Puisi Berantai – Puisi berantai adalah gabungan antara beberapa puisi yang saling berkaitan dan dibacakan sekaligus dalam satu kesempatan penampilan.
Sebuah puisi berantai dibacakan oleh dua orang atau lebih seperti sebuah percakapan. Puisi-puisi dalam sebuah puisi berantai digabungkan karena memiliki isi, diksi, dan metafora yang saling kontradiktif. Penekanan pada puisi jenis ini adalah menggabungkan puisi-puisi dengan tema berbeda dalam satu pementasan pembacaan.
Penggabungan puisi tema-tema berbeda ini dilakukan dengan menyambungkan kata terakhir menjadi kata pertama pada bait selanjutnya yang dibacakan oleh orang yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat mengenai contoh puisi berantai berikut.
Baca Juga: Puisi Sahabat
Contoh Puisi Berantai 3 Orang I
Puisi berantai tiga orang dilakukan oleh tiga orang yang membacakan tiga buah puisi berbeda tema dalam satu pementasan. Berikut adalah contoh puisi berantai tiga orang yang berjudul Pesan Orang Tua.Puisi Pesan Orang Tua pada dasarnya adalah kumpulan nasehat yang disampaikan oleh orang tua kepada anaknya.
Yang menarik adalah nasehat-nasehat ini dijadikan sebagai sebuah puisi berantai, sehingga memiliki tiga buah nasehat yang berbeda. Pertama adalah nasehat mengenai agama Islam, kedua adalah nasehat mengenai cinta, dan ketiga adalah nasehat mengenai kemerdekaan.
Keterangan:
1: Nasehat mengenai agama
2: Nasehat mengenai cinta
3: Nasehat mengenai kemerdekaan
Pesan Orang Tua
1: Ibu dan ayah selalu berpesan, shalat jangan pernah ditinggalkan, lalai sekali kan jadi kebiasaan, ajakan setan begitu menggiurkan, menyergap menyerbu merongrong iman…
2: … adalah apa yang kau yakini, kodrat hati juga adalah urusan Ilahi, siapa yang mau jadi duri. Bila…
1: … cobaan datang laksana badai, tak boleh keyakinan jadi amblas, atau mata hati jadi bebal, percayakan bahwa pertolongan kan selalu ada, bagi setia hamba semesta alam…
2: … saja, hati mau dikata, tak perlu banyak upaya. Semua pasti inginkan bahagia, jalin kehidupan indah…
3: … kemerdekaan tak berhenti pada kata merdeka, indah kemerdekaan adalah mimpi yang harus dibayar nyawa, indah kemerdekaan tak lagi diimbangi usaha, indah…
1: … -nya dunia tidaklah abadi, semua kebaikan yang ditanam kan berbuah manis, laksana janji Allah yang kekal, asal tetap berjalan pada koridor agama, maka tak boleh terperdaya bisikan setan jahanam…
3: … duh, tak bisa lagi menyalahkan penjajah, karena bangsa ini sendiri yang ingin dijajah, lupa akan apa yang telah generasi lalu perjuangkan, berongkang kaki foya tanpa tujuan. Mengaku…
1: … Islam adalah agama yang haqiqi, tiada sesal yang akan mengiringi, hidup dunia laksana nikmat surgawi, berpegang Quran Sunnah alangkah suci, pesan Nabi agar senantiasa murni…
2: … hati itu yang dicari, tak perlu sampai menipu diri…
3: … lalai padahal memang tak punya niatan, enggan hadapi…
1: … hidup tanpa rasa takut, para pemasal pasti akan kalut, karena ladang amal seakan menyusut, lihat mukmin dengan rasa kalut, senantiasa jalani hidup dengan senyum…
2: … harus terus dipasang, tak peduli pada apa yang tengah dirasakan, semoga saja dapatkan apa yang dinantikan, sehingga akan rasakan kebahagiaan tanpa…
3: … perubahan, terlalu asyik menikmati apa yang disajikan, hingga melupakan semua mimpi besar yang telah dianyam.
Baca Juga: Puisi Ws Rendra
Contoh Puisi Berantai 3 Orang II
Masih menggunakan tiga orang pembaca puisi yang membacakan tiga buah puisi berbeda dalam satu waktu pementasan. Berikut adalah contoh puisi berantai tiga orang yang memiliki konsep jenaka. Peran yang diambil adalah seorang ustadz, preman, dan pujangga. Berbeda dengan contoh puisi sebelumnya, puisi ini ditulis dengan menggunakan bahasa percakapan dan tidak banyak menggunakan metafora yang biasanya mewarnai penulisan puisi.
Keterangan:
1: Ustadz
2: Preman
3: Pujangga
Antara Ustadz, Preman, Dan Pujangga
1: Assalamu’alaikum warrahmatulla wabarakaatuh, saudara-saudara sekalian Alhamdulillah kita diberikan kesehatan bisa…
2: …tawuran! Tawuran itu sudah jadi hobiku, kalau perlu sampai tiga kali sehari, hanya perlu mengambil tongkat besi dan ayunkan saja sampai mengenai…
3: … calon mertuaku, tak sabar daku untuk meminang putrimu, yang cantik jelita dan pintar dan…
2: … cabe-cabean, yang suka naik motor matic dengan celana minim, membuatku ingin…
1: … ruqyah, wahai setan dan jin yang bersarang di tubuh manusia, segeralah kau…
3: … mencium keningku, sebagai tanda sayangmu pada…
1: … setan! Masih belum mau keluar juga! Padahal sudah saya bisikkan…
2: … sumbingehh! Teriakanku mengawali tawuran, seperti dalam film…
3: … Ijab Qabul, aku gugup dan gemetaran, karena…
1: … melihat setan di antara…
3: … matamu yang indah, membuat jantungku berdebar. Hingga ingin ku hampiri dirimu dan membisikkan…
1: … istighfar! Setan, masih juga tidak mau keluar, seperti ingin…
2: … kucongkel matamu, apa lihat-lihat?! Kenapa itu mata pakai melotot segala? Berani? Tidak tahu kalau aku ini…
1: … neraka jahannam adalah tempat bagi setan dan iblis yang…
3: … disatukan oleh janji suci yang membuat…
2: … para preman sepertiku ini sukanya minum…
1: … air zam-zam yang akan membuat setan merasa…
3: … malam pertama, aku jadi tegang karena melihat istriku…
1: … kesurupan dan rasanya saya ingin…
3: … bisa hidup bahagia bersamamu.
Baca Juga: Puisi Bahasa Jawa
Contoh Puisi Berantai 4 Orang
Dilakukan oleh empat pembaca puisi yang saling membacakan empat buah puisi berbeda. Contoh puisi berantai empat orang ini mengusung empat tema, yakni kerinduan, cinta, kenegaraan, dan terluka.
Keterangan:
1: Hati yang merindu
2: Hati seorang pecinta
3: Hati sang negarawan
4: Hati yang terluka
Percakapan Antar Hati
1: Pada suatu masa, kita pernah bersama, berbagi canda tawa, bersama dalam duka lara. Memori telah terpatri, terbingkai dengan rapi, di satu sudut hati, tak pernah berkawan sepi…
2: … tak pernah lagi dirasa, sejak dirinya hadir di dunia, sepi tak lagi bermakna, kini hidup penuh suka…
3: … disambut gempita oleh seluruh bangsa, sang pembawa asa. Sebagai simbol kepahlawanan, wujud nyata dari sebuah harapan…
4: … terdiri dari kumpulan angan, yang menyatu menjadi keinginan. Keinginan yang melambung tinggi, hingga masuk merasuki mimpi…
3: … seorang anak bangsa dari pedalaman, menganyam cita akan kemajuan. Tak peduli akan gunjingan, hanya sanggup melihat tujuan, berjuang mewujudkan harapan…
4: … telah membuat bertahan, dari segala badai cobaan. Cobaan tak lagi dihiraukan, mengingat bayang-bayang senyuman…
2: … yang terkembang malu, lirikan mata menjadi sipu, sapa hangat meski ragu…
3: … tak dikenal, yang ada hanyalah keyakinan…
1: … terbantahkan. Menjadi saksi kesetiaan bulan. hanya doa yang bisa dipanjatkan, agar rasa ini tersampaikan. Namun apalah daya, diri tak miliki kuasa, karena diri hanyalah papa, punya rasa tanpa upaya…
3: … -kan yang terbaik bagi atas nama ibu pertiwi, tanpa ragu berkorban diri. Inilah bukti akan sebuah pengorbanan, yang tak butuhkan imbalan, walau tua datang tak lama…
2: … debaran ini mulai terasa, sebagai suatu penerang jiwa, tiap kali melihat wajahnya, yang pancarkan sejuta pesona, hingga hati mulai terbiasa…
4: … akan luka, dan berteman dengan duka. Senyum telah terkembang, bukan untuk disimpan, melainkan biarkan tetap terbang, membawa sebagian kebahagiaan…
3: … rakyatlah yang paling utama. Bagaimana mengetahuinya? Tanya saja pada yang sedang berkuasa. Simbol mayoritas, kumpulan harap yang meretas, wujudkan angka berbilang, acuhkan suara yang hilang…
4: … sudah, lepaslah, terbang tak tentu arah, tak lagi bisa dijamah. Hilang semua kepercayaan, lepas semua harapan, terbang segala impian, tak lagi jadi tujuan…
Puisi berantai ditekankan pada pementasan, bukan pada penulisannya. Setiap pembaca puisi perlu mendalami karakter yang diperankan masing-masing. Kesuksesan pementasan puisi ini dilihat pada kemampuan para pembaca puisi dalam menyambungkan antar puisi-puisi yang berbeda tanpa adanya kejanggalan.