak
siluet wajahmu teruntai pada gemawan awan
terpautlah segala rindu dan kenangan
Gemuruh nada pada tiap rumah Tuhan
pertanda kuharus langsung berhenti menikmati sepi
dan di sini
aku merasakan makna rindu
ialah
bila sepi memberi salam dan kau jauh dariku,
tetapi begitu dekat berasal dari ingatanku
Semakin jadi kini
rindu dipelukan senja
memanjakanku jadi selaksa rindu pada keheningan
Lukisan Rindu
Malam terus menyerbakkan bau rindu
pisau sunyi menikam kelam
seketika aku pun terkena tikamnya
Hinggaku tak kuasa membendung rinduku
padamu
yang tertumpah di sini
Tumpahan rinduku terus membulir pada
lantai kamar
menguntaikan segala rasa dan
memutar lagi tiap-tiap kenangan
aku pun terus larung menikmati kerinduan
Tanpa kusadari tumpahan rindu udah menguap
dan dijadikan Tuhan tinta
pada lukisan indah-Nya
dengan hiasan bintang pada tepiannya
mempercantik hasil lukisan
yang menjadikannya penawar
ialah wajahmu
ya wajahmu yang udah Tuhan lukis
di kanvas langit malam ini
Menanti Rindu
Peron jadi tempatku
menanti rindu
rindu pepada kenangan bersama
yang udah lama tak kurasa
memetik buah ketidaksabaranku
dalam lamunan,
tetapi sesaat senyum berlabuh terukir
ketika memori terputar
Aku mendambakan menulis semua kenangan ini
sebelum jadi rindu dikemudian hari
karena esok adalah misteri
hari ini adalah kisah yang terguris
dan kemarin adalah buah rerindu yang manis
ketika hari ini
atau esok kucicipi rasanya
Sebuah Renungan
Sepotong bulan masih menempel pada langit pagi
Tanda alam udah membuka hari pada untaian baru
Aku terhanyut oleh tiap alunan dedaun pada reranting
yang sesekali meneteskan embun
Seperti hidup yang ga ada pernah terbaca,
Kadang tersedia tangis yang mesti menetes,
tetapi dzikir mesti selalu terucap
Terimakasih Tuhan udah mengirimnya pada hidupku
karena tiap kenangan tentangnya
adalah secangkir semangat pada diri
untuk mengawali hari tanpa kata menyerah dan berhenti
karena hidup adalah buah kebermaknaan yang berlangsung pada rutenya
dan berakhir pada perhentiannya….***
Kamar
Langit-langit bisu saja,
padahal rinduku rasanya udah menembus hingga terlihat menemui tuannya
kamar ini terhitung selalu saja persegi
tak tersedia ubahnya,
seperti rinduku yang tak ubahnya padamu
kasur dan alasnya, gordeng dan gantungannya, setumpuk busana didalam lemarinya,
tembok-coak dan di pada tepian tersedia yang sedikitsedikit kehilangan catnya
semua diam saja,
kusut terhitung didalam pikiranku, kusut terhitung kurasai didalam hatiku,
tak tersedia yang berubah,
tak tersedia yang bergerak,
biar mereka hidup pun
mereka takkan peduli
karena cuma satu yang tak berhenti,
hanya jarum jam pada jamnya dan pada dindingnya
ya begitu terhitung aku, berasal dari kesemuanya
hanya hati ini yang terus pada langkahnya,
mencari dan kucari terhitung langkah membebaskan rindu
Nelangsa
Gelap alap kurasa,
ternyana angin diamdiam berbisik:
“Di mana rinduan?”
Jarum arlojiku berlangsung terhitung tanpa henti,
tapi kemana jawaban ga ada bertemu
Awan tudung di atasku,
daundaun jatuh kuyu
dibawanya terhitung kabar:
“Tak tersedia lagi rinduan!”
Jarum Arlojiku terhitung tak peduli, selalu berjalan
dan aku terhitung belum menemu
nelangsalah
nelangsalah
nelangsalah
sekemudian tersedia pekik hati,
sepenuhnya ringis,
sepenuhnya tangis,
tanpa kusadari lagi, arlojiku
tetap pada rutenya,
tetap pada detaknya, berjalan
hingga tersedia yang dilahirkan alam:
pagi pun membawa kenelangsaanku.
Ingatlah
Kamu yang disana
Masih ingatkah kau denganku ?
Aku yang pernah tersiram senyum
Ingatkah ?
Ingatkah kamu ?
Kamu yang pernah bertutur
Akan selamanya ada
Digelap dan terangku
Aku masih ingat
Kamu yang menghapus hujan
Yang deras mengalir dipipi
Lalu kau rubah menjadi pelangi
Ingatkah ?
Kau hilang waktu ku tak ada
Kau pergi …
Hujan pun deras kembali
Bayang Wajahmu
Aku tengah memandangmu
di bawah bulan 1/2 lingkaran
membaca selaksa kilau di matamu
menafsirkan sirat cinta.
Maka kala kau memandangku
aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku
kau yang selamanya di wajahku
memelukku sarat rindu.
Suara debar jantungmu menjadi petunjuk
langkahku menelusuri jalur setapak di hatimu
surga yang mengetukkan sendiri pintu
untuk pulang kerinduanku
Rindu
Angin,,,,
Wajah sang kekasih,,,,
seketika menyemburat kerelung batin ini,
memancarkan senyuman-senyuman yang terindah
Menyematkan lambaian-lambaian manisnya
seolah-olah tak jenuh mengundangku untuk menujunya,mendekatinya,membelainya
lalu memeluknya erat-erat dan mempersembahkan sehelai kecupann hangat
yang takkan pernah terlupakan dalam bundelan helai histori hidupnya,,,
Dan,,,,
Aku tak pernah mencari-cari alasan
untuk membetulkan rasa sayang dan cinta ini padamu,
bila seluruh itu yang sudah tergaris
untuk kita berharapakan
dapat kita lewati masa-masa perih dan lewati masa-masa bahagia
aku dapat tetap menghendaki itu seluruh bersamamu
Puisi Rindu Untuk Tuhan
Sosok Tuhan yang kita sembah pun terkadang menjadi obyek kerinduan yang sangat mendalam. Dalam kerinduan terhadap Tuhan yang kita sembah, kita bisa mengungkapkannya melalui puisi seperti halnya contoh puisi rindu untuk Tuhan berikut ini :
Ratapan
Aku besar, tanpa balasan Kau anugrahkan
Kau biarkan semesta mengaminkan segala doa
Ucapan tanpa pengharapan pun Kau buat menjadi nyata
Mengijinkan langit memberi hujan tidak hanya sebatas kedamaian
Rimba membuka diri memperbolehkan miliknya diperebutkan
Penuh kasih kau sadarkan kemurkaan yang aku kerjakan
Hari ini, esok dan seterusnya kau tegur aku secara halus
Kepekaanku telah hilang Tuhan,
Kebaikan yang kau anugerahkan menjadikan aku lalai
Apakah ampunan masih akan Kau berikan
Dekaplah aku penuh kasih agar tak tersesat lagi
Aku terperdaya oleh jahatnya hati dan pikiran yang aku miliki
Tersesat sedang petunjuk selalu Engkau berikan
Rasa rindu tidak akan pernah hilang dengan berlalunya waktu. Mencari keberpihakan melalui puisi rindu adalah kekuatan untuk mampu berahan. Melawan putus asa tanpa harus menyayat kulit rindu yang ringkih.
Itulah contoh-contoh puisi rindu yang dapat ditujukan untuk siapapun atau apapun. Betapapun rasa rindu itu memberikan penderitaan. Satu hal yang harus anda ingat bahwa kerinduan anda datang karena besarnya rasa cinta.
bolehkah ijin untuk puisinya saya jadikan video short?