Cara Menanam Jagung – Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim (annual) yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Karena merupakan salah satu sumber karbohidrat selain padi dan gandum, jagung dapat digunakan sebagai alternatif sumber pangan.
Untuk mendapatkan jagung berkualitas baik, tentunya perlu pemahaman mengenai cara menanam jagung mulai dari pembibitan hingga jagung siap untuk dipanen.
Cara Menanam Jagung
Baca Juga: Cara Menanam Bunga Mawar
Karena merupakan tanaman yang mudah mengalami kerusakan, diperlukan pengetahuan mengenai cara menanam jagung yang benar sehingga menghasilkan jagung dengan kualitas baik. Berikut cara menanam jagung yang dapat dilakukan untuk menghasilkan jagung kualitas baik.
1. Memilih Bibit Jagung Yang Akan Digunakan
Langkah pertama yang dapat dilakukan sebelum menanam jagung yaitu memilih bibit jagung yang akan digunakan. Bibit yang digunakan untuk menanam sebaiknya berasal dari benih jagung yang berkualitas dan tergolong sehat.
Saat memilih benih, hindarilah benih yang memiliki kecambah jelek, terkena hama atau penyakit karena dapat menurunkan kualitas jagung yang ditanam.
Selain itu, pastikan dulu jenis jagung apa yang akan ditanam. Setidaknya ada beberapa jenis jagung yang biasa dibudidayakan seperti jagung manis (Sweet Corn), jagung berondong (Pop Corn), jagung tepung (Floury Corn), jagung gigi kuda (Dent Corn), jagung mutiara (Flint Corn), jagung pod (Pod Corn), dan jagung ketan (Waxy Corn).
2. Mengolah Lahan Tanam
Lahan tanam merupakan media penting yang digunakan dalam penanaman jagung. Karena penting, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar menghasilkan jagung yang lebih berkualitas.
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan mencangkul tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur. Setelah digemburkan, tanah diberi pupuk dan didiamkan selama 5 – 7 hari.
Tanah yang digunakan untuk menanam jagung haruslah cukup mendapatkan sinar matahari. Jika tanah yang digunakan tidak cukup hangat untuk menunjang pertumbuhan jagung, tanah dapat ditutupi dengan plastik hitam yang telah diberi lubang. Plastik hitam yang digunakan dapat menaikkan temperatur tanah dan menjaga suhunya agar tetap hangat.
Selain dilakukan penggemburan, lahan yang digunakan untuk menanam dibersihkan dari gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan jagung.
Bila tanah yang digunakan memiliki tingkat keasaman yang tinggi maka perlu dilakukan pengapuran dengan menggunakan kapur dolomit.
Perhatikan pula drainase lahan agar jagung tidak tergenang oleh air berlebih yang dapat membuatnya tidak dapat tumbuh dan mati.
3. Membuat Bedengan Pada Lahan Tanam
Lahan tanam yang akan digunakan untuk menanam jagung perlu dibuat bedengan karena berguna untuk drainase. Bedengan dapat dibuat dengan membuat lubang dengan kedalaman ±1 meter dengan tinggi 20 – 30 cm dan panjang yang disesuaikan dengan lahan yang digunakan untuk menanam jagung.
Setelah bedengan telah selesai dibuat, buatlah lubang tanam dengan kedalaman ±5 cm dengan jarak antar lubang tanam sejauh 50 – 70 cm agar jagung yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.
Hal ini dikarenakan jika lubang tanam dibuat terlalu rapat pertumbuhan tanaman jagung akan terganggu karena akan saling merebut nutrisi dari dalam tanah.
4. Menanam Bibit Jagung
Musim yang baik untuk menanam jagung yaitu ketika musim penghujan karena jagung akan mendapatkan pengairan yang cukup. Namun, bila jagung ditanam pada musim kemarau, pastikan miliki pengairan yang baik agar bibit yang ditanam tidak mati.
Penanaman jagung dapat dilakukan dengan menaruh 1 – 2 butir bibit jagung pada lubang tanam yang telah dibuat dengan kedalaman 5 cm. Saat penanaman bibit, pastikan pula jarak antar tanaman agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman lain.
Lubang tanam yang telah berisi bibit ditutup dan ditimbun dengan pupuk kompos sehingga bibit jagung memiliki nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya.
Jarak tanam bibit jagung besar tanpa diselingi tanaman lain yaitu 90 x 60 cm dan bibit jagung kecil 80 x 40 cm. Apabila jagung yang ditanam berfungsi sebagai tanaman penyelang, sebaiknya jarak tanamnya yaitu 200 x 80 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga jarak antar tanaman agar jagung tetap dapat tumbuh dengan baik.
Baca Juga: Cara Menanam Cabe
Perawatan Dan Pemeliharaan Tanaman Jagung
Baca Juga: Cara Menanam Seledri
Untuk menghasilkan jagung berkualitas baik, diperlukan perawatan dan pemeliharaan tanaman setelah bibit ditanam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Pengairan Lahan Tanam
Pengairan yang dilakukan setelah melakukan pembibitan merupakan hal penting yang harus dilakukan agar tanaman jagung mendapatkan air yang cukup.
Ada beberapa metode pengairan yang dapat digunakan yaitu menggunakan genangan, alur, bagian dari bawah permukaan, sprinkler, dan tetesan air. Metode pengairan yang paling banyak digunakan yaitu pengairan dengan menggunakan genangan.
Penggenangan dapat dilakukan dengan mengalirkan air menuju saluran drainase sehingga hanya bagian dari parit untuk drainase saja yang terkena air. Setelah digenangkan, air didiamkan dan dibiarkan meresap.
Namun, jika tanah yang dimasukkan air mulai basah, sebaiknya air dikeluarkan kembali dari saluran drainase agar tidak menggenangi tanaman jagung.
2. Penyulaman Tanaman Jagung
Salah satu teknik yang digunakan untuk memelihara dan merawat tanaman jagung yaitu penyulaman. Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengecekan secara berkala terhadap bibit jagung yang telah ditanam.
Pengecekan dilakukan ±1 minggu setelah bibit ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah bibit yang ditanam tumbuh dalam keadaan baik dan normal.
Jika pada saat pengecekan ditemukan bibit jagung yang tidak tumbuh atau mengalami kerusakan maka perlu dilakukan pembibitan ulang.
Pembibitan ulang dimaksudkan untuk memaksimalkan lahan yang digunakan untuk menanam dengan menggantinya menggunakan bibit baru yang baik.
3. Penyiangan
Hal penting yang harus dilakukan ketika tanaman jagung sudah tumbuh yaitu melakukan penyiangan. Penyiangan merupakan proses pembersihan tanaman dari gulma, hama, maupun parasit yang dapat mengganggu pertumbuhan jagung yang ditanam.
Cara ini dapat dilakukan ketika jagung sudah berusia ±2 minggu pertamanya minimal sekali dalam seminggu. Hama yang biasa menyerang tanaman jagung yaitu belalang, ulat tongkol, pengerek, ulat daun, ulat grayak, serta lalat bibit.
Kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dapat menyebabkan kerusakan hingga kematian pada tanaman. Untuk mencegah penyerangan hama, tanaman dapat diberi insektisida secara rutin.
4. Pemupukan
Selain melakukan penyiangan, pemupukan merupakan proses penting yang harus dilakukan ketika melakukan budidaya jagung.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah serta meningkatkan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman jagung untuk tumbuh. Pemupukan dapat dilakukan ketika tanaman jagung memasuki bulan kedua.
Selain menggunakan pupuk organik, pemupukan yang dilakukan juga dapat menggunakan pupuk kimia seperti DS, Ponska, serta ZA sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.
Pupuk yang digunakan harus diletakkan pada lubang sekitar tanaman jagung sehingga nutrisi untuk tumbuhnya dapat terpenuhi. Meskipun pupuk kimia dapat meningkatkan produktivitas tanaman, namun lebih disarankan untuk menggunakan pupuk organik.
5. Pemanenan Tanaman Jagung
Pemanenan dapat dilakukan ketika jagung memasuki hari ke 65 – 75 setelah penanaman. Jagung yang sudah dapat dipanen memiliki ciri kelobot yang sudah mengering, adanya lapisan hitam pada bagian dasar biji jagung, serta warna daun berwarna kuning dan agak kering.
Namun, jika varietas yang digunakan merupakan jagung Bima daun tanaman akan tetap berwarna hijau meskipun sudah tua. Pemanenan dapat dilakukan dengan memutar tongkol jagung.
Demikianlah informasi mengenai cara menanam jagung yang benar sehingga dapat menghasilkan jagung dengan kualitas baik.
Kualitas jagung yang dihasilkan tentunya akan mempengaruhi penerimaan masyarakat ketika jagung tersebut dipasarkan.