Cerita Kancil Dan Buaya – Cerita Kancil dan Buaya selalu menjadi dongeng yang diceritakan kepada anak usia dini dari berbagai zaman. Hal tersebut membuat cerita ini memiliki gelar sebagai fabel terpopuler sepanjang masa.
Cerita ini termasuk dalam jenis cerita fabel. Pengertian fabel sendiri adalah cerita atau dongeng yang menceritakan kehidupan sehari-hari hewan yang menyerupai manusia.
Penyerupaan yang dimaksudkan ialah seperti hewan dapat berbicara dengan sesamanya menggunakan bahasa manusia. Memang hewan juga memiliki bahasa sendiri untuk saling berkomunikasi tetapi suatu ketidakmungkinan jika manusia dapat mengerti bahasa hewan.
Alasan tersebutlah yang menggolongkan cerita Kancil dan Buaya sebagai karangan fiksi belaka. Namun, pesan moralnya dapat diterapkan di kenyataan.
Tujuan dari dongeng fabel ini adalah untuk mengedukasi anak-anak agar tidak meniru sifat jelek dari tokoh kancil dan buaya. Di samping itu, diharapkan juga dapat mengambil sisi positif dari cerita ini.
Cerita Kancil dan Buaya ini biasanya menjadi pengantar tidur anak-anak sehingga sisi positif atau pesan moralnya diharapkan dapat terdoktrin.
Cerita Kancil dan Buaya ini memiliki beberapa versi dan semuanya memiliki alur cerita yang sama. Versi pertama yakni tentang Kancil yang akan membagikan daging kepada para Buaya. Versi kedua yaitu tentang Kancil yang akan membagikan undangan dari Raja Sulaiman. Terakhir, versi ketiga menceritakan bahwa Kancil akan menyerahkan diri pada Buaya.
Semua versi cerita Kancil dan Buaya memiliki inti bahwa semua yang dijanjikan kancil kepada buaya hanyalah tipuan. Kancil hanya ingin memanfaatkan buaya untuk menyebrangi sungai atau menipunya agar dapat menyelamatkan diri. Berkali-kali buaya pun tertipu. Berikut ini adalah gabungan beberapa versi cerita Kancil dan Buaya dalam satu narasi.
1. Pencarian Ide untuk Menyebrangi Sungai
[su_box title=”Pencarian Ide untuk Menyebrangi Sungai”]
Cerita Kancil dan Buaya versi ini berawal dari rasa lapar yang mengganggu si kancil. Pada suatu siang yang terik, kancil merasa perutnya sangatlah lapar. Ia mencari-cari makanan di sekitar tempat ia berteduh tetapi tak kunjung ia temukan. Memang terdapat hamparan rumput yang luas di dekatnya tetapi ia sudah sangat bosan.
Si kancil terus berjalan pelan menuju ke arah sungai. Ia merasa sedikit kehausan. Ketika ia akan minum di pinggir sungai, ia melihat seekor buaya yang sedang tidur. Ia minum dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan buaya tersebut. Sembari minum air, ia melihat kebun timun yang lebat di seberang sungai.
Rasa laparnya yang awalnya hilang menjadi muncul kembali karena melihat timun segar dari kebun di seberang sungai. Kancil ingin sekali menuju ke kebun timun tersebut tetapi ia harus dapat menyeberangi sungai tanpa termakan oleh para buaya. Berenang menyusuri sungai adalah suatu ketidakmungkinan dan sama saja dengan berusaha membunuh dirinya sendiri.
Kancil berpikir cukup lama tanpa menimbulkan suara agar tidak membangunkan seekor buaya yang sedang tidur. Akhirnya ia menemukan ide untuk dapat menyeberangi sungai tersebut. cara tersebut adalah dengan menjadikan para buaya sebagai jembatan. Agar buaya mau dijadikan jembatan, ia harus menipu para buaya bahwa ia akan membagikan daging segar.
[/su_box]
Baca Juga: Contoh Cerita Fiksi
2. Kancil Berkata akan Membagikan Daging untuk Para Buaya
[su_box title=”Kancil Berkata akan Membagikan Daging untuk Para Buaya”]
Setelah yakin dengan idenya untuk menggunakan iming-iming daging segar, kancil berusaha membangunkan sang buaya. Kancil awalnya membangunkan buaya dengan perlahan, tetapi sang buaya tak kunjung juga bangun. Akhirnya ia berteriak dengan keras untuk membangunkannya. Buaya sangat kesal karena ada yang berani membangunkan dirinya dari tidur siangnya yang lelap.
Buaya bertanya kepada kancil mengapa begitu berani membangunkan Buaya yang sedang tidur terlelap di siang hari. Si Kancil menjawabnya dengan berani dan penuh keyakinan bahwa ia akan membagikan daging segar untuk para Buaya di sungai ini. Sang Buaya kegirangan karena kebetulan ia belum mendapatkan mangsa satu pun sejak pagi.
Mendengar ada berita baik tersebut sang buaya berusaha memanggil buaya-buaya lain yang ada di sungai tersebut. Kancil menahan tawa karena begitu mudahnya buaya tersebut ia kelabui dan langsung memanggil semua temannya. Satu per satu buaya bermunculan. Beberapa buaya bertanya mengapa mereka dikumpulkan padahal ini adalah jam istirahat yang paling enak.
Buaya pertama menjelaskan bahwa kancil akan membagikan daging segar kepada semua buaya di sungai ini. Beberapa buaya merasa senang karena kebetulan ikan-ikan di sungai telah banyak bermigrasi ke sungai lain. Namun ada juga yang curiga lantaran kancil terkenal dengan tipuannya. Hanya dengan sedikit pembelaan semua buaya 100% percaya pada kancil.
[/su_box]
3. Pura-pura Menghitung Buaya yang Ada di Sungai
[su_box title=”Pura-pura Menghitung Buaya yang Ada di Sungai”]
Semua buaya tak sabar ingin mendapatkan daging segar. Kancil berkata bahwa ia harus memperkirakan berapa potong daging segar yang akan ia bagikan. Seorang buaya bertanya cara apa yang dapat dilakukan agar kancil dapat mengetahui jumlah potongan daging tersebut. Kancil merasa sangat puas karena sampai detik itu, semua buaya percaya kepadanya.
Kancil memerintahkan para buaya untuk berjejer di sepanjang sungai sehingga membentuk sebuah jembatan ke daratan di seberang kancil. Setelah buaya-buaya berjejer seperti jembatan, kancil menghitungnya dengan melompati semua buaya di sungai. Kancil menjelaskan dengan cara tersebut semua buaya akan terhitung dan tidak akan ada buaya yang tidak mendapatkan daging segar.
Ketika kancil akan melompat, salah satu buaya berkata bahwa mengapa bukan ia saja yang menghitung daripada kancil bersusah payah melompat. Kancil tersentak dengan ide tersebut. Ia tetap berusaha santai dan terlihat wajar. Buaya itu mulai menghitung tetapi buaya tidak hafal angka dan berhenti pada hitungan ke tiga.
Akhirnya para buaya memerintahkan kancil untuk segera melompati mereka. Kancil melompat di kepala para buaya sembari menghitungnya. Tiba di buaya yang paling tepi kancil bersorak dan tertawa lepas. Ia mengatakan bahwa daging itu hanya tipuan. Para buaya sangat kesal tetapi salah satu buaya memiliki rencana menangkap kancil di lain kesempatan.[/su_box]
Baca Juga: Cerita Ramayana
4. Tipuan Undangan dari Raja Sulaiman
[su_box title=”Tipuan Undangan dari Raja Sulaiman”]
Setelah puas menipu para buaya, kancil makan dengan lahap semua timun di kebun pak tani. Sesekali para buaya melihat kancil makan dan bergumam, “makanlah yang banyak agar dagingmu cukup untuk semua Buaya di sungai ini.” Kancil tidak memedulikan para buaya yang diam-diam mengawasi gerak-geriknya.
Timun demi timun ia makan dan tak terasa perutnya sudah terisi penuh. Sambil membersihkan sisa-sisa cuilan timun di giginya ia mulai berpikir bagaimana caranya ia dapat kembali menyeberangi sungai. Kancil mulai mengetahui bahwa para buaya diam-diam merencanakan sesuatu. Lalu muncullah burung gereja, kancil menyapa burung gereja dan mengajaknya mengobrol pelan.
Buaya berusaha mendengarkan obrolan mereka tetapi gagal, posisi kancil dan burung gereja terlalu jauh. Sembari mengobrol kancil terus berpikir dan akhirnya menemukan cara untuk menipu para buaya lagi. Kancil berpesan kepada burung gereja jika Kancil memanggilnya burung gereja harus mengangguk-angguk. Kancil berjalan mendekati bibir sungai dengan berusaha tak terlihat takut.
Lalu kancil langsung berkata bahwa raja Sulaiman akan membagikan undangan pesta. Kancil mengatakan bahwa kabar tersebut ia dapat dari burung dan berteriak, “benar kan perkataanku?” Burung pun mengangguk. Buaya pun percaya dan membiarkan kancil melompati mereka. Saat kancil tiba di ujung sungai, burung berkata bahwa pesta telah dilaksanakan minggu lalu. Tertipulah para buaya.
[/su_box]
5. Rencana Balas Dendam Para Buaya
[su_box title=”Rencana Balas Dendam Para Buaya”]
Kesal tertipu dua kali oleh si kancil para buaya mengadakan musyawarah untuk menyusun siasat menangkap kancil tanpa memancing kecurigaan kancil. Para buaya bersahut-sahutan mengutarakan idenya. Beberapa buaya berkumpul dan sepakat akan memancing kancil akan menyeberang seperti waktu itu dengan iming-iming kebun apel.
Melihat para buaya yang berkumpul dan berbicara perlahan, kancil mulai curiga dan diam-diam mengawasi para buaya. Kecurigaan kancil terjawab, salah satu buaya memanggilnya untuk mendekat ke bibir sungai. Buaya mengatakan bahwa ada kebun apel di seberang sungai baru berbuah dan para buaya akan dengan senang hati menjadi jembatan untuk kancil.
Kancil mendengarkan dengan serius dan berkata, “waaah enak sekali buah apel yang baru berbuah itu tetapi sayang aku masih kenyang.” Kancil bergumam dalam hatinya bahwa ia tak kan tertipu dengan tipuan murahan seperti itu. Para buaya memang kesal tetapi mereka menyembunyikan rasa kesal tersebut karena masih ada rencana lain.
Keesokan harinya, di pagi hari yang cerah, kancil tidak melihat satu pun buaya di sungai. Sebuah kesempatan yang langka! Ia ingin duduk di sebuah batu di dekat bibir sungai. Tanpa curiga kancil melompat ke batu dan berpikir bahwa hari masih terlalu pagi buaya tak akan bangun sepagi ini.[/su_box]
Baca Juga: Pengertian Cerpen
6. Tipuan akan Menyerahkan Diri
[su_box title=”Tipuan akan Menyerahkan Diri”]
Kancil menikmati udara sejuk pagi hari di batu tersebut sembari beberapa kali meminum air sungai yang jernih. Ia tak menyadari bahwa sebenarnya para buaya sedang menipunya. Para buaya sengaja tidak muncul di pagi hari agar memancingnya mendekat ke air sungai. Dari kejauhan, para buaya mengawasi dan merencanakan akan muncul tiba-tiba.
Rencana para buaya kali ini ialah dengan memunculkan satu buaya terlebih dahulu sebelum akhirnya para buaya bersama-sama menyergap si Kancil. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir adanya tipu muslihat keji lain yang mungkin akan dilakukan si kancil. Setelah merasa kancil sudah aman, salah satu buaya muncul diantara batu dan bibir sungai.
Kancil begitu kaget dengan kemunculan satu buaya yang tak terduga tersebut. Walaupun sebenarnya kancil sudah sangat panik, ia tetap berpikir bagaimana caranya ia dapat lolos dari terkaman buaya. Buaya tersebut berusaha akrab dan meyakinkan kancil bahwa ia tidak akan memakannya karena telah kenyang memakan banyak ikan pendatang tadi malam.
Kancil tidak mempercayainya. Kancil berkata ia mengetahui rencana para buaya dan ia rela dimakan oleh buaya. Kemudian kancil mempengaruhi buaya untuk memakan dirinya seorang diri dan buaya setuju. Ketika buaya membuka mulutnya, kancil melompat ke kepalanya dan melangkah sejauh-jauhnya ke bibir sungai. Kancil pun kembali lolos dari cengkraman para buaya tersebut.[/su_box]
Itulah gabungan cerita Kancil dan Buaya dalam satu narasi. Cukup menarik bukan? Terlepas dari berbagai versi yang ada, semua memiliki pesan moral yang sama. Pada intinya cerita ini memberikan dua pelajaran berharga bagi para pembaca. Pelajaran tersebut dapat dipetik dari sisi kancil dan juga dari sisi buaya.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kancil adalah kecerdikan dan kemauan yang kuat. Pesan moralnya, kita jangan mudah berputus asa terhadap apa yang kita inginkan. Pasti ada cara untuk mendapatkan keinginan tersebut. Pelajaran yang dapat dipetik dari buaya adalah sifat gampang dibodohi dan mudah percaya tanpa meminta bukti yang cukup jelas.