Contoh Teks Negosiasi – Teks negosiasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.
Dalam teks negosiasi berisi kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Terdapat berbagai macam contoh teks negosiasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Teks negosiasi juga memiliki struktur yang berbeda dengan teks lainnya. Selain itu, tujuan teks negosiasi juga berpusat pada negosiasi terhadap pihak kedua. Terdapat berbagai cara agar dapat membuat teks negosiasi yang baik.
Jenis teks ini memiliki berbagai kelebihan dalam penyusunannya. Teks negosiasi juga menjadi salah satu teks yang mudah untuk dipahami dan mudah untuk disusun. Struktur dari teks ini juga sangat jelas, jadi sangat membantu dalam penyusunan teks negosiasi. Selain itu, ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh teks ini juga sangat unik.
Definisi teks negosiasi
Teks negosiasi adalah sebuah teks yang berisikan mengenai tujuan yang berbeda dari kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama. Contoh teks negosiasi ini dibuat untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak agar tidak ada yang merasa dirugikan.
Jenis teks negosiasi juga bermacam-macam jenisnya dan bersifat fleksibel yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Ciri-ciri Teks Negosiasi
Contoh Teks negosiasi memiliki ciri khas yang sangat khusus dan berbeda dengan teks lainnya. Dalam menyusun teks jenis ini tentunya akan mengutamakan struktur yang teratur agar tercipta teks negosiasi yang sesuai. Ciri-ciri teks ini sangat khusus, pembaca akan mudah mengetahui bahwa ini teks negosiasi dalam sekali baca. Berikut ini beberapa ciri-ciri teks negosiasi , antara lain :
Kesepakatan yang dihasilkan
Tujuan dari dibuatnya teks negosiasi adalah mencapai kesepakatan. Kesepakatam harus diambil dari kedua belah pihak agar tidak terjadi kerugian pada salah satu pihak.
Dengan adanya teks negosiasi, maka kesepakatan akan terlihat dan mudah untuk dicapai oleh kedua belah pihak. Ciri ini harus ada pada setiap teks negosiasi.
Kepentingan Bersama Menjadi prioritas
Teks negosiasi ini menjadi ciri khas yang utama dalam negosiasi. Kepentingan bersama menjadi ciri khas yang harus menjadi prioritas dalam penyusunan teks negosiasi.
Dengan adanya contoh teks negosiasi, hal yang semula belum pasti dan menguntungkan salah satu pihak akan mendapatkan kesepakatan diakhir yang mengutamakan kesepakatan bersama. Biasanya kesepakatan bersama ada pada akhir teks negosiasi.
Sarana yang Tepat Untuk Penyelesaian Terbaik
Teks negosiasi sangat dibutuhkan untuk mencapai penyelesaian akhir yang sempurna. Dengan adanya contoh teks negosiasi, penyelesaian akhir yang belum mencapai kesepakatan akan menjadi penyelesaian akhir yang sesuai dengan keinginan kedua belah pihak.
Sesungguhnya, itulah tujuan utama penyusunan teks negosiasi yaitu sebagai sarana untuk mencari penyelesaian akhir yang baik.
Baca Juga: Contoh Teks Persuasi
Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Toko
Contoh teks negosiasi penawaran barang memang sangat populer dibuat oleh orang. Pembuatannya yang mudah serta ringan membuat teks negosiasi jenis ini populer. Selain itu, banyak yang menyukai teks ini karena memang sifat manusia yang senang melakukan negosiasi. Berikut beberapa teks negosiasi penawaran barang, antara lain :
1. Teks negosiasi penawaran harga laptop
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Suatu hari, sebuah pembeli datang untuk membeli laptop di toko elektronik. Pembeli tersebut menyukai salah satu laptop dan mencoba untuk menawar harganya, berikut Pembeli: “Selamat siang pak”Penjual: “Selamat siang, Silahkan duduk. Apakah benar ini dengan saudara Slamet?”Pembeli: “Benar pak, saya yang menghubungi bapak tadi pagi”
Penjual: “Baik, langsung ke intinya saja, benarkah saudara tertarik dengan mobil yang di iklankan di OLX?
Pembeli: “Iya benar pak, dari foto yang ditampilkan saya tertarik ingin melihat fisik asli mobil tersebut secara dekat, sebab berdasarkan foto yang saya lihat kelihatannya mobil bapak masih dalam
keadaan bagus”
Penjual: “Iya benar, mobil itu saya beli 2 tahun lalu, kondisinya masih sangat bagus. Saya menjual karena ingin menggantinya dengan mobil baru”
Pembeli: “Apa alasan bapak mengapa mobilnya ingin diganti?, apakah mobil tersebut sudah mengalami kerusakan?”
Penjual: “Bukan itu alasannya, saya ingin mengganti dengan mobil baru karena mobil itu terlalu kecil untuk keluarga saya.”
Pembeli: “Oh begitu, berapa harganya pak?
Penjual: “150 juta, bisa nego”
Pembeli: “Wahh kok mahal pak?”
Penjual: “Bisa nego”
Pembeli: “100 juta bagaimana pak?”
Penjual: “125 juta pas, bagaimana?
Pembeli: “110 juta deh pak, bagaimana?”
Penjual: “Tidak mas, 125 sudah mentok”
Pembeli: “Baiklah, saya setuju”
Penjual: “Baik, terimakasih”
Pembeli: “Oke terimakasih kembali”[/su_note]
2. Penawaran tarif ongkos jasa
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Calon Penumpang: “Bang, ke Pasar Wage berapa?”
Tukang Ojek: “10 ribu, mas”
Calon Penumpang: “Kok mahal amat bang, kan deket tuh disitu, 5 ribu aja ya”
Tukang Ojek: “Aduh, itu kemurahan, enggak nutup uang bensin atuh”
Calon Penumpang: “Iya deh iya bang, saya tambah 2 ribu biar jadi jadi 7 ribu ya, bagaimana?”
Tukang Ojek: “Tambah 1 ribu lagi deh, langsung capcuss.”
Calon Penumpang: “Okelah bang, saya setuju, antar saya ke pasar wage.”[/su_note]
3. Teks negosiasi penawaran harga gitar
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Pembeli: “Bu saya mau beli gitar ini, berapa harganya?”
Penjual: “Kalau gitar yang itu harganya 750 ribu nak.”
Pembeli: “Harganya boleh kurang nggak bu?”
Penjual: “Hmmm, boleh. Mau nawar berapa nak?”
Pembeli: “600 ribu aja bu, gimana?”
Penjual: “Wah, harga segitu rasanya tidak bisa nak.”
Pembeli: “Kalau 625 ribu?”
Penjual: “Naikin dikit nak, 650 ribu ibu lepas gitar ini.”
Pembeli: “Iya deh bu, saya setuju, ini uangnya”[/su_note]
4. Teks negosiasi penawaran harga tas
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Pada suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang dia miliki sudah rusak, maka dari itu dia mendatangi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.
Sesampainya di toko tersebut Dina bertanya-tanya kepada Si penjual tentang tas yang dia inginkan. Kemudian Si penjual pun memberitahu tentang tas yang dia inginkan itu. Tas tersebut bermerk polo.
Dina merasa bingung ingin beli tas yang model bagaimana karena tas merk polonya bagus-bagus. Selanjutnya Dina mengambil salah satu tas yang bermerk polo dan dia menanyakan kelengkapan tas tersebut kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan kelengkapan tas yang ditanyakan Dina bahwa tas tersebut dilengkapi tempat laptop yang bisa diambil dan dipasang lagi, terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan dan ada juga pelindung anti air yang bisa dipakai pada saat hujan.
Mendengarkan penjelasan Si penjual, Dina masih penasaran dan ingin tahu kelangkapan tas merk polo yang lainnya. Kemudian Dina mengambil tas merk polo lagi tetapi modelnya berbeda. Dia menanyakan kelengkapan tas yang dia ambil untuk kedua kalinya kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan lagi tas yang kedua bahwa kelengkapannya sama, hanya yang membedakan tempat laptopnya yang pertama bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang kedua tidak bisa diambil dan tempatnya juga lebih luas yang pertama karena cukup untuk barang banyak.
Pada saat itu tas yang pertama sebagai contoh berwarna ungu, Dina menanyakan kepada Si penjual warna yang tersedia dan ternyata ada beberapa warna yang tersedia diantaranya warna merah, abu-abu dan hitam.
Tetapi warna yang Dina inginkan tidak tersedia karena pabrik tidak memproduksinya yaitu warna coklat. Tetapi jika Dina benar-benar ingin warna coklat ada tetapi modelnya seperti tas yang kedua. Dina tidak mau dengan model tas yang kedua, dan dia ingin melihat tas yang pertama warna merah dan hitam.
Dina kebingungan mau membeli warna hitam atau merah. Menurut Si penjual warna hitan itu warna netral sedangkan warna merah itu terlalu mencolok.
Setelah bercakap-cakap tentang kelengkapan dan warna Dina pun menanyakan harga tas tersebut kepada Si penjual. Ternyata harga tas yang pertama sebesar Rp 300.000,00 dan yang kedua sebesar Rp 275.000,00. Dina merasa harga tersebut terlalu mahal, dia menanyakan tentang diskon.
Semua tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%. Harga tas yang pertama menjadi Rp 285.000,00 dan yang kedua menjadi Rp 261.500,00.
Dina ingin mengambil tas yang model pertama tetapi dia merasa harganya masih terlalu mahal karena diskonnya cuma 5%. Dia ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 260.000,00 tetapi Si penjual tidak bisa menurukan sebesar itu.
Tetapi Dina tetap saja ngotot ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 265.000,00, Si pejual pun langsung menetapkan harganya sebesar Rp 275.000,00.
Dina pun masih ingin harganya diturunkan lagi tetapi Si penjual tidak bisa menurunkan lagi Rp 275.000,00 sudah paling murah karena Si penjual hanya mendapat laba sedikit. Akhirnya Dinapun setuju dengan harga tersebut dan dia ingin membeli tas yang warna hitam.
Karena sudah sepakat dengan harga Rp 275.000,00 Si penjual menyuruh Dina melakukan pembayaran di tempat kasir.
Suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang ia miliki sudah rusak. Maka dari itu ia mendatagi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.[/su_note]
5. Teks negosiasi penawaran harga sepatu
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Penjual :” selamat siang dek,ada yang bisa saya bantu?”
Pembeli :” boleh saya liat-liat dulu mba?”
Penjual :” oh iya,silakan dek permintaan.”
Permintaan
Pembeli :”mba sepatu adidas yang keluaran barunya masih ada ga?”
Penjual :” wah kebetulan kamu dek saya masih ada 4 lagi.”
Pembeli :”Boleh saya liat dulu ga mba?”
Penjual :” Boleh,ini sepatunya dek masih bagus, Walaupun ga sebagus yang kemaren
Pembeli :”gapapa yang penting saya bisa pakai sepatu terus ga cacat, saya beli empat- empat nya deh mba penasaran soalnya.”
Penjual :”Kalo beli 4 jasi 400.000 dek.”
Pembeli :”350.000 aja dek mba…”
Penjual :”400.000 aja deh, kalo beli pas yang bagus harga nya 500.000.”
Pembeli : “350.000 ya mba…”
Penjual :”yaudah 370.000,deal ya !”
Pembelian :”Deal mba!”
Penjual :”makasih dek., sering-sering mampir ya dek.”
Pembelian :”sama –sama,iya mba insya allah.”[/su_note]
Contoh Teks negosiasi di lingkungan bank
1. Teks negosiasi meminta bantuan kredit untuk usaha
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Pengusaha: “Selamat siang”
Pihak bank: “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?”
Pengusaha: “Iya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit”
Pihak bank: “Baik, mari saya antar menuju kepala bagian kredit”
Pengusaha: “Jadi begini pak, saya niatnya akan mengembangkan usaha, maka dari itu saya akan mengajukan kredit”
Pihak bank: “Berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk usaha yang bapak ingin kembangkan?
Pengusaha: “Saya butuh uang sebenar 300 juta. Bisakah saya mendapatkan pinjaman dengan jumlah tersebut?
Pihak bank: “Maaf sebelumnya, tetapi kan jumlah pinjaman bapak terlalu besar. Bagaimana jika pihak bank memberi 200 juta?
Pengusaha: “Tidak bisa lebih dari itu pak? saya kan nasabah lama di bank ini”
Pihak bank: “Baiklah, bapak saya beri 220 juta. Bagaimana pak?”
Pengusaha: “Tolong dilebihkan lagi pak, saya membutuhkan lebih banyak uang untuk mengembangkan usaha”
Pihak bank: “Baiklah, maksimal bank hanya bisa memberi pinjaman sebesar 250 juta”
Pengusaha: “Oke, bisa saya ambil kapan uangnya?”
Pihak bank: “Kalau bapak setuju uang 250 juta bisa dicairkan secepatnya”
Pengusaha: “Iya saya setuju, kemudian bagaimana lagi?”
Pihak bank: “Pihak bank akan memberikan pelayanan terbaik”
Pengusaha: “Oke terima kasih atas kerjasamanya, saya permisi dahulu pak”
Pihak bank: “Sama-sama pak, selamat siang”
Pengusaha: “Selamat siang” (Keluar dari ruang kepala bagian kredit)[/su_note]
2. Teks negosiasi peminjaman uang untuk pengembangan usaha
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Pegawai Bank: “Selamat pagi pak, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?”
Nasabah: “Selamat pagi bu. Ya, terimakasih.”
Nasabah: “Begini bu, saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang untuk usaha ikan lele saya.”
Pegawai Bank: “Maaf, bisa saya lihat proposalnya?”
Nasabah: “Ini bu, silahkan.”
Pegawai bank: “Sebenarnya, proposal bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah. Cuma kami dari
pihak bank tidak bisa memenuhi permintaan dana sebesar 500 juta.”
Nasabah: “Jadi, kira-kira pihak bank mampu memberikan berapa bu?”
Pegawai Bank: “Setelah saya hitung, kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak, dengan bunga 4 %.”
Nasabah: “Tidak bisa ditambah lagi bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses, pesanan ikan lele ke kami dari seluruh Indonesia.”
Nasabah: “Dana ini rencananya akan kami gunakan untuk menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ikan lele tersebut”
Pegawai Bank: “Tunggu dulu pak, saya hitung ulang dulu”
Pegawai Bank: “Yah, sepertinya kami sanggup memberikan 350 juta”.
Nasabah: “Wah, apakah tidak bisa dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?”
Pegawai Bank: “Maaf pak, hanya segitu yang bisa kami sanggupi.”
Nasabah: “Iya deh bu, tidak apa-apa, saya setuju.”[/su_note]
Baca Juga: Contoh Penutup Laporan
Contoh teks negosiasi di lingkungan rumah
1. Teks negosiasi pemilihan jurusan sekolah
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Anak: “Pak, setelah lulus nanti saya ingin sekolah di SMA.”
Bapak: “Kenapa di SMA nak? Padahal, bapak ingin kamu sekolah di SMK.”
Anak: “Alasannya apa pak, kenapa bapak ingin supaya saya melanjutkan di SMK? ”
Ayah: “Begini nak, di SMK itu lulusan nya bisa langsung masuk di dunia kerja.”
Anak: “Jadi gampang dapat kerja ya pak? Kalau gitu iya deh saya setuju.”
Ayah: “Bagus lah kalau kamu setuju, nanti kita pilih bareng SMK yang bagus.”
Anak : “Siap pak”[/su_note]
2. Teks negosiasi mengenai hobi
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Yovi dan Esa adalah teman karib yang sama – sama memiliki hobi mengoleksi action figure maupun gundam. Selain itu mereka juga memiliki hobi bermain games. Percakapan ini terjadi melalui telepon.
Yovi : “Halo, selamat siang. Ini Yovi. Bisa bicara dengan Esa?”
Esa : “Halo, selamat siang. Dengan saya sendiri. Ada apa Yov?”
Yovi : “Begini, kemarin aku baru membeli Gundam terbaru. Kebetulan aku beli dua.
Kamu mau membeli satu?”
Esa : “Hmm, boleh juga tuh. Memang berapa harganya?”
Yovi : “Rp 200.000. Gimana?”
Esa : “Wah, aku belum ada uang. Gimana kalau aku barter dengan DVD game
Monster Girl Quest 3?”
Yovi : “Wah boleh juga tuh. Kebetulan aku lagi cari game itu. Tapi itu DVD Original kan?”
Esa : “Iya dong. Gimana?”
Yovi : “Hmmm. Gimana kalau dibarter dengan DVD game itu plus Rp 50.000?”
Esa : “Ya udah, deal ya?”
Yovi : “Oke. Kapan bisa ketemuan?”
Esa : “Minggu jam 08.00 WIB di alun – alun ya?”
Yovi : “Jangan, aku masih di Gereja. Jam 10.00 WIB di Kedai Santai ya? Dekat SMP 1.”
Esa : “Ok. Tapi nanti aku traktir makan ya?”
Yovi : “Siap, datang aja besok Minggu ya, aku tunggu. Selamat siang.”
Esa : “Ya, selamat siang.”
Percakapan selesai, akhirnya Esa dan Yovi menentukan kesepakatan bersama.[/su_note]
Contoh teks negosiasi di lingkungan sekolah
1. Teks negosiasi pemilihan study wisata
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Wali Kelas: “Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Jawa Timur Park, apakah semua anggota kelas setuju?”
Ketua Kelas: “Saya sudah berbicara dengan mereka bu, cuma ada usulan study wisata nya diganti ke Pantai Kuta aja bu.”
Wali Kelas: “Wah, kenapa pada minta seperti itu?”
Ketua Kelas: “Karena sekolah kita sudah sering ke Jawa Timur Park bu. Sedangkan, Pantai Kuta belum pernah sama sekali.”
Wali Kelas: “Tapi ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan beliau sudah setuju”
Ketua Kelas: “Iya bu, tetapi jika ke rencana semula sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut”
Wali Kelas: “Aduh bagaimana yah, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya.”
Ketua Kelas: “Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke kepala sekolah dan membicarakan tentang rencana study ke Pantai Kuta.”
Wali Kelas: “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau, laporkan ke ibu hasilnya”.
Ketua Kelas: “Baik bu.”[/su_note]
2. Teks negosiasi membantu mengerjakan PR
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Pagi itu, seperti biasa, Ayu berangkat sekolah sesuai jadwal yang telah disepakati antara jiwa dan raganya agar berangkat tepat waktu. Apa yang terjadi? Bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB, tetapi Ayu belum terlihat.
Ayu : “Ah, akhirnya sampai juga di sekolah.”
Bijak : “Memang kenapa baru sampai?”
Ayu : “Aku bangun kesiangan karena tadi malam mengerjakan PR Bahasa Indonesia sampai larut”
Bijak : “Apa ada PR Bahasa Indonesia?” sambil terkejut.
Ayu : “Ada, PR untuk menganalisis jenis kalimat berpredikat verba. Kamu sudah mengerjakannya?”
Bijak : “Astaga, aku benar-benar lupa.”
Ayu : “Kenapa bisa lupa? Hari ini harus sudah selesai.”
Bijak : “Tadi malam, aku sibuk menyiapkan peralatan praktikum Biologi. Aku kelelahan seharian mencari jangkrik.”
Ayu : “Oh ya. Kelompokku juga belum ada yang membawa jangkrik.”
Bijak : “Siapa yang ditugaskan membawanya?”
Ayu : “Aku sendiri.”
Bijak : “Kamu akan mencari di mana sekarang?”
Ayu : “Belum tahu. Bagaimana kalau aku minta beberapa ekor jangkrik milikmu?”
Bijak : “Enak saja. Aku sudah berjuang seharian mencari si jangkrik-jangkrik ini hingga melupakan PR Bahasa Indonesiaku.”
Ayu : “Begini saja. Kamu menyalin PR yang telah aku kerjakan, tapi dengan syarat kamu harus memberikan beberapa jangkrikmu kepadaku”
Bijak : “Bagaimana ya? Sebenarnya aku tidak rela memberikan jangkrik ini kepadamu.”
Ayu : “Kenapa tidak rela. Kamu dapat salinan PRku dan aku mendapat beberapa jangkrik darimu. Aku juga lelah menyelesaikn PR ini hingga berangkat kesiangan.”
Bijak : “Baiklah. Ini beberapa jangkrik untukmu. Mana PR mu?”
Ayu : “Ini PRku. Jangan sampai kamu rusak.”
Bijak : “Oke, beres.”
Ayu : “Nanti kembalikan ke mejaku lagi ya!”
Bijak : “Tenang saja.”
Dengan kecepatan tinggi, Bijak menyalin semua PR milik Ayu dan berharap akan selesai sebelum guru masuk kelas.[/su_note]
3. Teks negosiasi mengenai jajan di kantin
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Suatu hari, saat sedang istirahat Ilham mengajak Ridho ke kantin. Saat itu Ridho sedang asyik menonton film di laptopnya.
Ilham : “Dho, ke kantin yuk!”
Ridho :” Nanti dulu. Tunggus sampai filmnya iklan.”
Ilham : “Lah terlalu lama. Lagian mana ada film di laptop yang ada iklannya.”
Ridho : ”Ya sana sendiri kalau ingin cepetan.”
Ilham : “Lah, cepetan, lah.”
Ridho : “Ya sudah dengan yang lain saja!”
Ilham : “Aku hanya ingin dengan dirimu.”
Ridho : “Ih kamu so sweet deh.”
Ilham : “Iya dong. Apa sih yang tidak buat kamu.”
Ridho : “Tapi traktir Cappucino ya.”
Ilham : “Oke deh. Tapi ayo cepat.”
Ridho : “Dengan sate juga ya!”
Ilham : “Lah, terlalu banyak. Nanti uangku habis.”
Ridho : “Ya sudah tapi laptopnya kubawa sekalian ya.”
Ilham : “Astaghfirullah (megang dahi Ridho dengan punggung tangannya). Pantesan sedang panas.
(lalu tertawa)”
Ridho : “Jadi atau tidak?”
Ilham : “Iya-iya ayo. Kalau di traktir kamu pasti semangat.”
Ridho : “Hehehe. Kan ada uang kau kusayang, tidak ada uang kau kutendang.”
Ilham : “Ya sudah ayo cepetan!”[/su_note]
4. Teks negosiasi mengenai pendirian unit koperasi
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Ketua Osis : “Pak, sekolah kita sama sekali tidak memiliki ruang koperasi, bagaimana kalau di sekolah kita mendirikan sebuah unit koperasi ? “
Pak Kepala Sekolah : “Bolehsaja, tapi masalahnya sekolah kita tidak mempunyai dana untuk membuatnya, bagaimana pendapatmu, apakah kita harus meminta dana ke pemerintah ?”
Ketua Osis : “Kalau memang itu caranya, saya dan segenap perwakilan para osis setuju dengan usulan Bapak kepala sekolah, karena ini kepentingan pemerintah juga untuk memberikan fasilitas yang baik kepada rakyatnya dalam dunia pendidkan”
Pak Kepala Sekolah : “Oke, nanti bapak akan ajukan ini ke Pemerintah, terima kasih atas usulannya.[/su_note]
Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Ramai
1. Teks negosiasi tidak terduga
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Di Siang hari yang cerah, Fatimah dan Fitri pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk ibunya Fatimah yang dirawat di ICU. Mereka ke Rumah Sait mengendarai motor. Fatimah yang memboncengkan fitri sangat terburu-buru sehinga ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Fitri :”Fat, kamu baik-baik saja kan?” (Membantu Fatimah untuk berdiri)
Fatimah :”Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?”
Fitri :”Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!” (Menunjuk orang yang terjatuh)
Dhila : ”orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?”
Lala :”Aduhhh… Sakit” (Merintih kesakitan)
Dhila :”Bagian mana yang sakit Tir?”
Lala :”Kakiku sakit, bantu aku berdiri!”
Dhila : (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) “Duduk di sini ya, La!”
( Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.)
Dhila :”Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi.”
Fitri :”Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?”
Dhila :”Rp. 1.000.000,00”
Lala :”Dhil, kamu mau merampok ya?”
Fitri :”Hah, Rp. 1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah.”
Dhila :”Sepedanya kan juga rusak.”
Fitri :”Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!”
Lala :”Baiklah, kami minta Rp. 800.000,00 saja mbak.”
Fatimah :”Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu.”
Dhila :”Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?”
Fitri :”Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp. 300.000,00 saja. Boleh kan?”
Lala :”Uang segitu tidak cukup Mbak.”
Fatimah :”Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami.”
Fitri : (mencoba menghubungi keluarga dan teman yang bisa membantu) “Nomor siapa yang harus ku hubungi?”
Fatimah :”Om Dio, Fit.” (sambil menyodorkan Hpnya)
Fitri :”Oh iya, Om Dio.” (menyalin nomor) “Bisa tidak ya?” (menelepon)
“Maaf nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri : (Menggelengkan kepala)
Fatimah :”Cari dulu di Hpmu, tante atau yang lainnya.”
Fitri : ”Tanteku aja ya, Fat.” (mencari nomor tante lalu menelepon)
“Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri :”Tanteku juga tidak bisa dihubungi, telepon siapa lagi ya, Fat?”
Fatimah :”Ibu Diana, dia pasti mau membantu.”
Dhila :”Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan.”
Fatimah :”Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan.”
Lala :”Ya, tidak apa-apa.”
Fitri : (mencari dan menelepon) “Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?”
Fatimah :”Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!” (menyodorkan Hpnya)
Fitri : (menyalin nomor telepon) “Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?”
Kak Gike :”Iya, ini siapa?”
Fitri :”Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak ?”
Kak Gike :”Ya, ada yang bisa kakak bantu?”
Fitri :”Begini Kak. Anu.. ee, itu kak”
Kak Gike :”Kamu tenang dulu baru bicara!”
Fitri : ”Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kita menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukupuntuk mengganti rugi”
Fatimah : (meminta HP) “Aku boleh bicara dengan kak Gike?”
Fitri :”Iya, tentu saja, Fat.”
Fatimah :”Kak, segera ke sini cepat.”
Kak Gike :”Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana.”
Dhila :”Berapa lama lagi kami harus menunggu?”
Fatimah :”Sebentar lagi, saya mohon. Tunggu sebentar!”
Tidak lama kemudian, kak Gike datang ke tempat kejadian untuk membantu Fatimah dan Fitri
Kak Gike : (datang dan menghampiri Fatimah) “Kamu tidak apa-apa Fatimah?”
Fatimah :”Aku baik-baik saja kak, tetapi dia kak.” (menunjuk Lala)
Kak Gike : (menghampiri Lala bersama Fitri dan Fatimah) “Maafkan adik saya ya! Bagaimana? Mau ganti rugi atau mau saya bantu ke Rumah Sakit?”
Dhila :”Saya meminta ganti rugi Rp. 1.000.000,00 kak.”
Kak Gike : ”maaf ya Dek uang Rp.1.000.000,00 tidak sedikit,kami juga tidak mempunyai uang sebesar itu. Bisa dikurangi sedikit”
Dhila :”Baiklah Rp. 800.000,00 saja”
Kak Gike :”Itu masih terlalu banyak”
Lala :”Ya Kak, Kakak punya uang berapa sekarang “
Dhila :”Ya udah, berapapun tidak apa-apa ,ibu kakak kan juga di rumah sakit pasti juga membutuhkan uang yang banyak untuk berobat.”
Fatimah :”Terimakasih ya kamu sudah mau mengerti keadaan kami”
Fitri :”Iya , terimakasih. Kalian baik deh.”
Kak Gike:”kalau begitu sepakat ya , kakak hanya punya uang Rp.450.000,00” (mengambil uang di tas dan memberikan ke Tiara)
Lala :”Terimakasih ya Kak.”
Kak Gike :”Iya sama-sama. Maafkan adik kakak ya, karena adik kakak menyerempet kamu.”
Dila :”Ya ,kami maafkan lain kali hati-hati dalam berkendara walaupun anda dalam keadaan terburu .”
Kak Gike :”Benar itu,keselamatan nomor satu. Baiklah, kami permisi dulu ya.”
Lala :”Iya, hati-hati ya”
Fitri :”Iya,sampai jumpa lagi.” (melambaikan tangan)
Lala :”Iya, sampai jumpa juga” ( Melaambaikan tangan).
Akhirnya permasalahan ini selesai dengan damai, dan mereka menjalin persahabatan.[/su_note]
Baca Juga: Contoh Teks Report
2. Teks negosiasi pembelian buku baru
[su_note note_color=”#ffdd66″]
Hari Minggu pagi, Bila dan Candra mempunyai janji pergi ke toko buku bersama. Sesampainya disana, ternyata mereka hanya membawa uang Rp. 100.000. Padahal mereka berdua ingin membeli buku kesukaan mereka masing-masing.
Candra : “Bagaimana ini? Aku sangat ingin membeli The Chronicles of Audy karya Orizuka. Aku sudah memimpikannya sejak dulu, ini edisi terbatas.” (Sambil menunjukan bukunya)
Bila : “Tapi, aku juga sangat ingin membeli buku Paris karya Kak Prisca. Aku sudah punya empat yang lain, jika aku punya ini, lengkaplah sudah.”
Candra : “Memang berapa sih harga novel itu?”
Bila : “Harganya Rp. 55.000. Punyamu?”
Candra : “Sama, harganya Rp. 55.000 juga. Jadi gimana?”
Bila : “Entahlah, aku sangat ingin itu.” (Sambil cemberut)
Candra : (Menopang dagu) “Menurutmu, di toko ini boleh hutang tidak, ya?”
Bila : “Hahaha, ini adalah toko buku terkenal, mana mungkin boleh hutang.”
Candra : (Menghela napas) “Hem.. apa tidak ada diskon untuk novel kita?”
Bila : “Tidak, ini bukan awal tahun atau awal bulan.”
Candra : (Berfikir sejenak) “Aha! Aku ingat, novel Paris itu, bukankah bulan depan ada diskon? Aku baca di Fansbase penerbitnya, katanya bulan depan ada event besar-besaran, selama event itu mereka mengadakan diskon besar-besaran. Bagaimana jika kamu membelinya Minggu depan? Aku janji akan menemanimu.”
Bila : “Sungguh? Diskonnya di seluruh toko? Ini kan kota kecil.”
Candra : “Sungguh. Sekalipun kota kecil, toko ini kan sudah punya banyak cabang dan terkenal di Indonesia.”
Bila : “Ya sudah, aku setuju. Tapi, kamu harus janji menemaniku.”
Candra : “Iya, aku janji!”
Bila : “Ya sudah, ayo kita bayar novelmu.”
Candra : “Ayo!”
Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli novel The Chronicles of Audy milik Candra. Dan menunggu saat minggu depan untuk membeli novel Paris kesukaan Bila.
Di pagi hari Fajar ingin mencari buah pisang untuk berjualan pisang goreng di pasar. Sesampainya di pasar dia mencari pedagang yang berjualan pisang, dia menemukan tukang pasar yang berteriak-teriak untuk dagangnya.
Bapak : “Ayo silakan beli….. silakan beli pisangnya…..”
Fajar : “Permisi Pak harga satu tudung pisang ini berapa?(Sambil menunjuk tudug pisang pertama)
Bapak : “Rp. 60.000,00.- Pak,harganya.”
Fajar : “Kalau harga tudung pisang yang ini berapa Pak?”(Sambil menunjuk tudung pisang kedua)
Bapak : “Rp. 70.000,00.- Pak harganya.”
Fajar : “Pak kalu dua tudung pisang ini berapa Pak?”
Bapak : “Rp. 130.000,00.- Pak.?”
Fajar : “Gimana kalau harga dua tudung pisang ini Rp. 100.000,00.- Pak?.”
Bapak : “Tidak boleh Pak! Soalnya sekarang ini bukan musimnya jadi panen pisang lama.”
Fajar : “Kalau dua tudung pisang ini Rp. 110.000,00.- Boleh Pak?”
Bapak : “Ya sudah. Tidak apa-apa.”
Fajar : “Ini pak uangnya,terima kasih”(Sambil memberikan uangnya).
Bapak : “Oh iya…. Terima kasih.”(Sambil mengambil uang nya).
Lalu, Bapak itu mengikat dua tudung pisang itu menjadi satu dan memberikan kepada Fajar, Fajar dengan hati bergembira karena mendapatkan pisang dia yang cari.[/su_note]
Teks negosiasi memang termasuk teks yang paling mudah untuk dibuat. Selain struktur nya jelas teks ini juga sangat disukai oleh banyak orang. Namun, teks negosiasi ini juga memiliki makna penting dalam setiap teks yang disampaikan. Makna tersebut akan tersirat dalam akhir penyusunan teks negosiasi.
Itulah beberapa contoh teks negosiasi paling populer dilakukan oleh masyarakat. dengan contoh di atas diharapkan dapat menjadi referensi mengenai pembuatan teks negosiasi. Hal yang perlu diingat adalah agar selalu memperhatikan struktur dalam penyusunan teks negosiasi, agar pesan yang akan disampaikan akan lebih tersampaikan kepada pembaca.