Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional – Mempelajari mengenai perbedaan bank syariah dan bank konvensional menjadi hal yang terbilang penting saat ini.
Mengapa? Sebab bisa membantu memilih bank terbaik untuk mencicipi semua produk perbankan di dalamnya. Meski sama-sama bank namun keduanya memiliki beragam perbedaan yang tentu perlu dipertimbangkan.
Mengenal Sistem Perbankan Di Tanah Air
Layanan perbankan sangat mudah untuk dijumpai di tanah air maupun di berbagai negara di dunia. Layanan satu ini memberi dukungan vital pada perekonomian, baik perorangan maupun negara. Perbankan akan menyediakan beragam produk dan layanan, paling familiar adalah tabungan dan kredit. Namun diluar layanan tersebut, kini banyak perbankan menawarkan layanan lebih kompleks.
Tidak hanya jumlah perbankan yang semakin merangkak naik, sistem dalam perbankan di tanah air pun mengalami perbankan. Dahulu perbankan di Indonesia lebih dominan pada perbankan konvensional yang lebih dulu diterapkan di negara maju. Perlahan, semakin kesini semakin banyak perbankan yang beralih ke sistem syariah.
Sistem syariah memperkenalkan sistem layanan perbankan berlandaskan ajaran agama Islam. Dilihat dari banyak sisi tidak hanya jumlah pemeluk agama Islam di tanah air yang tinggi. Sistem syariah menawarkan beragam keunggulan yang banyak dipertimbangkan. Sehingga tidak sedikit yang mencoba memakai layanan perbankan satu ini.
Mengingat perbankan di tanah air sudah ada yang memakai sistem syariah dan ada pula yang bertahan di sistem konvensional. Maka jangan sampai gagap dalam mengetahui perbedaan bank syariah dan bank konvensional tersebut. Mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sangat membantu memanfaatkan layanan perbankan secara maksimal.
Baca Juga: Perbedaan Ilmu Dan Pengetahuan
Mengenal Bank Syariah Dan Konvensional Secara Mendalam
Layanan perbankan sangat berperan penting bagi perekonomian masyarakat di masa sekarang. namun di mata Islam, sistem konvensional menerapkan prinsip pengelolaan perbankan dengan riba. Sehingga hukumnya haram yang kemudian disediakan alternatif perbankan dengan prinsip syariah. Berikut penjelasan lebih detail mengenai kedua prinsip tersebut:
1. Perbedaan Dari Segi Hukum Penerapan Jasa Perbankan
Layanan perbankan dalam memperkenalkan layanannya menggunakan dasar hukum. Berhubung diketahui adanya perbedaan bank syariah dan bank konvensional maka dasar hukumnya berbeda-beda. Pada perbankan syariah maka jenis hukum yang digunakan berdasarkan syariah Islam.
Lebih detaiknya adalah sistem ini menggunakan aturan dalam Al-Quran dan juga Hadist. Pihak pengelola perbankan bisa mendapatkan kemudahan dengan melihat aturan yang sudah ditetapkan oleh MUI atau Majelis Ulama Indonesia. Terdapat enam hukum Islam yang menjadi landasan dasar perbankan syariah dalam menjalankan jasanya.
Pertama adalah hukum bagi hasil (Al Mudharabah), hukum kongsi (Al Musyarakah), hukum kerjasama tani (Al Musaqat), hukum bagi hasil (Al Ba’i), hukum sewa-menyewa (Al ijarah), dan hukum keagenan (Al Wakalah). Sedangkan bank konvensional memakai dasar hukum perdata dan pidana yang berlaku di tanah air.
Baca Juga: Perbedaan Jalan Dan Lari
2. Perbedaan Dilihat Dari Sudut Investasi
Perbedaan pengelolaan perbankan dari sisi hukum kemudian memberikan perbedaan pada sisi lainnya. Salah satunya perbedaan dari produk atau layanan investasi yang disediakan. Sehingga perbedaan bank syariah dan bank konvensional berikutnya terlihat dari sistem investasinya. Salah satu layanan perbankan adalah pinjaman atau kredit.
Baik bank syariah maupun konvensional menyediakan layanan tersebut, hanya saja dalam bank syariah. Pihak bank mewajibkan kreditur untuk menjalankan usaha yang dijamin halal menurut hukum Islam. Sehingga keuntungan usaha yang menjadi pemasukan bank dipastikan ikut halal pula. Jika usahanya bergerak di bidang yang haram maka pinjaman tidak akan cair.
Sebaliknya, pada bank konvensional selama kreditur menjalankan usaha yang diakui hukum Indonesia. Maka pinjaman yang diajukan akan cair, tanpa memandang halal haram usaha tersebut.
3. Perbedaan Dilihat Dari Segi Orientasi Jasa Perbankan
Perbedaan berikutnya juga terlihat dari orientasi jasa perbankan yang bersangkutan. Sehingga pada bank berbasis syariah cenderung mengutamakan keuntungan dunia dan akhirat. Apabila keuntungan bank berasal dari sektor investasi halal maka memberi jaminan keuntungan akhirat. Sebab sudah terhindar dari praktek riba yang diharamkan dalam hukum Islam.
Namun berbeda dengan bank konvensional yang orientasinya lebih ke aspek dunia. Keuntungan atas produk atau layanan perbankan yang ditawarkan sifatnya kuantitatif. Angka keuntungan ini akan bermanfaat bagi dunia namun tidak bagi akhirat. Sebab orientasinya memang pada dunia saja tanpa melibatkan aspek akhirat.
4. Perbedaan Dari Sisi Kebijakan Pembagian Keuntungan
Melihat lebih detail mengenai perbedaan bank syariah dan bank konvensional akan merujuk pada sistem pembagian keuntungan. Keduanya memiliki perbedaan yang mencolok karena memang menerapkan hukum yang berbeda. Pada perbankan berbasis syariah nantinya akan meminjamkan dana pada usaha yang memang mendatangkan keuntungan dunia dan akhirat.
Selain usaha dari nasabah wajib halal juga mendatangkan keuntungan, dan lebih penting lagi pembagiannya dijelaskan di awal. Sehingga nasabah memiliki andil untuk menyetujui presentase pembagian keuntungan sejak awal. Inilah yang kemudian membentuk kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Berbeda dengan bank konvensional yang akan menerapkan bunga, baik bunga tetap maupun mengambang. Sehingga sejak awal bank yang bersangkutan sudah memastikan dana pinjaman yang diberikan memberi profit. Besarnya bunga ditentukan pihak bank tanpa andil nasabah atau kreditur.
5. Melihat Perbedaan Dari Sisi Hubungan Antara Nasabah Dan Bank
Apabila melihat dari sisi hubungan antara pihak bank dengan nasabah nantinya juga akan menjumpai perbedaan. Pada bank syariah hubungan dengan nasabah dianggap sebagai mitra usaha. Setiap kebijakan selama menjalin kerjasama bersifat transparan, artinya kedua belah pihak sama-sama tahu.
Sementara pada bank konvensional hubungan dengan nasabah dikenal dengan istilah debitur dan kreditur. Ketika kreditur mampu membayar pinjaman dengan lancar maka status akan ditulis lancar. Berimbas pada nilai BI yang bagus untuk mempermudah pengajuan kredit di masa mendatang.
Namun ketika kredit tersendat, tidak hanya mempengaruhi BI Checking namun juga pada resiko penyitaan agunan. Pasalnya ketika pinjaman diajukan maka bank akan meminta jaminan. Meski ada beberapa produk pinjaman tidak memerlukannya, contoh adalah KTA.
6. Perbedaan Dilihat Dari Sistem Pengawasan
Bank yang beroperasi di Indonesia maupun di negara lainnya, akan diawasi oleh badan pengawas. Dalam bank berbasis syariah pengawasan dilakukan oleh ulama maupun ahli ekonomi yang memang paham fiqih muamalah. Sehingga dipastikan pengelolaannya memang menggunakan aturan atau hukum Islam.
Pada bank konvensional pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas, dengan tujuan memastikan pengelolaannya sesuai hukum positif. Yakni hukum perdata dan pidana yang berlaku di Indonesia. Melihat perbedaan bank syariah dan bank konvensional dari sisi ini tentu semakin memperlihatkan perbedaan keduanya.
Baca Juga: Perbedaan Monokotil Dan Dikotil
7. Perbedaan Dari Segi Cicilan
Perbedaan berikutnya adalah dilihat dari segi sistem cicilan nasabah dalam mengembalikan pinjaman yang diajukan. Pada bank syariah cicilan bersifat tetap, nilainya tidak akan mengalami perubahan sampai pinjaman lunas. Sesuai kesepakatan ketika awal pinjaman tersebut diajukan nasabah.
Sementara di bank konvensional, cicilan sifatnya mengambang atau tidak tetap. Beberapa bank menerapkan suku bunga tetap untuk periode tertentu sebelum diberlakukan bunga mengambang.
Perbankan di tanah air sudah menjalankan sistem syariah maupun konvensional, dengan produk yang sama-sama beragam. Mengetahui apa saja perbedaan bank syariah dan bank konvensional seperti penjelasan di atas, memberi bantuan memilih sesuai keinginan dan kebutuhan.