Bisnis Properti – Selain emas dan saham, bisnis properti dipercaya sebagai satu langkah untuk investasi yang menjanjikan. Meski dalam keadaan ekonomi terpuruk, nilai jual properti tidak pernah turun.
Sebaliknya, kian hari justru bertambah. Ini lah yang membuat beberapa orang tertarik untuk menggelutinya. Maka tak heran semakin hari ruko, apartemen, hotel, dan bangunan lainnya terus bermunculan bak jamur.
Bisnis properti memang menggiurkan karena keuntungannya bisa berkali lipat dari modalnya. Bahkan tak jarang seseorang memulai tanpa modal tapi hasilnya di luar dugaan.
Namun hati-hati, tak sedikit juga yang akhirnya tertipu dan jatuh bangkrut akibat bisnis ini. Kalau salah langkah atau keliru memilih partner kerjasama, maka resikonya adalah kehilangan modal. Lebih dari itu malah ada yang dikejar-kejar hutang untuk menutup kerugian yang besar.
Bentuk-Bentuk Bisnis Properti
Sebelum lebih jauh membahas prospek bisnis properti dan bagaimana cara memulainya, pahami dulu seperti apa bisnis ini.
Bisnis properti adalah kegiatan usaha yang bergerak di bidang kepemilikan tanah atau bangunan, termasuk di dalamnya sarana dan prasarananya. Kegiatan usaha ini bentuknya bisa jual-beli atau persewaan. Berikut adalah beberapa bentuk bisnis tersebut :
1. Bisnis Tanah
Properti tidak harus berbentuk bangunan. Tanah pun termasuk dalam kategori properti. Jual beli tanah akan memberikan keuntungan yang besar mengingat jumlah lahan di Indonesia semakin terbatas.
Hal ini didorong juga dengan semakin banyak membutuhkan rumah. Maka tanah menjadi komoditas primer bagi setiap orang.
Menjalankan bisnis ini bisa sebagai penyedia lahan untuk dibangun dalam bentuk kavling. Tanah dijual ke developer atau jual putus ke seseorang.
Kalau dijual ke developer berarti tanah akan dibangun dan dijual kembali ke pasar dalam bentuk bangunan. Sedangkan jika dibeli seseorang maka tanah secara apa adanya berpindah tangan.
2. Persewaan Apartemen
Saat ini mulai banyak dibangun apartemen, baik di tengah kota maupun daerah berkembang. Karena dipercaya bahwa tren tempat tinggal masa depan adalah di gedung bertingkat.
Maka tak heran banyak bertebaran iklan hidup di apartemen itu keren dan investasi persewaan apartemen itu menguntungkan. Memang benar begitu karena uang balik dari persewaan yang diterima bisa lebih besar dari harga beli pertama apartemen tersebut.
Umumnya orang-orang menyewa apartemen tidak dalam waktu lama. Biasanya maksimal hingga tiga tahun kemudian apartemen akan mendapati penghuni baru. Ini tidak masalah karena peminat apartemen cukup banyak, terlebih bagi kaum muda di kota-kota besar.
3. Usaha Ruko
Bentuk bisnis properti lainnya adalah usaha ruko. Usaha ini bukan berarti buka toko atau jualan di ruko. Usaha ruko di sini maksudnya menjual bangunan ruko sebagai tempat usaha sekaligus rumah.
Mengingat singkatan ruko adalah rumah-toko, maka perlu dipertimbangkan letak bangunan tersebut. Lokasinya tak hanya nyaman untuk tempat tinggal tapi juga harus strategis sebagai tempat usaha.
Pengusaha jual bangunan ruko setidaknya memiliki tiga hingga empat blok. Mereka tidak menjual hanya satu bangunan saja. Adanya lahan parkir menjadi nilai tambah guna kenyamanan pelanggan yang akan membeli ruko.
4. Agen Properti
Ketiga jenis bisnis properti di atas bisa dijalankan kalau memiliki modal berupa properti tersebut. Jika masih tertarik di dunia properti namun tidak memiliki modal, bisa menjadi seorang agen properti.
Tugas seorang agen properti adalah memasarkan tanah atau bangunan kepada pihak yang potensial. Umumnya agen properti disebut juga sebagai makelar atau broker.
Sebagai agen properti harus memiliki jaringan bisnis atau pertemanan yang luas. Mereka pun harus bisa membangun hubungan baik dengan pemilik properti. Keuntungan dari agen properti diperoleh dari komisi. Besarnya komisi sesuai dengan kesepakatan dengan si pemilik properti.
5. Developer / Pengembang
Mirip seperti agen properti, menjadi developer (pengembang) tidak mesti memiliki aset properti sendiri. Bedanya, menjadi developer (pengembang) berperan sebagai pembangun properti juga, baik dalam skala kecil maupun besar. Adapun bentuk pemasarannya tidak dilakukan secara perorangan.
Developer (pengembang) memiliki tim marketing-nya sendiri karena produk properti yang ditawarkan meskipun berskala kecil nilainya cukup fantastis.
Jika tidak ingin terjun langsung, menjadi investor juga bisa menjadi pilihan apabila tertarik bisnis properti sebagai developer (pengembang).
Namun perlu diperhatikan resikonya, lost dari bisnis ini pun tidak sedikit. Adanya hubungan baik dengan pemerintah setempat dan pengusaha daerah bisa mendorong kesuksesan bisnis developer (pengembang).
Baca Juga: Bisnis Kecil Kecilan
Tips Memulai Bisnis Properti
Kesan untuk memulai bisnis ini membutuhkan modal besar. Kenyataannya, ada juga pengusaha properti yang sukses berangkat dari modal minim.
Memangnya bisa? Tentu saja bisa asal dijalani dengan tekun dan keyakinan berhasil. Berikut adalah beberapa tips bagi yang ingin memulai bisnis properti:
1. Mulai Dari Lingkungan Terdekat
Cara termudah untuk memulai bisnis properti adalah melihat opportunity dari lingkungan sekitar. Mulai perhatikan apakah dekat lingkungan rumah ada ruko atau rumah yang sedang dijual.
Coba temui si pemilik dan tawarkan diri untuk menjadi makelarnya. Jangan lupa buat kesepakatan berapa persen komisi yang akan didapat jika berhasil mendapatkan pembeli. Ini penting supaya tidak rugi. Waktu dan tenaga habis terbuang mencari pembeli tapi akhirnya hanya mendapat sedikit bagian.
2. Menjadi Makelar Lepas
Cara ini mirip seperti cara yang pertama. Bedanya adalah menjadi marketing lepas tidak hanya memasarkan properti terdekat saja. Lakukan sedikit usaha untuk membaca surat kabar dan iklan jual-beli properti.
Langkahnya sama seperti nomor satu. Setelah menemukan properti yang pas untuk ditawarkan, hubungi si pemilik dan tawarkan diri untuk bantu memasarkannya.
Awalnya mungkin si pemilik properti akan menaruh curiga. Itu wajar karena kalian tidak saling mengenal dan tiba-tiba ada yang ingin menawarkan diri untuk membantu memasarkan.
Di sini lah dibutuhkan kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Kalau bisa meraih kepercayaan maka ke depannya membuka peluang kerjasama lebih luas.
3. Buat Website Promosi
Di era digital orang-orang mencari informasi lewat internet. Selain itu, informasi dari mulut ke mulut pun cenderung lebih dipercaya daripada iklan di surat kabar atau media konvensional lainnya.
Coba lah membuat website pribadi berisi bisnis properti yang sedang dijalani. Tuliskan informasi selengkap-lengkapnya berupa jenis properti, deskripsi luas bangunan, peruntukan bangunan, serta harganya.
Tampilkan harga agak tinggi tidak masalah karena kemungkinan calon pembeli nantinya akan melakukan negosiasi. Lakukan juga survey ke beberapa website properti agar website yang dibuat terlihat profesional.
Untuk membuat website tidak membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar. Ada banyak jasa pembuat website yang mampu mendesain website tampak kredibel.
4. Buat Kerjasama
Cara ini bisa dilakukan jika memiliki modal yang cukup. Carilah teman atau keluarga yang mau diajak kerjasama untuk berbisnis di bidang properti. Bentuk kerjasama bisa bermacam-macam.
Ada yang sama-sama menanamkan modal dan mencari developer. Ada pula yang merintis dari nol bersama, mulai dari modal, mencari properti, memasarkan, hingga melakukan pengembangan lainnya.
Jika berbisnis dengan cara kerjasama, dibutuhkan komitmen dari pihak-pihak yang terkait. Satu saja ada yang keluar dari komitmen, maka kemungkinan bisnis akan berantakan.
Keluar dari fokus, bahkan tak jarang menimbulkan kerugian pada salah satu pihak. Oleh sebab itu, jangan sampai salah memilih partner bisnis. Cari lah orang dengan visi dan misi yang sama.
5. Rekrut Karyawan
Apabila bisnis sudah berjalan cukup stabil dan terproyeksi jangka panjang, saatnya untuk mencari tenaga tambahan. Rekrut karyawan tidak ada salahnya. Bisa cari satu atau dua orang yang bisa membantu. Biasanya orang baru ini dipekerjakan untuk hal-hal administrasi.
Kualifikasi orang yang dibutuhkan juga tidak terlalu tinggi. Kecuali memang tiba-tiba mendapat proyek besar yang memerlukan tenaga ahli. Siapkan juga budget untuk gaji mereka. Semakin tinggi kualifikasi karyawan yang akan direkrut, maka budget gaji karyawan pun harus semakin besar.
Baca Juga: Usaha Rumahan
Prospek Bisnis Properti Tahun 2019
Sebagai pemula tidak perlu minder atau takut bersaing dengan para pengusaha bisnis properti yang telah dulu unggul. Percayalah, bisnis ini akan terus berkembang, banyak diminati, dan nilainya semakin tinggi. Lihat saja di sekeliling pasti banyak dibangun gedung-gedung bertingkat. Ada yang dijadikan apartemen, mall, hotel, ruko, dan sebagainya. Ini membuktikan geliat bisnis properti tak pernah mati atau terpengaruh secara signifikan oleh kondisi ekonomi.
Dilansir dari Finance Detik, Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com, mengatakan bahwa di tahun 2019 ada tiga jenis properti yang menjadi tren.
Pertama, micro house. Ini adalah bentuk rumah rumah yang kecil namun kualitas dan isinya bagus. Kedua, rumah dengan dekorasi yang bagus. Seiring dengan penggunaan media sosial yang meningkat, tren berbagi dekorasi interior menjadi bentuk share terbaru. Orang-orang senang untuk membagi kondisi rumahnya yang unik sebagai inspirasi orang lain.
Selanjutnya, yang ketiga adalah co-living. Sebenarnya bentuk properti ini sudah lama dijalankan oleh pengusaha di Indonesia. Dulu dikenal dengan sebutan kostan atau kontrakan.
Dasar dari bangungn co-living adalah seseorang menyewa kamar sendiri namun di public area secara bersamaan. Bentuk properti ini mendapat respon yang cukup baik, khususnya di lingkungan kampus atau kantor.
Hanya saja untuk tren co-living masih belum bisa diprediksi secara pasti. Karena seiring waktu pun pembangunan apartemen semakin marak dilakukan.
Beberapa orang memilih apartemen sebagai tempat tinggal karena dianggap lebih private dan layak seperti rumah sendiri. Sedangkan untuk co-living sistemnya seseorang harus sharing dengan penghuni lainnya. Beruntung jika teman serumah miliki gaya hidup yang sama. Apabila tidak, maka dipastikan akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Baca Juga: Usaha Kecil Menengah
Bisnis Yang Akan Terus Berkembang
Bisnis properti akan terus berkembang mengikuti kebutuhan dan tren gaya hidup masyarakat. Adanya proyeksi bisnis di atas hanya lah sebagian dari kemungkinan yang dapat terjadi di Indonesia.
Masih ada banyak hal yang bisa digali dari primary market dan secondary market. Kedua market ini bisa pahami sebagai pasar utama dan sampingan.
Pasar utama yakni pasar penjualan rumah, apartemen, atau ruko. Di sini yang berperan adalah developer (pengembang) sebagai penjual pertama kepada end customer.
Sedangkan untuk secondary market (pasar sampingan) propertinya sama, namun pernah diperjualbelikan sebelumnya kepada primary market. Umumnya orang-orang mengenal ini dengan sebutan bangunan second.
Jangan dipandang sebelah mata bahwa bangunan second pun cukup dilirik. Biasanya dimanfaatkan oleh orang yang ingin membangun usaha atau orang-orang yang bergerak di bidang bisnis ini juga.
Mereka akan melakukan renovasi dan kembali melemparnya ke pasar. Terus ikuti perkembangan bisnis ini karena progresnya cukup pesat hanya dalam waktu dua atau tiga tahun saja.