Cerita Sangkuriang – Provinsi Jawa Barat adalah tempat awal penyebaran cerita Sangkuriang. Cerita ini termasuk dalam kategori legenda karena berhubungan dengan terjadinya sesuatu yakni Gunung Tangkuban Perahu. Sebenarnya ada juga beberapa gunung lain dalam cerita Sangkuriang, hanya saja yang terkenal dan menonjol ialah Gunung Tangkuban Perahu.
Cerita selain terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu dalam cerita Sangkuriang diantaranya, terbentuknya Gunung Manglayang, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul. Setiap gunung memiliki proses terbentuk tersendiri.
Gunung Tangkuban Perahu menjadi menonjol karena bentuknya yang menyerupai perahu terbalik. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri sehingga orang lebih tertarik untuk mengetahuinya.
Cerita Sangkuriang termasuk dalam jenis legenda setempat (local legends) karena berhubungan dengan terbentuknya tempat atau benda lainnya. Walaupun cerita ini tidak masuk akal, ada fakta geologi seperti ditemukannya sisa-sisa manusia purba di danau Bandung.
Cerita Sangkuriang memiliki beberapa bagian. Berikut ini 9 bagian cerita Sangkuriang yang menjadi daya tarik pembaca.
1. Hukuman untuk Dewa dan Dewi
[su_box title=”Hukuman untuk Dewa dan Dewi”]
Awal mula cerita Sangkuriang berasal dari dihukumnya Dewa dan Dewi oleh Sang Hyang Tunggal karena telah melanggar peraturan Kahyangan. Sepasang Dewa dan Dewi tersebut mendapat hukuman turun dari Kahyangan ke bumi manusia. Mereka diturunkan ke bumi dalam bentuk hewan dan diharuskan mengabdikan hidupnya untuk manusia.
Sang Dewa dihukum menjadi seekor anjing yang setia. Ia harus menghabiskan hidupnya untuk mengabdi pada seorang Raja bernama Sungging Perbangkara. Raja memberinya nama Tumang. Hidup Tumang dihabiskan untuk menemani sanng Raja kemanapun ia pergi.
Sang Raja memiliki hobi berburu hewan di hutan dan Tumang pun selalu mengikuti dengan setia.
Di sisi lain, Dewi juga dihukum menjadi seekor hewan yaitu babi hutan. Sang Dewi yang telah menjadi babi juga selalu berbuat baik kepada manusia. Mereka sebenarnya berdekatan tetapi keduanya saling tidak mengetahuinya. Walaupun Dewa dan Dewi ini adalah pasangan, tetapi mereka fokus untuk menjalankan hukuman masing-masing dan tidak saling mencari. [/su_box]
Baca Juga: Cerita Kancil Dan Buaya
2. Kelahiran Dayang Sumbi
[su_box title=”Kelahiran Dayang Sumbi”]
Suatu ketika, saat Raja sedang asyik berburu di hutan bersama Tumang, ia merasa ingin buang air kecil. Ia mencari kesana kemari tempat untuk buang air kecil. Tak berhasil menemukan tempat akhirnya ia terpaksa buang air kecil di sebuah batok kelapa yang terletak di bawah pohon. Setelah itu mereka pergi ke Desa.
Saat yang bersamaan, babi hutan jelmaan Dewi di tengah menyusuri hutan dengan panas yang terik, ia merasa sangat kehausan. Ia lari secepat mungkin dan mencari sumber air tetapi tak ia temukan. Akhirnya ia menemukan air di sebuah batok kelapa dan menghabiskan air tersebut tanpa sisa.
Tak lama ia menyadari bahwa dirinya mengandung lantaran meminum air seni Raja. Sembilan bulan ia mengandung dan akhirnya lahirlah seorang putri yang sangat cantik. Nasib mempertemukan bayi Dewi dengan bapaknya yaitu Raja Sungging. Kecantikan bayi tersebut membuat Raja welas dan mengangkatnya menjadi anak. Dayang Sumbi adalah nama pemberian Raja untuknya.[/su_box]
3. Pernikahan Dayang Sumbi dan Tumang
[su_box title=”Pernikahan Dayang Sumbi dan Tumang”]
Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dan menjadi incaran para Raja-raja di seluruh pelosok negeri. Bahkan para Raja sampai berkelahi untuk memperebutkan Dayang Sumbi. Ia merasa lelah dan akhirnya meminta izin kepada Raja Sungging (bapaknya) untuk bersembunyi dari para Raja. Raja Sungging menyetujui dan mengutus Tumang untuk menjaganya.
Dayang Sumbi hidup tentram di tempat persembunyiannya ditemani oleh Tumang. Pada suatu ketika saat Dayang Sumbi menenun kain, ia menjatuhkan torak tenunnya. Rasa malas membuatnya enggan mencari sendiri lalu ia membuat sayembara. Barangsiapa yang menemukan toraknya bila wanita akan ia jadikan saudara dan bila pria akan ia jadikan suami.
Janji adalah hutang, Tumang menemukan Torak tersebut. Ia menikahi Tumang dan saat bulan purnama, rahasia Tumang terbongkar. Tumang berubah menjadi pemuda tampan dan menjelaskan siapa dirinya kepada Dayang Sumbi. Tumang meminta Dayang Sumbi untuk merahasiakan hal ini kepada siapapun. Mereka pun memadu kasih setiap bulan purnama saat Tumang berubah wujud.[/su_box]
4. Lahirlah Sangkuriang
[su_box title=”Pernikahan Dayang Sumbi dan Tumang”]
Tak lama Dayang Sumbi mengandung dari buah pernikahannya dengan Tumang. Raja mengetahuinya dan sangat marah besar. Raja marah karena ia merasa malu menghadapi kenyataan bahwa putrinya yang cantik hamil dengan seekor anjing. Tak ada kata-kata yang bisa dijelaskan oleh Dayang Sumbi, ia hanya terdiam lantaran menjaga rahasia Tumang.
Rasa malu telah membutakan sang Raja. Ia memutuskan untuk menghukum Dayang Sumbi dan Tumang dengan diasingkan di pelosok desa dekat hutan belantara. Tak dapat berbuat apa-apa, Dayang Sumbi dan Tumang ikhlas menerima hukuman tersebut dan pergi ke tempat pengasingan. Mereka tetap hidup bahagia walaupun hidup seadanya di tempat pengasingan.
Kurang lebih sembilan bulan, Dayang Sumbi melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan dan gagah tepat saat bulan purnama. Tumang sangat bangga dengan kelahiran anaknya dan Tumang memberinya nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi pria yang memukau para wanita yang memandangnya. Ia tak mengetahui bahwa Tumang adalah bapak biologisnya, ia menganggapnya peliharaan. [/su_box]
5. Kematian Tumang
[su_box title=”Kematian Tumang”]
Kehidupan Dayang Sumbi, Tumang dan Sangkuriang sangat bahagia. Mereka menghabiskan hidup dengan sederhana. Berburu untuk kebutuhan makan dan mengambil air di sumber terdekat. Mereka tak pernah tergoda untuk bisa hidup di lingkungan kerajaan tempat mereka seharusnya bernaung. Ketika dewasa, sangkuriang selalu melaksanakan tugas berburu ditemani oleh Tumang.
Kehidupan bahagia nan tentram mereka berubah seketika. Perubahan itu dimulai saat Dayang Sumbi memerintahkan Sangkuriang untuk berburu rusa dan mengambil hatinya untuk dimasak. Seperti biasa Sangkuriang dengan ditemani oleh Tumang melaksanakan tugas tersebut. Lama berburu, tak juga ditemukan rusa sampai akhirnya ditemukanlah seekor babi hutan.
Sangkuriang memberi perintah kepada Tumang untuk menangkap babi hutan tersebut. Ketika akan menangkap babi tersebut, Tumang tersadar bahwa babi tersebut adalah jelmaan Dewi. Tumang tak mematuhi perintah Sangkuriang sehingga Sangkuriang marah. Sangkuriang bercanda membidik Tumang, namun naasnya anak panah terlepas dan membunuh Tumang. Kehabisan akal, akhirnya Sangkuriang mengambil hati Tumang.[/su_box]
Baca Juga: Contoh Cerita Fiksi
6. Kepergian Sangkuriang
[su_box title=”Kepergian Sangkuriang”]
Setelah mengambil hati Tumang, ia sama sekali tak merasa bersalah karena yang ia tahu Tumang hanyalah hewan. Sesampainya di rumah, Dayang Sumbi menyambutnya dengan sukacita. Dayang Sumbi juga tidak menyadari kejanggalan bahwa Tumang sudah tiada. Ia langsung memasak hati tersebut tanpa bertanya apapun pada Sangkuriang lantaran hari sudah menjelang malam.
Masakan pun jadi. Dayang Sumbi masih tak mengetahui hati yang ia masak adalah hati dari Tumang, suaminya sendiri. Dayang Sumbi memuji Sangkuriang karena hati yang diperolehnya sangat enak. Hati tersebut pun habis termakan dan Dayang Sumbi menyadari ketiadaan Tumang. Bertanyalah ia kepada Sangkuriang mengapa Tumang belum muncul hingga saat itu.
Sangkuriang menjawab dengan santai dan jujur atas kejadian yang telah terjadi. Dayang Sumbi sangat marah dan berusaha menjelaskan siapa Tumang sebenarnya. Sangkuriang tidak mau mengerti, akhirnya Dayang Sumbi melempar centong nasi ke kepala Sangkuriang hingga tempurungnya terbuka. Sangkuriang lari sekencang-kencangnya dan menghilang. Dayang Sumbi meratapi kepergian Tumang dan merasa menyesal.[/su_box]
7. Pertemuan yang Melahirkan Cinta Sedarah
[su_box title=”Pertemuan yang Melahirkan Cinta Sedarah”]
Penyesalan demi penyesalan Dayang Sumbi tebus dengan bertapa dan memohon agar dipertemukan lagi dengan anaknya yakni Sangkuriang. Ia hanya memakan tumbuhan mentah selama masa pertapaannya agar Sang Hyang mengabulkan permintaannya. Di sisi lain, Sangkuriang berguru pada seorang pesilat yang juga mahir sihir hingga ia memiliki kemampuan berkomunikasi dengan jin.
Saat pertemuan tiba, Sangkuriang tersesat dan menemukan pengasingan Dayang Sumbi. Mereka tak saling mengenali karena Dayang Sumbi tetap awet muda yang disebabkan oleh pertapaannya. Pukulan keras centong nasi juga menyebabkan Sangkuriang kehilangan ingatan. Benih-benih cinta tumbuh diantara keduanya sejak perkenalan itu. Keduanya memadu kasih tanpa mengetahui identitas masing-masing.
Pada saat Sangkuriang duduk di pangkuan Dayang Sumbi, saat itulah Dayang Sumbi sadar bahwa kekasihnya adalah anaknya sendiri. Luka di tempurung kepala Sangkuriang menyadarkannya. Sangkuriang yang sedang melamarnya bingung mengapa Dayang Sumbi menolaknya. Dayang Sumbi tak ingin jujur karena takut Sangkuriang membenci dirinya dan mengajukan syarat yang mustahil untuk bisa menikahinya. [/su_box]
8. Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Manglayang, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul
[su_box title=”Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Manglayang, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul”]
Syarat yang diinginkan Dayang Sumbi adalah ia ingin dibuatkan perahu besar dan danau yang besar untuk perairannya dalam waktu semalam. Sangkuriang menyanggupinya, ia pun meminta bantuan para jin. Awalnya Dayang Sumbi yakin Sangkuriang tak dapat memenuhi syaratnya tetapi keyakinan tersebut berubah. Dini hari perahu dan danau tersebut hampir terselesaikan.
Dayang Sumbi panik dan berdoa pada Sang Hyang untuk membantunya menggagalkan Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta bantuan gadis desa untuk membentangkan kain tenun di ufuk timur. Doanya terkabul, semburat cahaya merah seperti terbit muncul dari ufuk timur. Para jin sangat ketakutan akan murka Sangkuriang. Mereka lari kembali ke alamnya meninggalkan Sangkuriang.
Sangkuriang sangat kesal dan marah besar karena berpikir matahari benar-benar terbit. Ia menendang perahu raksasanya dan jadilah Gunung Tangkuban Perahu. Sungai Citarum yang ia sumbat dilemparkan ke timur dan menjadi Gunung Manglayang. Pangkal pohon perahu raksasa di sebelah timur berubah menjadi Gunung Bukit Tunnggul dan pangkal baratnya menjadi Gunung Burangrang.[/su_box]
Baca Juga: Pengertian Cerpen
9. Perubahan Dayang Sumbi Menjadi Bunga Jaksi
[su_box title=”Perubahan Dayang Sumbi Menjadi Bunga Jaksi”]
Selepas melampiaskan amarahnya dan menjadikannya beberapa gunung, Sangkuriang berlari mencari Dayang Sumbi. Mengetahui Sangkuriang masih bersikeras untuk menikahinya, Dayang Sumbi berusaha keras melarikan diri. Sangkuriang pun akhirnya sadar bahwa sebenarnya ia tidaklah gagal. Ia gagal karena tipu daya Dayang Sumbi.
Sangkuriang semakin bulat tekad untuk menemukan Dayang Sumbi dan menjadikannya istri bagaimana pun caranya. Sangkuriang terus berlari mengejar Dayang Sumbi tanpa kenal lelah. Sembari lari, Dayang Sumbi tak berhenti berdoa pada Sang Hyang agar menyelamatkannya dari Sangkuriang. Bagaimanapun caranya ia tak boleh menikah dengan Sangkuriang yang adalah anaknya sendiri.
Lalu Dayang Sumbi melihat sebuah bukit. Tanpa berpikir panjang, ia pun lari ke atas bukit tersebut. Tak disangka bukit tersebut berujung pada sebuah jurang. Ia bingung harus lari ke mana mengingat Sangkuriang tepat berada di bawah bukit tersebut. Ia berdoa dengan keras, Sang Hyang mengabulkannya dan menjadikannya sekuntum bunga Jaksi.[/su_box]
Itulah 9 bagian cerita Sangkuriang yang menjadi daya tarik pembaca. Cerita Sangkuriang ini memang tak masuk akal, namun cerita ini cukup menarik dan memiliki pesan moral yang bagus. Terdapat tiga pesan moral dalam cerita ini yakni tentang kejujuran, kepatuhan kepada orang tua, dan menyayangi ciptaan Tuhan selain manusia.
Pesan kejujuran terletak pada kesalahan Dayang Sumbi yang tidak jujur kepada Sangkuriang bahwa Tumang adalah bapaknya. Sepahit apapun kejujuran harus diutarakan agar tidak menimbulkan penyesalan.
Sebagai anak juga harus mematuhi perintah ibu dan melaksanakannya sesuai perintahnya. Sebagai manusia juga harus menyayangi ciptaan Tuhan selain manusia, contohnya hewan dalam cerita ini.