15+ Puisi Tentang Lingkungan Hidup yang Bisa Dijadikan Referensi

Puisi Kerusakan Lingkungan

Puisi Tentang Lingkungan – Banyak macam jenis puisi salah satunya puisi lingkungan hidup yang merupakan puisi yang berisi syair mengenai kondisi lingkungan yang ada di sekitar kita.

Dalam puisi lingkungan mengajarkan untuk lebih mencintai lingkungan, juga berisi sindiran-sindiran kepada pihak-pihak yang sering mengabaikannya. Di bawah ini akan disajikan beberapa contoh puisi yang berisi tentang lingkungan


Puisi Lingkungan Hidup

Puisi Lingkungan Hidup

Kondisi lingkungan hidup di sekitar kita memang tak jarang dapat menjadi inspirasi sebuah karya. Tak terkecuali puisi. Berikut adalah beberapa contoh-contoh puisi tentang lingkungan hidup yang bisa dijadikan referensi.

 


Sajak Pohon

Engkau selalu memberi

Tak perduli siapapun yang berteduh dibawah daun-daun rimbunmu

Tak peduli siapapun yang memetik buah-buahanmu yang manis

Tak peduli siapapun yang bersandar di batang-batangmu yang kokoh

Entah itu si miskin, si kaya, si jahat atau si baik hati

Tegak kau berdiri senantiasa menaungi

Kau bagai pasak-pasak yang menjulang tinggi, kau tiada menyebar benci

Walau banyak yang mencabut paksa akar-akarmu, walau banyak yang memotong dahan-dahanmu, walau banyak yang merampas tempat tinggalmu

Kau tetap berbaik hati

Menyimpankan air-air kami sehingga kami masih bisa minum

Menjernihkan udara kami sehingga kami masih bisa bernafas

Menjadi rumah-rumah yang teduh sebagai tempat kami berlindung

Kau bagai permadani hijau di puncak bukit, kau selalu menari menyambut angin

Kau adalah hadiah dari Ilahi yang tak bisa diganti

 


Air

Belajarlah dari air, yang tanpanya tak kan ada yang bertahan

Belajarlah dari air, yang kedatangannya selalu ditunggu di musim kemarau

Belajarlah dari air, yang menyimpan hal berharga dalam ketenangan

Belajarlah dari air, yang menghantarkan peradaban

Belajarlah dari air, yang menyegarkan dalam kehausan

Belajarlah dari air, yang mampu mengalahkan kerasnya batu dalam kesabaran

Belajarlah dari air, yang memunculkan kemarahan saat sudah benar-benar keterlaluan

Belajarlah dari air, yang menyusuri hutan, mengaliri lembah, melintasi gurun dan terjatuh dari tebing namun tetap berani menjejak setiap jengkal kehidupan.

Sawah

Kau bangun di awal hari, sebelum muncul mentari pagi, sebelum kokok ayam jantan pertama berbunyi

Kau mempersiapkan segalanya, untuk pekerjaanmu pagi ini

Cangkul di tangan kanan, rantang nasi di kiri

Kau pergi menemui dewi sri

Ia menari-nari menyambut belaian angin

Kau terpukau oleh hamparan permadani, hijau berseri-seri

Lalu kau berbisik sendiri, ‘elok nian kau dewi’

Tanpa sadar petak-petakmu berkurang, hamparan sawahmu mulai menghilang

Berganti gedung gilang-gemilang

Kau berang, orang-orang berang, semua menjadi berang

Impianmu ikut terbang

 


Mentari

Mentari, kau adalah bola panas yang berpijar

Mentari, kau menghangatkan bumi yang dingin, kau menghangatkan kehidupan

Kau datang setiap hari tak perduli mereka siap atau tidak, Kemunculanmu adalah suatu ketetapan

Kadang, sengatanmu tak tertahankan, membuat bumi kering kerontang

Mentari, kau dicari dan dihindari

Kau menyinari siang, lalu tenggelam dalam malam

Fajar dan senja adalah nama indahmu yang lain, kesukaan banyak orang

Mentari, tanpamu bumi gelap, tanpamu tak kan ada kehidupan

Angin

Siapa yang tak mengenal angin?

Ratusan puisi dibuat untuknya, ribuan salam dititipkan padanya

Dia menempati semua ruang bumi, dia menyapa segalanya

Dia membuat daun-daun melambai, dia membuat ilalang menari

Dia suka memainkan anak rambut kami

Dia selalu ada, dia selalu menemani tak perduli apapun yang terjadi

Angin tak terlihat, tapi bisa dirasakan, angin selalu bergerak tak ada bosan-bosan

Angin timur membawa kabar, angin barat si pembawa hujan akan segera datang

Angin meniup lembah, angin berbisik pada gurun, angin menjelajah segala penjuru

Angin menerbangkan mimpi-mimpi, angina membawa doa-doa, angina membawa harapan

Angin membelai, angin tak  mau terikat, ia bebas dan lepas

 


Bumi Pertiwi

Disini aku berdiri, di atas bumi pertiwi

Tongkat kayu bersemi, padi menghampar disana-sini

Air mengalir beriak-riak, udara lembut membelai-belai

Semua sejahtera dan damai, pergi semua sepi, pergi semua benci

Tak ada lagi sedih hati, tak ada lagi yang menjerit ngeri, tak ada lagi resah menghantui

Seketika menjelang pagi, serbuan kenyataan datang menghampiri, lalu ku tertawakan diri ini, ah aku terbuai mimpi-mimpi

Bumi pertiwi, Ia permadani hijau berseri-seri, tapi koyak disana-sini, batinku terluka lagi

Baca Juga: Puisi Pendek


Puisi Keindahan Lingkungan

Puisi Keindahan Lingkungan

Pada saat kita melihat keindahan lingkungan, tentunya dapat menjadi inspirasi untuk menulis puisi. Berikut adalah contoh dari puisi tentang lingkungan dan keindahan yang menyertainya :

 


Padang Ilalang

Sangat jauh kakiku melangkah tak tentu arah

Meninggalkan jejak-jejak di tanah yang tersapu angin karena merekah

Ku langkahkan kakiku lebih cepat, nun disana kulemparkan pandangan, yah tempat yang indah

Padang rumput tinggi nan luas bergoyang-goyang lemah

Kuhampiri tempat itu walau kulitku tergesek daun-daunnya hingga memerah

Aku berjengit pasrah, tak akan menyerah

Terus kusibakkan hingga sampai pada pohon kecil ditengah-tengah

Aku menengadah menghadap tuhan dengan serah

 


Hutan

Tersebutlah kerajaan hutan, pohon-pohon gagah berbarisan

Taman bunga indah menawan, hunian para peri yang rupawan

Sang raja sangat dermawan, rakyatnya hidup berkecukupan

Suatu hari datang penjelajah hutan, ia tersesat dari rombongan, wajahnya nampak kelelahan

Rotan tua tak tega sang penjelajah kehausan, merelakan dahannya ditebas belati tajam demi mendapatkan air minuman

Rotan menghantarnya sampai di muka kerajaan

Kepada sang penjelajah hutan sang raja berpesan agar jangan mengambil intan berlian

Namun sang penjelajah berkhianat, ia menceritakan kepada kawan-kawan perihal kerajaan hutan

Mereka memburu hewan-hewan, membabat rotan dan kawan-kawan

Bahu membahu mengeruk lahan, namun intan tak jua ditemukan

Para peri pergi meninggalkan hutan

Kepada sang penjelajah raja mengungkapkan kekecewaan, tak ada intan apalagi berlian

Intan dan berlian adalah hutan, yang sudah dimusnahkan

 


Laut

Biru hamparannya, segala tempat terlihat sama sejauh pandangan mata

Di dalamnya tersimpan berjuta-juta cerita, ikan-ikan dan permata

Perjumpaan dan perpisahan tiada jeda setiap waktunya

Perahu dan sampan melaju di atasnya

Laut menghubungkan penjuru dunia

Tempat perebutan harta dan nyawa

Tempat mengalirnya doa-doa

Laut segala muara

Baca Juga: Puisi Perpisahan Sekolah


Bunga

Taman bunga berwarna warni, segar nan elok dipandang mata

Kupu-kupu dan kumbang menari-nari mengelilingi kelopaknya

Mawar merah penuh cinta menyala-nyala

Pink tersipu-sipu romansa masa muda

Si putih suci tak bernoda

Bunga kuning untuk sahabat tercinta

Orange yang penuh semangat dan ceria

Biru dengan ketenangannya

Hijau yang menyejukkan jiwa

Ungu tak kalah mempesona

 


Malam

Apabila malam telah menjelang, lepaskan penat yang mendera

Apabila gelap telah merayap, sang bintang akan memunculkan sinarnya

Apabila keriuhan berubah sepi, purnama menjadi obatnya

Apabila matahari telah tenggelam, jangan lupa memanjatkan doa

Apabila malam terasa panjang, jangan terlena olehnya

 


Pagi

Sejuk udara di pagi hari, burung-burung berkeciap nyaring

Riuh kokok ayam jantan bersahut-sahutan, menandakan pagi telah menjelang

Sang mentari mulai mengintip malu-malu dibalik punggung bukit

Bumi terasa hidup, dengan semangat meletup

Ibu-ibu memasak, para ayah mencari nafkah, anak-anak menuntut ilmu, pemuda mencari kerja

Setiap pagi selalu baru, setiap pagi selalu seru

Baca Juga: Puisi Alam


Puisi Kerusakan Lingkungan

Puisi Kerusakan Lingkungan

Akhir-akhir ini sering kita temukan kondisi lingkungan yang rusak. Untuk mengekspresikan betapa menyedihkannya lingkungan yang rusak dapat dengan menulis puisi. Berikut adalah beberapa contoh puisi tentang lingkungan yang rusak yang bisa dijadikan referensi.

 


Kekeringan

Kemarau menjelang, bumi kering kerontang

Aliran air menguap hilang

Matahari terang-benderang, tak ada awan bergelantungan

Tanaman mati, pohon kering berdiri nyalang

Akibat banyak hutan ditebang

 


Banjir

Dulu dia sahabat, dulu dia sumber kehidupan

Dulu dia damai dan sejuk, dulu dia tenang menawan

Dulu dia jernih, dulu dia menyegarkan

Kini ia marah besar, menarik segalanya untuk dihanyutkan

Kini ia kecewa, melepaskan segala kekesalan tak terperikan

Kini ia membenci, karena ulah tangan-tangan

 


Tanah Longsor

Suara gemuruh menderu-deru

Ku pikir itu kendaraan yang berlalu

Namun orang-orang mulai berteriak pilu

Kulihat tanah melaju, menuruni bukit-bukit biru

Ia menerjang apapun, menimbun semuanya seakan tak mau tahu

Ia menimbun semuanya, menjadi serpihan debu

 


Bencana Alam

Bencana sering datang menghampiri, di bumi ibu pertiwi

Gempa tsunami tak henti henti, namun kau tetap harus berani

Harta bendamu hilang, teman-temanmu pergi, keluargamu lenyap

Kau mencoba tetap tegar di segala gempuran, kau tetap berdiri meski terluka

Kau mempercayai takdir yang Kuasa atas segala-galanya

Kau berusaha sekuat tenaga, agar hidupmu tetap berjalan semestinya

Memang semua hilang, memang semua pergi, memang semua lenyap, namun semangatmu tak akan sirna

 


Tsunami

Lautku yang tenang seketika bergolak

Lautku yang bersahabat sedang mengamuk

Lautku yang memberikan ikan mengambil milikku berarak-arak

Lautku yang biru menjadi buruk

Lautku tenanglah jangan merajuk

Demikianlah beberapa kumpulan puisi tentang lingkungan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dengan cara menulis puisi tentang lingkungan kita dapat menumbuhkan kesadaran orang-orang untuk menjaga dan mencintai lingkungan di sekitarnya.

Puisi Tentang Lingkungan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *