25+ Contoh Puisi Perpisahan Tentang Cinta, Persahabatan dan Keluarga

Puisi Perpisahan

Puisi Perpisahan – Terkadang sebuah perpisahan akan menjadi sebuah kenangan yang meninggalkan rasa kesedihan. Namun dibalik segala duka yang terjadi setelah perpisahan pasti akan terselip sebuah hikmah dan pembelajaran.

Karena hidup ini tidak selalu tentang kebahagiaan melainkan ada pula kesedihan. Berikut ini contoh dari puisi perpisahan:


Puisi Tentang Perpisahan Cinta

Puisi Tentang Perpisahan Cinta

Cinta juga merupakan bagian dari siklus hidup yang terus berjalan. Pertemuan diantara dua manusia yang saling jatuh cinta, terkadang memberikan kebahagiaan luar biasa.

Tidak jarang disaat perpisahan harus terjadi diantara dua orang yang saling mencintai akan menyebabkan rasa kesedihan yang sangat mendalam. Berikut ini contoh dari puisi tentang perpisahan cinta:

 


1. Kesempurnaan Sebab Perpisahan

Kesempatan berjumpa dengan sosokmu

Tak pernah sedikitpun tersirat dibenakku

Tak pernah sedikitpun menjadi bayangan diantara langkahku

Mimpi..

Semua terasa seperti mimpi

Seperti mimpi yang dianugerahkan di siang bolong

Kau sosok yang tak akan pernah mungkin mampu ku gapai

Mengapa engkau memberi harapan

Kau mendekat dengan segala keindahan

Angin surga cinta kau berikan

Seolah aku bidadari yang tak bersayap dibuatmu

Seolah aku cerminan keindahan yang tiada cela

Tak terhitung berapa banyak gulir waktu yang dilalui bersama

Tak mampu tertampung segala tawa yang tercipta

dan tak satu detikpun mampu kau lewati

Tanpa adanya selembar kabar dariku

Baris demi baris kata yang menjadi kalimat cerita

Pengaduan tentang keseharian

Aku terbuai oleh kesempurnaan

Kesempurnaan yang jadi cerminanmu

Hei siapa kau yang tak tahu diri itu

Begitu ucap mereka

Pertanyaan ketus yang selalu dipanahkan kearahku

Aku tak pernah perduli

Yang aku tahu

Kau selalu ada

Namun cerah berganti kelabu

Sekejap terjadi bagai membalikkan telapak tangan

Sapaan kehangatan di kala fajar menyingsing

Tak lagi kudapatkan

Kekhawatiran mu yang selalu merepotkan hari

Tak lagi mengusik telinga

Entah..

Akupun tak mengerti

Aku tak tahu bisikan mana yang menghasut keteguhanmu

Goncangan mana yang meruntuhkan keyakinanmu

Kini aku sendiri..

Termenung meratapi lara

Kelirihan yang tak pernah ku mengerti

Ditimbulkan oleh kau yang tiba-tiba pergi

Puluhan pasang mata yang mengintip dari arah berlawanan

Menertawakanku yang kini tak berdaya

Bibir-bibir yang selalu mencibir

Tersenyum lega melihatku lirih

Aku

Iya aku

Aku yang terlena oleh kesempurnaan yang menjadi sebab perpisahan

Baca Juga: Puisi Malam


2. Perpisahan Cinta yang Membawa Bahagia

Aku yang dulu tersesat

Di suatu perjalanan cinta yang salah

Kau selalu kuanggap sebuah keindahan

Ternyata hanyalah ilusi yang menyilaukan mata

Aku terbutakan

Oleh sinarmu yang ternyata sumber kesengsaraan

Aku yang dulu tak mampu mengucapkan rasa

Kini dengan lantang berteriak

Sekencang mungkin

Sampai menggema merasuk kedalam saluran pendengaranmu yang kau tutup

Keangkuhan itu menutup segala indra perasamu

Aku yang dulu tertidur

Terlelap dalam impian

Impian yang tak layak untuk dijadikan kenyataan

Aku yang dulu tersihir

Kini membalikkan tongkat yang kau arahkan kepadaku

Kau yang dulu bertingkah sebagai malaikat

Seolah kehilangan kesaktianmu

Keahlianmu dalam memutarbalikkan keadaan

Sudah tak lagi manjur untuk dihunuskan

Dulu kau terasa bagai jantung kehidupan

Kini kusadari denyutmu tak pernah nyata

Khayalan seakan menjanjikan nirwana

Hanyalah bagian dari kesengsaraan yang tiada henti

Aku kini..

Tak akan lagi bisa kau kelabui

Aku yang dulu terasa bagai seorang yang tak mampu berdiri

Kini dengan mantab terus berlari

Dengan yakin dan percaya diri

Memilih jalan yang tak lagi berduri

Alur cerita yang penuh dusta

Sudah jauh ku tinggalkan

Tak lagi sedikitpun ragaku menoleh

Kearahmu yang ternyata tiada arti

Perpisahan cinta yang membawa bahagia

Mungkin terasa naif untuk disampaikan

Namun inilah nyatanya yang ada

Jangan lagi kaki mu berani

Melangkah mendekat walau hanya sejengkal

Tak ada lagi tempat bagimu disini

Bagimu..

Yang tak layak untuk mendapatkan penyambutan

 


3. Perpisahan Garis kehidupan

Kita yang dipertemukan dalam kasih sayang semesta

Kita yang dipersatukan oleh indahnya harapan

Aku dan kau yang tak pernah mampu berselisih

Walau hanya untuk hitungan detik

Goresan segala pengertian

Yang selalu kau lukiskan

Kau yang tak pernah sedikitpun terlelah

Olehku yang banyak memiliki lubang ketidak sempurnaan

Aku yang dulu layu tak bergairah

Berubah menjadi bunga yang merekah

Aku yang dulu gersang

Hidup tanpa arah

Kau datang dengan tiada rencana

Menuntunku mencari gelora

Aku yang kau bangkitkan

Dari mati suri yang berkepanjangan

Hadirmu tak pernah ku bayangkan

Namun hilangmu tak akan pernah mau kurencanakan

Tak mampu kita lewati

Sedetikpun waktu tanpa berdua

Kau yang selalu yakin

Untuk mengikat janji atas nama Tuhan

Tiada satupun yang mampu menghadang

Tiada satupun yang mampu menggoyahkan

Aku yang dahulu hidup tanpa percaya

Berubah wujud menjadi sang manusia penuh harapan

Tak ada satupun air mata duka yang kau ciptakan

Tak ada satupun goresan luka yang kau sebabkan

Lembutmu tak pernah berubah menjadi kasar

Kasihmu tak pernah berubah menjadi amarah

Kau habiskan sisa nafasmu bersamaku

Aku yang dulu terasa bagai debu

Debu yang kau rubah menjadi permata

Bagi jiwamu

Aku selalu menjadi permata yang berkilauan

Saat mata-mata liar tertuju tajam padaku

Hanya kau

Iya hanya kau

Kau yang selalu tersenyum

Begitu banyak tatapan mata kebencian mengarah pada kita

Mencibir segala bahagia yang terpancar

Namun tak ada satupun kebencian yang mampu menjadi doa

Hingga mampu kita habiskan sisa hidup ini bersama

Sampai saatnya tiba

Hanya catatan sang Pencipta yang sanggup menuliskan

Perpisahan garis kehidupan

Namun..

Tetap tak ada setitikpun air mata duka

Karena kegigihanmu mengajariku

Aku yang kini mampu berkeyakinan teguh

Jangan pernah kau ragu sayang

Aku tetap berjalan

Kearahmu untuk pulang

Karena cinta dan kasihmu akan selalu menjadi rumah tempatku bernaung

 


4. Perpisahan Membuka Gerbang Kehidupan Baru

Hari yang selalu ditakuti akan tibanya

Akhirnya kini telah hadir

Waktu yang dengan beraninya memaksaku

Mengharukan melepaskan jiwa dan ragamu dari sisiku

Butir demi butir keikhlaskan ku coba kumpulkan sekuat tenaga

Tetesan air mata yang rasanya tak sanggup untuk dibendung

Walau hanya untuk setetes

Senyuman yang terukir di wajah penuh kesejukan itu

Inilah kesempatan terakhirku untuk memandangnya

Jutaan kenangan indah yang tak sanggup untuk dituliskan

Terus menari-nari dalam ingatan

Segala upaya ku lakukan

Agar mampu menopang kepala dengan tegar

Namun segala yang telah kau ukirkan

Seolah bersatu memberi kekuatan

Seluruh cinta yang telah kau curahkan

Tak sedikitpun pergi meninggalkan

Ragamu mungkin tak dapat lagi ku miliki

Tapi kasihmu akan selalu menemani

Satu harapan yang selalu kau jadikan doa

Agar dipertemukan kembali disana

Jiwa mu yang selalu percaya

Akan terbukanya gerang kehidupan baru

Yang kembali akan kau jalani bersamaku

Baca Juga: Puisi Islami


Puisi Perpisahan Dengan Sahabat

Puisi Perpisahan Dengan Sahabat

Persahabatan hubungan erat yang terjalin tanpa adanya hubungan darah. Sahabat adalah keluarga dari luar rumah yang dikirim oleh Tuhan. Tidak semua orang beruntung dapat memiliki seorang sahabat. Karena di dunia ini seorang sahabat yang tulus sangat sulit untuk ditemui. Berikut ini contoh dari puisi tentang perpisahan dengan sahabat:

 


1. Sampai Berjumpa Di Puncak Kesuksesan

Dia yang selalu dengan heboh berlari kearahku

Dia yang selalu setia kehadiranku

Sosok yang tak pernah bosan mendengar ocehan yang mengandung makna

Seorang yang tak pernah jenuh melihat rawut wajah ini

Dian yang hatinya selalu menangis

Di kala air mataku jatuh terurai

Dia yang selalu tertawa lepas

Melihat aku yang sedang mendapat sebuah keberuntungan

Kebahagiaan

Keceriaan

Yang terkadang tidak tersadar

Bahwa hadirnya adalah nyawa didalam jiwa

Sosok yang kadang terhalangi oleh kebahagiaan akan cinta yang tiba-tiba hadir

Tak jarang aku mengabaikannya

lebih memilih sosok yang disebut dengan kekasih

Tak akan lama

Sudah pasti tak akan pernah mampu bertahan lama

Untuk mengalihkan pandangan darinya

Persahabatan di waktu usia muda

Selalu ada dalam suka maupun duka

Tak pernah sekalipun ia absen di kala aku dilanda awan kegalauan

Namun di kala pelangi kebahagiaan datang

Terkadang ia membiarkanku untuk menikmatinya

Tak sanggup sedikitpun batin ini

Melihatnya dikecewakan oleh dunia

Tak akan kubiarkan sosok jahat yang mengaku cinta

Untuk berjalan mendekat kearahnya

Impian demi impian

Kita bangun bersama-sama

Jalan kehidupan yang terkadang berbeda

Tak pernah sekalipun menjadi perdebatan

Kita yang kini bersusah payah

Berjuang untuk meraih sang bintang

Peluh yang bercucuran

Menjadi kobaran api yang menggairahkan

Walau terkadang hidup tak mampu memberi adil

Tapi teruslah berharap

Kita akan berjumpa kembali

Terbanglah bebas

Melangkahlah tanpa beban

Wahai sahabat

Sampai berjumpa kembali di puncak kesuksesan

Semoga nasib baik selalu menjadi anugerahmu

 


2. Jarak Tak Mampu Memutus Persahabatan

Di bangku sekolah itu

Aku berjumpa dengannya

Dia yang sama sekali tak ku kenal

Dia yang dulu bukan bagian dari hidupku

Ku lihat semangat menggapai cita-cita ada dimatanya

Sosok periang yang selalu menebarkan kegembiraan

Gelak tawa lepas yang selalu tersuguhkan

Candaan yang tak pernah melukai perasaan

Hiburan yang tak pernah menjadi hinaan

Aku yang dulu hanya terduduk sendiri

Sekejap memiliki kawan untuk berbagi

Teman di kala sukar menghampiri

Kawan di kala bahagia memberkati

Curahan hati yang tercurahkan

Selalu menjadi cerita yang dinantikan

Hari demi hari terlampaui

Hitungan tahun telah dilewati

Usia semakin bertambah

Seiring memberatnya beban kehidupan’

Tapi..

Tak ada satupun diantara kami berniat untuk meninggalkan

Kepolosaan yang perlahan tumbuh menjadi kedewasaan

Keegoisan yang berbalik menjadi kebijaksanaan

Aral melintang tetap dilalui bersama

Dengan erat menggengam tangan

Bahu saling menopang

Kaki saling berpijak untuk menguatkan

Rayuan impian semakin hari semakin membesar

Memenuhi kepala yang tak lagi hanya berisi kesenangan

Tahapan demi tahapan proses kehidupan

Ditapaki dengan penuh keteguhan

Upaya demi masa depan yang gemilang

Usaha demi tercapainya bintang kejora yang selalu diharapkan

Teruntukmu sahabat perjuangan

Janganlah ragu untuk menempuh jarak yang berjauhan

Janganlah kau bimbang

Untuk melalui semak kehidupan

Aku akan selalu disini

Jangan pernah ragukan itu

Tak perdulu berapa juta jarak memisahkan

Perduliku tak akan lekang

Satu keyakinan yang selalu digenggam

Tiada jarak yang mampu memutuskan

Persahabatan yang murni ini

Perpisahan demi menapaki perjalanan impian

Tak akan mampu menghapuskan ingatanku akan sosokmu

Baca Juga: Puisi Cinta


Puisi Perpisahan Tentang Keluarga

Puisi Perpisahan Tentang Keluarga

Keluarga merupakan bagian utama dan paling penting didalam kehidupan kita.Tanpa adanya keluarga maka kita tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan mudah. Setiap kesusahan datang menjadi cobaan dalam hidup, tangan paling pertama yang akan memberi bantuan pertolongan adalah keluarga. Berikut ini contoh puisi perpisahan dengan keluarga:

 


1. Perpisahan Oleh Usia

Aku yang dulu tak mampu berbicara sepatah katapun

Jangankan berjalan

Untuk mengangkat kepalaku saja

Aku tidak sanggup

Aku yang hanya sebesar boneka mainan anak-anak

Perlahan mulai tumbuh menjadi kuat

Tentu saja tidak terjadi dengan mudah

Sudah pasti tidak berubah dalam sekejap mata

Tidak seringan membalikkan telapak tangan

Kedua orang tua yang tanpa mengharap imbalan

Dengan penuh keringat berusaha membesarkan

Anak-anaknya yang terkadang mengukir kecewa

Dari kecil sampai besar

Sedari lemah menjadi kuat

Aku yang dahulu tak mampu membaca tulisan

Kini mampu membaca dunia

Selalu setia di kala sakit menjadi derita

Berada dibarisan terdepan di kala kesuksesan berhasil digapai

Amarah yang tak pernah sedikitpun mengandung benci

Ribuan kekecewaan yang tak pernah mampu berhasil untuk menggantikan tulusnya kasih

Seluruh jalan kehidupan dilewati bersama

Dalam satu bilik rumah yang terbangun penuh cinta

Tempat berlindung paling aman dari benteng sekokoh apapun yang ada didunia

Rumah yang selalu dituju untuk pulang

Tanpa perduli sejauh apapun perjalanan

Pintu yang selalu terbuka lebar

Walaupun terkadang kaki ini terlalu jauh melangkah pergi

Maaf yang tiada pernah ada habisnya

Walau berjuta kesalahan telah terukir

Itulah..

Keluarga..

Penyejuk dikala jiwa terasa haus

Penghilang lelah di kala tubuh terasa tak sanggup lagi menopang kehidupan

Kini dua pilar utama dalam kehidupan

Tak lagi berusia muda

Tak lagi berdiri tegak dengan kaki kokohnya

Puluhan tahun dalam perjuangan

Mengharuskan sampai pada waktunya melepas lelah

Melepas diri dari beratnya pikulan beban kehidupan

Tulang-tulang yang dulu padat terisi

Kini rapuh tergerus beban perjuangan

Sampai hari paling menghancurkan hati harus tiba

Perpisahan oleh usia

Namun..

Tak kasih tulus yang telah diberikan

Tak akan pernah lekang oleh waktu

Pahatan-pahatan perjuangan

Akan tetap terukir degan tegas

Segala butiran kecil perjuangan yang telah terjadi

Akan selalu menjadi bekal untuk diri ini melangkahkan kaki

 


2. Terpisahkan Oleh Pendewasaan Diri

Keluarga

Berkat terindah yang diturunkan oleh Sang Maha Pemberi kehidupan

Tak dapat memilih siapa anggotanya

Tak bisa untuk dipilih seperti apa rupanya

Seperti apa tabiatnya

Apakah memiliki bakat hebat yang membanggakan

Ataukah hanya sekedar manusia biasa yang berlimpah akan kekurangan

Entah seberapa istimewanya keindahan yang dianugerahi

Seberapapun besarnya cela yang dimiliki

Semua harus diterima dengan keikhlasan hati

Melewati perjalanan hidup

Dibawah atap penuh kenyamanan bersama

Hangatnya pelukan

Menutupi dinginnya semilir angin perselisihan

Perdebatan yang tiada arti

Tak mampu mencairkan kentalnya aliran darah yang mengalir didalam raga

Terkadang terasa ingin menjauh

Namun jiwa ini selalu menyadarkan diri

Tidak ada satupun hal yang lebih berharga

Dari hadirnya sebuah keluarga

Hari-hari yang tak dapat terhitung lagi

Entah berapa jauhnya perjalanan yang mampu terlampaui

Seiring menuanya raga

Menyambut jiwa yang semakin dewasa

Kelokan demi kelokan perjalanan kehidupan

Terkadang membuat arah tak beriringan

Langkah kaki yang memiliki pilihannya tersendiri

Menghadirkan jarak yang memisahkan

Namun hanya satu hal yang pasti

Tak pernah perduli seberapa jauh jarak membentang

Jutaan batu kerikil yang menjadi sandungan

Perpisahan yang menjadi proses pendewasaan diri

Tak akan membuat jiwa menjadi lupa diri

Kemanapun melangkah

Tetaplah keluarga sebagai rumah


Itulah beberapa dari contoh puisi perpisahan. Tidak ada perpisahan yang mudah untuk dijalani, karena bagaimanapun perpisahan akan selalu membawa kesedihan. Untuk itulah mari hargai waktu-waktu yang diberikan oleh Tuhan, selagi masih ada kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita kasihi.

Puisi Perpisahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *