Jenis Media Pembelajaran dan Contoh Pengaplikasian yang Menarik

Media Pembelajaran

Jenis-Jenis Media PembelajaranKegiatan pembelajaran terkadang menjadi kegiatan yang membosankan dan tidak menarik. Ketidakmampuan dalam mencerna materi ajar membuat peserta didik tidak memiliki motivasi untuk.

Karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan kapasitas peserta didik. Tidak berbeda dengan materi lain, pembelajaran bahasa pun harus disuguhkan dengan kreatif.

Zaman yang semakin maju juga menuntut pengajar untuk mampu memilih media yang praktis dan dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik. Terlebih karena bahasa merupakan pelajaran yang hasilnya berupa keterampilan yang dapat diterapkan sehari-hari.


Pengertian dan Pemilihan Media Pembelajaran

Pengertian Dan Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana merangsang pikiran peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan. Dengan adanya media ini, diharapkan tercipta suasana pembelajaran yang menarik dan terarah.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mencapai target kompetensi yang telah ditentukan atau bahkan memancing percepatan dalam proses pembelajaran.

Pemilihan media harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat diharapkan akan menghasilkan output yang maksimal. Pemilihan media sebaiknya juga mempertimbangkan kedekatan emosional peserta didik dengan tujuan materi ajar.

Maksudnya, peserta didik harus dibuat yakin bahwa apa yang dipelajarinya merupakan hal dekat dengan kehidupannya sehari-hari.

Kesesuaian media, materi, dan faktor kedekatan tersebut akan meningkatkan daya tarik materi ajar. Peserta didik akan memiliki rasa ingin tahu yang besar dan termotivasi karena yakin bahwa pelajaran tersebut memang berguna baginya.

Baca Juga: Contoh Kliping


Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Jenis Jenis Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran memiliki jenis yang beragam. Pengajar dapat memilih atau bahkan memadupadankan media dalam menemukan cara paling cocok untuk menyampaikan materi. Berikut tiga media yang umum digunakan.

1. Media Audio (Berupa Suara)

Penggunaan media audio salah satunya bertujuan untuk merangsang kepekaan pendengaran peserta didik. Media ini juga dapat meningkatakan imajinasi.

Hal ini dikarenakan ketika mendengarkan materi tanpa melihat gambaran apapun, otak akan mencoba membayangkan seperti apa maksud dari suara tersebut.

Contoh media berupa suara misalnya radio, pemutar musik, serta perekam suara. Sementara suara yang dapat diperdengarkan melalui media-media tersebut adalah lagu, rekaman percakapan, rekaman pidato, dan lain sebagainya.

2. Media Visual (Berupa Gambar)

Sebagian orang memiliki kemampuan menyerap informasi baru dengan lebih cepat melalui gambar. Mereka ini disebut manusia visual. Tentunya ada peserta didik yang merupakan bagian dari golongan ini.

Maka dari itu, perlu juga menggunakaan media visual dalam pembelajaran. Media jenis ini bisa berupa gambar cetak seperti poster, lukisan, atau ilustrasi dalam cerita bergambar. Tidak hanya berupa gambar cetak, gambar di layar pun (diam mau pun bergerak) juga dapat dijadikan pilihan sebagai media pembelajaran.

3. Media Audiovisual (Berupa Suara dan Gambar)

Penggabungan media suara dan gambar sekaligus dapat menghasilkan gambaran yang lebih konkret mengenai materi yang diajarkan.

Penggunaan media audiovisual ini dapat dilakukan untuk memadatkan dan menyederhanakan materi yang bisa saja terlalu panjang jika dijelaskan secara verbal.

Dengan menonton suatu tayangan misalnya, peserta didik dapat melihat langsung dan lebih besar kemungkinannya untuk mencerna maksud dari suatu materi.

Peserta didik akan memiliki tanggapannya masing-masing mengenai tayangan yang diputar. Tentunya ini akan membuka ruang diskusi dan menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif.

Contoh media audiovisual di antaranya televisi, tayangan video, film, video call, dan lain-lain. Ada juga media audiovisual yang gambarnya tidak bergerak, misalnya komik yang bersuara dan cuplikan gambar-gambar yang memiliki musik latar.


Pengaplikasian Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Bahasa

Pengaplikasian Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Bahasa

Pada dasarnya, pembelajaran bahasa apa pun memiliki aspek-aspek  keterampilan yang sama, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Hanya saja dengan adanya perbedaan tata bahasa serta kondisi sosial budaya asal bahasa tersebut, strategi pengaplikasian media pembelajaran juga berbeda. Berikut beberapa bahasa dan contoh media yang digunakan dalam mempelajarinya:

1. Media Pembelajaran Bahasa Inggris

Cara termudah menggunakan media audio dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah dengan mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh penutur asli. Setidaknya ada dua hasil yang dapat dicapai dengan media ini.

Pertama, peserta didik dapat mengetahui pelafalan yang benar dari setiap kata karena mendengarkan langsung dari penutur asli. Ini juga berguna untuk membiasakan pendengaran terhadap kata-kata tersebut sehingga secara tidak sadar akan menempel dengan sendirinya di otak.

Cara lainnya dapat dilakukan dengan mendengarkan lagu sambil membaca teks lirik, namun beberapa kata dihilangkan untuk diisi sebagai jawaban. Tujuannya adalah agar peserta didik tidak hanya mengetahui pengucapan katanya, tetapi juga dapat menuliskan dengan tepat sesuai konteks.

Untuk media visual, ada cara yang menarik untuk digunakan. Media yang digunakan adalah kemasan produk jenis apa pun, baik makanan, sabun, hingga bungkus alat-alat. Pastikan terdapat tulisan komposisi atau petunjuk penggunaan yang berbahasa Inggris.

Peserta didik dapat diminta membandingkan kata-kata yang terdapat dalam tulisan tersebut. Kata-kata yang sangat asing bisa saja ditemukan. Bisa jadi juga ada kata berbeda di kemasan yang berbeda untuk terjemahan yang sama. Dari sanalah diskusi dapat dibuka untuk membahas penggunaan kata-kata tersebut.

Penggunaan media audiovisual memiliki lebih banyak pilihan, salah satunya adalah game seluler. Media game seluler ini memang sulit diterapkan di kelas. Namun sebagai pelajaran tambahan individu di luar kelas, game seluler merupakan media yang patut dicoba oleh peserta didik.

Untuk pengayaan vocabulary (kosakata), bisa memainkan game sejenis scrabble, yaitu permainan menyusun huruf-huruf acak menjadi suatu kata. Bisa juga memainkan word search, yaitu mencari kata tersembunyi dari kumpulan huruf.

Lain lagi jika tujuannya adalah pembiasaan. Game seluler yang bisa dipilih adalah yang memiliki alur cerita dan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa standarnya. Selain itu, bisa juga memainkan game online dan memilih partner yang berbicara Bahasa Inggris.

Baca Juga: Contoh Tinjauan Pustaka

2. Media Pembelajaran Bahasa Arab

Penggunaan media audio merupakan pilihan tepat dalam melatih pelafalan. Hal ini terutama berlaku pada tahap pengenalan huruf-huruf Arab yang disebut huruf hijaiyah. Dalam bahasa Arab, beberapa huruf terdengar mirip meskipun sebenarnya berbeda. Contohnya ha ringan (ح) dan ha berat (ه).

Dengan mendengarkan rekaman pengucapan yang benar, peserta didik dituntut untuk peka terhadap perbedaan bunyinya. Pada proses ini, bisa juga dibantu dengan penjelasan mengenai letak keluarnya bunyi huruf di dalam mulut.

Media visual dapat dimanfaatkan untuk membantu menghapalkan kosakata, terutama jenis kata benda (isim). Pada tahap awal, kosakata yang dipelajari biasanya adalah mengenai benda-benda yang ada di sekitar. Misalnya meja, kursi, papan tulis, pulpen, dan lain-lain.

Cara penggunaan media ini adalah dengan menampilkan gambar yang dimaksud beserta Bahasa Arab dan terjemahannya. Peserta didik akan lebih mudah mengingat kosakata karena sudah memiliki bayangan.

Sementara itu, penggunaan media audiovisual cocok digunakan pada materi yang mengandung unsur percakapan. Video yang diputar dapat berupa jalan cerita yang dikondisikan sedemikian rupa sesuai tema dalam materi. Di dalam video, para tokoh berbicara dalam Bahasa Arab yang menyisipkan materi tata bahasa.

Peserta didik dapat diminta memilah jenis-jenis kalimat yang diucapkan dalam video tersebut. Ini akan melatih mereka dalam menentukan kalimat seperti apa yang harus dipakai dalam situasi tertentu.

Lebih baik lagi jika mereka berkesempatan menirukan percakapan tadi di depan kelas. Selain melatih pelafalan, praktek seperti ini juga berguna untuk mengetahui bagaimana intonasi dalam pengucapan kalimat tertentu. Lebih jauh, ini juga dapat menjadi pembiasaan agar lidah tidak kaku.

3. Media Pembelajaran Bahasa Jepang

Lagu memang menjadi media audio yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Pengaplikasiannya dalam pelajaran Bahasa Jepang dapat dibuat dengan merangkai kosakata beserta terjemahannya. Kemudian diberi nada-nada yang familiar agar mudah dihafal.

Contohnya, peserta didik dapat diminta menyanyikan “hana bunga, yasai sayur, kudamono itu buah…” dengan nada lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung.  Nyanyian itu kemudian bisa direkam dan diputar setiap awal pembelajaran. Dijamin lagu tersebut akan terngiang-ngiang di kepala para peserta didik.

Sementara untuk media visual, bisa digunakan kartu yang berisi gambar atau tulisan saja tetapi dicetak besar-besar. Dengan kartu ini, peserta didik bisa diajak melakukan permainan.

Di Jepang, industri animasi berkembang sangat luas. Setiap tahun, selalu bermunculan drama animasi khas Jepang yang disebut anime. Ini dapat dimanfaatkan sebagai media audiovisual dalam pembelajaran.

Namun menonton anime merupakan cara jangka panjang dan tidak instan. Perlu waktu untuk merangsang kepekaan terhadap kata-kata yang biasa diucapkan dan bagaimana penggunaannya. Pemilihan tema juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.

Anime bertema sekolah, persahabatan, dan kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang lebih relevan karena dapat langsung menyentuh keseharian peserta didik.

Baca Juga: Pengertian Flowchart

4. Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dikarenakan Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa ibu orang Indonesia, maka tidak ada  materi tentang terjemahan dan sejenisnya. Pelajaran paling awal yang biasanya diberikan kepada peserta didik tingkat dasar adalah bagaimana cara menulis dan membaca.

Sementara bagi peserta didik tingkat menengah, hal yang dipelajari lebih kepada tata bahasa lanjutan hingga kesusastraan.

Untuk pelajaran awal, media visual merupakan media yang paling mudah diaplikasikan. Penggunaan kartu dapat menjadi pilihan. Kartu yang digunakan berisi cetakan huruf-huruf satu per satu. Peserta didik dapat diminta mengucapkan huruf apa yang muncul di kartu.

Pada tahap belajar membaca dapat ditambahkan gambar-gambar untuk memudahkan pembacaan kata yang tertulis di bawahnya. Biasanya sudah ada buku-buku semacam ini di pasaran dengan desain yang menarik dan berwarna-warni.

Untuk peserta didik tingkat menengah, perlu adanya media yang lebih konkrit dikarenakan materi yang lebih kompleks. Media audiovisual dapat dikatakan lebih cocok pada tingkat ini.

Misalnya pada materi apresiasi sastra khususnya puisi, peserta didik dapat disuguhkan tayangan wawancara dengan sastrawan tentang proses penciptaan puisi. Selanjutnya, ditayangkan juga video orang yang sedang membacakan puisi.

Dengan begitu, mereka akan mencerna sendiri bagaimana proses penciptaan dan pembacaan puisi, serta sinkronisasi antar keduanya.

Peserta didik juga dapat diminta menonton serial tertentu yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Dari hasil tontonan tersebut, dapat didata hal-hal penting seperti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya.

Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis media pembelajaran dan pengaplikasiannya dalam pembelajaran bahasa. Tidak ada media yang lebih unggul dan efektif dari media lainnya. Semua tergantung kepada kesesuaian pemilihan media dengan materi yang diajarkan.

Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *