Puisi Pendek – Hal apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata puisi? Mungkin yang terbersit di pikiran adalah sebuah karya yang terdiri atas kata-kata indah dengan tema tertentu.
Ya, semua hal di dunia ini bisa dijadikan tema untuk membuat puisi. Di bawah ini kumpulan puisi pendek tentang kehilangan, cinta, islami, dan alam.
Setiap individu memiliki cara mereka masing-masing, dengan cara ekspresi yang tidak sama. Salah satu cara dalam berekspresi yang sering digunakan adalah melalui penciptaan puisi pendek.
Dalam praktiknya bisa menggambarkan berbagai emosi di setiap sisi kehidupan yang berlainan. Seperti contoh puisi pendek berikut untuk berbagai kejadian dalam hidup:
Puisi Pendek Religi
Sisi kehidupan agama merupakan sisi yang dimiliki oleh semua orang. Aspek religius menjadi hal utama pada setiap diri manusia. Ada banyak cerita suka duka yang akan terangkai dalam kehidupan di bidang religi. Semua itu akan tergambar pada puisi pendek berikut:
1. Menyerah
Cerita keteladanan membuat aku merasa mual
Semua kurasa sudah cukup, aku ingin memuntahkannya
Mual dengan apa yang ada padaku
Memuntahkan semua yang menjadi milikku
Bagaimana bisa?
Atau hanya aku yang tidak bisa
Terdiam bagai patung, mencerna tanpa memperoleh makna
Dalam satu atau dua, mati menjadi lebih terpuji
Belajar lebih banyak untuk mengerti tanpa berkuasa atas diri sendiri
2. Butir Mutiara Dari Pendosa
Aku pendosa, hilangkan taat untuk khianat
Memilih pergi dari tinggal untuk mati
Naluri memaksa aku untuk tetap seperti koloni
Liar, brutal
Aku pendosa
Mengemis, dalam iba yang dipandang sebelah mata
Takut, kecil tidak berarti
Mengais ampunan dalam sisa yang begitu memuakkan
Aku pendosa
Menitikkan air mata mutiara dalam kalut hati penuh emosi
3. Hakim Maha Adil
Untuk siapa semua kerja dan susah payah
Kabarnya ada ganjaran berupa surga dan neraka
Hingga lelah tidak lagi dapat dirasa, hingga sakit tidak lagi bisa mempengaruhi
Mereka bermaksud apa dengan kerja keras dan susah payah
Katanya ada segunung harta yang menjadi perebutan semua manusia
Untuk apa bumi sibuk tiada henti
Kami memiliki peta hidup sendiri-sendiri
Tentang pahala dan dosa, kami tidak peduli
Hidup menjadi baik agar hidupmu baik
Yang maha adil melihat dari langit yang begitu tinggi
4. Menaklukkan Rasa Sakit
Dalam dunia yang gelap, nyatanya tidak semua memerlukan cahaya
Dalam hamparan yang bisu, tidak semua telinga memerlukan alunan merdu
Mata menjadi menyala kepada apa yang telah bulat terkunci anak panah
Sayup-sayup musik tidak lagi penting, dalam hati telah bernyanyi lagu-lagu cambuk diri
Untuk bersujud kami berjuang
Melawan mata peluru dan anak panah bermesin
Hanya untuk bertamu ke rumah Tuhan kami
Satu langkah mungkin saja kami hanya mendapatkannya hari ini
Gerakan kecil membangunkan moncong meriam memilih kepala-kepala menempel tanah
Seperti kesiaan kalian terus menabur lelah memberikan sakit pada kaum kami
Tidak ada keraguan, tidak punya rasa takut, berdiri diatas duri, sujud meski meteor menghujani
5. Esok Hari
Bilakah kau bertanya esok seperti apa dunia?
Ia yang lelah, ia yang terlalu banyak menjadi saksi
Dunia yang bosan, manusia terus mengucapkan kemunafikan
Tiang renta terus tergeruk oleh serakahnya
Bila bumi dihancurkan, kami telah membaca
Gunung dan kapas berterbangan
Kandungan yang gugur, kami menjadi lupa diri karena ngeri
Ampunan telah tertutup, hanya penyesalan yang membuat kita sama
Bila lah mana matahari lupa akan garis edarnya
Kata ampun sudah tidak lagi bermakna
Baca Juga: Puisi Perpisahan Sekolah
6. Dalam Bumi Gelap
Tersihir, semua tertunduk karena malu
Sesaat, untuk kemudian kembali terjaga dan bertelanjang
Menari, mengucapkan mantra-mantra
Terselubung, gelap beratap sinar dari api abadi
Pantas saja Tuhan menjadi murka
Dalam bumi gelap,suara tangis tidak menjadi satu-satunya bunyi
Duka bukan pula satu-satunya rasa
Dalam bumi yang gelap
Manusia menjadi Tuhan untuk diri mereka sendiri
7. Ampunan Kembali
Tidak pernah kecewa aku meminta, tidak akan pernah ada kecewa untuk mengiba
Permohonan kepada langit yang disampaikan senandung merdu kesunyian
Titik embun menyentuh kering untuk pertama kali
Memberikan pengharapan hidup pada gersang
Sebuah benih berakar pada mulanya
Topan kencang tidak akan lagi menggoyangkan
Kini kuat laksana gunung menjulang
Tidak ada doa yang terbengkalai dalam daftar terkabulnya
Untuk yang terbaik semua akan menjadi baik
Puisi Pendek Bertemakan Alam
Takdir hidup bersandingan dengan alam dari lahir sampai dengan meninggal, menjadikan manusia dan alam memiliki hubungan yang erat. Dalam praktek kehidupannya tidak selalu semua itu akan berjalan dengan mudah. Banyak masalah, rintangan dan bahkan kesan keserakahan dengan unsur materi. Berikut puisi pendek bertemakan tentang alam:
1. Hijau Ku Cinta
Pernahkah kau pahami tentang wangi saat gerimis membelai bumi
Rasa yang kuat seolah mengalun menyalami memberi damai
Pembawa harapan, menyinarkan keluh kesah
Padanya ada salam yang langit titipkan
Untuk mereka dengan tabah menguatkan sabar di setiap detik
Laju lembut, tak membiarkan satu lubang semut tanpa rejeki
Kau akan terpesona saat genangan hujan mulai surut
Terkumpul jauh hingga samudra luas
Bekas jejak subur adalah buang tangan
2. Tentang Mereka
Alkisah tentang mereka yang tidak lagi mengerti, ngeri menjadi di kala ambisi terus di isi
Dengan lahapan api, dengan mesin pemberani
Seperti tuli telinga yang dibawa sepanjang hari
Bisik angker tidak memundurkan tekat
Rupiah menjadi sesembahan tuhan manusia yang sama
Tentang mereka dengan hati tak lagi peduli
Jiwa malang menjadi bergelimpangan mengakhiri suratan
Tertahan air mata akan mereka tumpahkan pada yang memberikan mereka hidup
Sesaat setelah iblis itu pergi
3. Atap Langit Berbintang
Berbaringlah aku pada tempat terdamai yang pernah aku singgahi
Dalam pakaian tercantik dengan wangi yang sangat senang untuk terus aku endus
Bila ada cermin mungkin tak akan aku menoleh langit
Terlalu sibuk dan takjub aku dengan apa yang menjadi milikku saat ini
Ini bukan malam perkawinan, aku mengerti
Gaun putih dengan riasan cantik meski tak nampak pantulanku di tanah hijau
Beratapkan langit berbintang satu-satunya saksi
Aku indah dalam kepungan peti mati
4. Malang
Bertahan dalam tanah tandus
Gerimis surga memberikan nafas sambungan yang tepat pada waktunya
Seketika kembali mencengkeram kejam bumi
Mencari perlindungan terkokoh menghindari sekarat kembali
Kemana rekan, kemana saudara
Hanya sendiri di tengah tanah gersang tidak berpenghuni
Tidak ada kumbang tidak akan nampak pelangi bunga
Tatapan mata adalah kuat ku, dan ku dapat dari bayangan ku sendiri pada pecahan kaca
Kemana suara tawa itu pergi
Aku menggeliat di tanah gersang tak ada yang menemani
5. Cerita Lama
Kala itu tak lagi langit memiliki rasa bahagia meski sedikit
Kabut seolah memiliki kuasa untuk mengisolasi
Jarak terbentuk pada kaum langit dan pertiwi
Semua yang keluar dalam mulut hanya terdengar kembali oleh sumber suara
Oleh penjagaan yang ketat, tidak ada yang melewati batas garis meski satu langkah saja
Beritanya itu soal ibu yang murka
Memuntahkan benci setelah sekian lama ia telan sendiri
Di tepi sebuah kubangan air, semakin menjadi lah amarah dan caci maki
Kabarnya cerita lama itu pun memberikan duka hingga ke negeri yang jauh di sana
6. Garang
Kejar-mengejar tanpa jeda
Mengular melewati semua yang bisa ia lenyapkan
Mengupas misteri dalam kotak sirkus tanpa lelucon
Mawar di tangan muncul duri dan melukai
Cerita ini soal dendam tidak hanya mengenai aku
Permohonan yang hilang tertelan rasa amarah yang lapar
Rata sudah kalian tidak ada
Aku kembali tenang seakan tidak terjadi apa-apa
Puisi Pendek Percintaan
Cinta adalah anugerah paling luar biasa, tempat mencari kedamaian dan sekaligus pertentangan. Dalam kehidupan cinta ada senyum dan tangis yang silih berganti saling mengisi. Percintaan membuat seseorang menjadi penyair yang bisa menciptakan puisi pendek dengan rinci segala peristiwanya. Inilah contohnya:
1. Satu Kamu
Ah… bila lah mana
Manusia itu himpit menghimpit memenuhi bumi
Aku tidak merasakan keterbatasan dan dunia ku tetap akan luas
Berlarian dengan memeluk erat lengan mu
Mengitari bumi yang tidak begitu luas, ku rasa
Bila lah mana, matahari tetap diam dalam pelukan malam
Aku tidak akan melihat gelap, karena hidupku akan selalu terang
Bersama sinar matamu yang menjadi kekuatan
Meleburkan kesedihan untuk semua nanar yang aku tatap
2. Tergoda
Oleh sebuah pesan berantai yang berhenti di aku
Akhir cinta hanya untuk satu orang istimewa
Mengucapkan janji suci untuk sejenak meleburkan waktu
Sampai nafas terakhir hidupku telah terikat oleh janji
Satu selamanya ku rasa tidak akan pernah cukup
Bersama dahaga kian lara
Untuk sekali lagi, bolehkan aku mintakan kelonggaran
Berikan lagi dia, bagai permata
Kembang yang belum mekar sempurna
Untuk sekali lagi
Bolehkan aku minta tambah satu
Kepada momen saat ku curi kilatan mata yang menghentikan rotasi galaksi
3. Cerita Bersama Dia
Kenyang ku telan air mata yang aku keluarkan
Terlalu berisik mendengarkan tawa yang kita sengaja untuk menjadikan lebih keras
Lelah berusaha terlihat sempurna dalam dekap mu yang memang tanpa cacat
Ijinkan waktu melambat di sini
Detik terasa lama untuk aku mengatur nafasku kembali
Tepat di titik ini, sempurna seperti ini
Tubuh tambun yang menghangatkan suasana yang beku
Mengapa lah semua meski kisah ku bersamamu
Tunggulah, akan ku bunuh semua ragu
Maaf bila aku kembali dengan penuh luka dan tidak cantik lagi
4. Terakhir
Untuk kali ini mungkin semua tidak akan pernah terulang
Memohon, lutut itu bertekuk tidak untuk saat berikutnya
Itu adalah nya terakhir yang ku bagi dua
Maaf aku tidak bisa memberikan mu semua meski kamu terus meminta
Dengan mati aku tidak bisa lagi mencintai
Dengan mati aku tidak akan pernah bisa melindungi
Mati, tidak akan bisa memberiku waktu untuk memberi
Mati?
Itukah yang sebenarnya kau minta
5. Bangku Di Teras Rumahku
Pernah
Di kala senja memudar melebur menjadi kelabu
Di saat matahari sangat lelah hingga tak menemani kami untuk duduk dana berbincang
Kelebatan malam tidak lagi memberikan ultimatum ketakutan untuk surut ke belakang
Orang yang tepat. Hingga jendela tertutup tidak membuat aku turut masuk
Kursi di luar teramat nyaman dengan kamu di sampingnya
Pernah
Rasa sakit teramat berat hingga saat matahari masih ingin terduduk aku telah beranjak
Mencoba menyembuhkan luka, memercikkan kata mengerti untuk merajut kembali
Pernah
Tidak ada kau dan matahari, aku masih berlama di sana
Meneriakkan rindu
Kepada bayang bisu yang telah pergi
6. Kantong Remah
Berbahagialah
Kalian yang memiliki kantong utuh kebahagiaan tidak terbagi
Membawa tawa lekat dan tidak akan menjauh
Mengering air mata karena suka di setiap waktunya
Berbahagialah
Bila kantong itu bukan berisi remah
Tapi satu di dalam kesatuan hidup yang padu
Tidak menyeret beban tanpa peluh bercucur
Berbahagialah
Untuk sekantong penuh
Tanpa retak, tanpa koyak
Baca Juga: Puisi Alam
7. Dalam Takjub
Aku tidak melihat yang sama
Ke pada ke dua permata yang bersinar sebagai pertanda
Tidak, aku tidak tertarik kepadanya
Hanya dua buah permata sama rupa
Kagum ku tidak terpaku pada bagian itu
Menyeluruh, lebih mengena
Tidak hanya pada dua bola mata
Namun,menilik sampai jauh pada hatinya
Puisi Pendek Tentang Rasa Sakit Hati
Banyak yang tidak bisa memaafkan keberadaannya, rasa sakit hati menjadi sesuatu paling menyakiti. Kebesaran hati untuk memahami menjadi sulit untuk muncul pada kondisi ini. inilah contoh puisi pendek tentang rasa sakit hati yang memberikan sedikit bocoran tentang penderitaan di dalamnya:
1. Menuju Kematian
Seribu sakit menyatu dalam satu juntaian temali mematikan
Menyekap seorang diri tanpa imbang perhitungan kekuatan
Tanpa udara yang di alirkan
Kematian dipercepat tanpa ada koordinasi seluruh semesta
Keju
Mati rasa
Luka
Melukai
Khianat, dalam balutan abdi
Menyulut satu emosi yang menjalar menjadi dendam dalam diri
2. Percuma Maka Lepaskan
Sedikit percik menyulut kebakaran yang besar
Satu titik melebar membuat blok kekuasaan
Duka melejit menjadi hujan berbatu
Menumpahkan darah, ricuh menyelimuti diri
Tidak ada yang ikut turut
Tidak ada yang ikut merasa meski mereka memiliki hati
Dan tidak ada sahabat pengurang nyeri
Derita diri pada keputusan tidak tahu terimakasih
3. Catatan Kelam
Ruang perawatan adalah lebih baik
Lebih sempurna ketimbang harus sehat berjalan wajar
Lebih indah untuk sekedar pendar cahaya bulan
Pada waktu di mana semua harus mendapat ultimatum untuk terus berjalan
Tanpa arti jarak yang telah tertempuh
Bila kau pergi sesaat setelah aku ada pada waktu
Untuk apa senyum penyambutannya
Bila tangisan tak bisa kau bendung pergi
Sesaat setelah semua di mulai, ini telah usai
Cerita kita bergegas berakhir
4. Tidak Hanya Aku
Kenangan akan duka cita mana yang lebih mengerikan
Dari hati yang tidak lagi utuh untuk terus mempertahankan sekali nafas
Dalam tarikan duka kian lebar senyum yang menipu
Wajah bertopeng sebagai penyamar
Purnama menerangi bumi tepat diatas kau dan bukan bersama aku
Cukup celas untuk tunjukkan semu rona pada diri seolah sangat lugu
Langkah detakan arloji semakin membuat sakit pada kebahagian kalian yang semakin nyata
Untuk satu langkah maju mu
Seribu kaki lari aku menjauh
5. Memilih
Terbesit tanya semesta mengenai kartu untuk tempat berikutnya
Merah, kuning dan hijau
Maju atau berbelok
Terdiam, membiarkan semua mempengaruhi kesadaran
Benar dan salah seakan menjadi samar seketika
Cahaya menjalar menjadi gelap
Tinggalku tidak ada penghargaan
Dan langkah pergi yang kau cegah
Mungkin melebur hilang adalah satu cara terbaik
6. Jalan Yang Ku Benci
Mengenai jalan berbatu memang telah kita sepakati sebelum perjalanan panjang ini
Juga kemungkinan lava mengikuti kelokan gunung melalui jalur kita
Atau tentang salju turun lebat, dan kita tidak punya tempat penghangat
Hanya sebatas itu bukan
Lantas kenapa meski begini
Kau bilang perjalanan ini untuk kita
Lalu kau ciptakan jarak terpelihara agar aku bisa luas menari dalam sendiri
Berharap kau menoleh saat aku menatap ke arah yang sama
Dan ku temukan kau tak lagi memandangku seperti katamu
Berdua, arah yang kau ambil berbeda dengan surga pencarian
7. Menuju Yang Terakhir
Terjalin semua untai dari pita yang berwarna dalam masa berbeda
Satu untai untuk satu abad waktu sebelum itu
Terkabur dalam pilihan jenis warna yang nyaris sama
Satu kotak terakhir beka perbekalan telah aku habiskan untuk menguntai anyaman kisah
Sebuah simpul kunci kau tarik kasar
Hingga semua berbaur
Seperti daun berguguran berserakan tanpa kendali
Menuju titik terakhir
Aku kembali terpatahkan
Puisi Pendek Perjuangan
Hasil yang indah tidak akan pernah terjadi melalui proses mudah. Kesulitan merupakan jalan yang menjebatani untuk meraih sedikit kebahagiaan. Perjuangan akan menjadi terabadikan melalui karya sastra seperti puisi. Inilah puisi pendek tentang keras perjuangan :
Baca Juga: Puisi Pendidikan
1. Kata Terlarang
Boleh kah aku sendiri untuk kali ini saja
Majulah terlebih dahulu jangan menunggu
Tidak usah kau ikat aku untuk menyertaimu
Kali ini saja
Aku perlu waktu untuk menumpahkan duka yang ku bawa
Meringankan beban bahu, untuk kembali menyusulmu
Aku menyusulmu
Tutup telingamu untuk menghentikan bunyi tangis yang mungkin akan melemahkan
Kesendirian adalah apa yang aku butuhkan
Aku akan menyusulmu
Dengan langkah lebih indah
2. Seberkas Sinar
Merangkak
Menahan lapar hingga kulit ini terasa lezat dalam satu jilatan lidah rakus
Aku memotong jari kaki, menegakkan tubuh lengkung
Perih semakin menjadi
Darah mengucur seperti ingin membuat prasasti
Untuk tempat yang pernah tersinggahi dengan hati tercabik
Ia datang lagi, memungut dan lemparkan aku ke tempat asing
Sampai dengan denyutan nadi yang kian melemah
Udara tarik keluar semakin cepat
Kala pertama ku patahan lenganku sebagai pereda lapar yang tak tertahankan
3. Masih Ada Perjuangan
Hari ini belum usai
Mata yang terpejam tidak memastikan semua yang terkondisikan
Hati tidak berhenti bekerja meski raga tak lagi siaga
Dalam perang semua mata seperti terbuka meski tanpa ledakan dan hujan senjata
Langkahmu masih jauh
Senjamu tak bisa lebih buruk dari aku
Kepada setiap pohon yang aku tanam
Ia akan memberikan satu berita sebagai pengobat luka
Derita tidak mengerikan
Langkah yang berhenti itulah akhir
4. Ke Lima Puluh Dua
Makna apa dalam lima puluh dua
Itu hanya dua angka yang kau dapatkan dai tahun ke dua puluh lima
Semua masih sama, hanya kita semakin menua
Tentu semua semakin berat dari waktu ke waktu yang berlalu
Dalam renta kita mencoba penjaga utuh kala dua puluh lima berkuasa
Tidak mudah tentu semua itu kita ceritakan kepada tunas muda yang seakan paling perkasa
Puisi Pendek Kehilangan
Kehilangan memang menjadi suatu hal yang menyakitkan. Namun sebaiknya jangan tenggelam dalam kesedihan karena kehilangan. Lebih baik menumpahkan perasaan kehilangan tersebut dalam puisi pendek seperti contoh berikut ini :
1. Surga Untuk Bunda
Sendu hati menggores luka
Sembab mata memerah duka
Bersimpuh di samping pusara
Terpaku menahan lara
Ku sertakan doa untuk sang bunda
Bersama sejumput bunga mawar nan merona
Dan wangi semerbak pandan yang manja
Mengalahkan wangi bunga kamboja
Bunda
Kini engkau hidup di alam sana
Kembali kepada Yang Maha Kuasa
Aku berharap engkau tenang menghadap-Nya
Bunda
Kini aku sebatang kara
Tanpa tawa tanpa suka
Namun, selalu ku panjatkan doa
Surga untukmu bunda
2. Hati Yang Hilang
Mata tak henti tumpahkan airnya
Hidung memerah kalahkan pipi merona
Isak tangis beradu dengan degub jantungnya
Ada sayatan luka dalam jiwanya
Mencoba memutar kembali memori
Dimana saat itu cinta menyatukan hati
Dimana saat itu kasih sayang selalu berbagi
Ucapnya cinta sampai mati
Namun, malah terkhianati
Cinta itu kehilangan hati
Tersisa hanya janji
Ku coba tegarkan kembali
Hati yang terusik ini
Kuat meski sendiri
Tanpa ada hati lain yang menemani
3. Sejuta Tangis
Lihatlah mereka meringis
Menahan hati yang menangis
Lemah tanpa daya bagai teriris-iris
Terselubung duka yang berlapis-lapis
Harta benda pergi
Keluarga entah masih hidup atau mati
Dirinya di rundung sepi
Di tengah keramaian bencana yang bertubi-tubi
Tak hanya gempa namun tsunami
Menelan jiwa dan materi
Terlukis sejuta tangis
Pada hatinya yang terkikis
Puisi Pendek Cinta
Salah satu hal yang sering sekali dijadikan tema puisi adalah cinta. Terkadang memang ketika merasakan cinta kita mendapatkan inspirasi untuk membuat sebuah karya termasuk puisi pendek. Di bawah ini beberapa contoh puisi pendek tentang cinta :
1. Akankah Cinta
Kurasa cepat degup jantungku
Nafas semakin memburu
Sesak dada bagai terhalang batu
Seribu rayuan jatuh di hadapanku
Namun hanya ada satu
Telah mampu luluhkan kalbu
Siapa dia wahai pelukis rindu
Teka-teki penuhi ruang otakku
Ingin sekali ku berjumpa denganmu
Namun apalah waktu tak berpihak padaku
Ku kemas bayang wajahmu
Dalam ruang yang semu
Namun nyata ada padaku
Inginku jaga sepanjang waktu
Mungkin saja ini takdirku
Akankah ini cinta untukku
Wahai engkau penghuni hatiku
2. Ku Arung Cinta Bersama
Rindu ini menyiksa diri
Cinta ini penuhi hati
Angan bersamanya selalu saja menggelitiki
Diriku yang ingin laki-laki penyejuk hati
Detik waktu berputar tanpa henti
Doa kepada yang Maha Membolak-balikkan hati
Teguhkan hati untuk selalu menjaga diri
Persiapkan diri menjemput pujaan hati
Kini
Doaku terjawab lewat akad yang suci
Oleh laki-laki teman hidupku kini
Meniti bersama di atas bumi
Mengarung cinta bersama
Menggapai surga dari-Nya
3. Ketika Jatuh Cinta
Cinta
Datang dengan tiba-tiba
Tanpa salam tanpa sapa
Namun mampu membuatku bahagia
Cinta mampu lepaskan dahaga
Cinta mampu hilangkan duka
Cinta mampu hangatkan suasana
Cinta dan cinta
Begitu indah tersimpan dalam dada
Aku terhanyut dalam kata-kata
Yang selalu keluar darinya
Aku larut dalam senyumnya
Aku luluh dalam pandangnya
Wahai laki-laki yang selalu ku puja
Inikah rasa ketika jatuh cinta?
Jatuh cinta
Buatku bahagia
4. Kan Ku Pinang
Termenung diantara riuhnya senja
Bibirku membisu tanpa kata
Mataku seakan sedang bicara
Mengingat wahai dikau cinta
Wajahmu nan rupawan sejukkan jiwa
Senyummu lelehkan setiap detik waktu
Tergerai manja rambutmu
Bibirmu merona membingkai wajahmu
Lembut suaramu membuatku rindu
Tunggulah sayang kan ku sapa dirimu
Kan ku pinang kau dengan cintaku
Lewat akad suciku kepadamu
Di hadapan ayahmu
Dan Tuhan yang Maha Tahu
Puisi Pendek Islami
Islam merupakan sebuah agama yang indah. Berbagai karya bernafaskan Islami dapat meneduhkan kegalauan hati dalam kehidupan kita. Seperti contoh puisi pendek bernafaskan Islami berikut ini yang menginspirasi :
1. Doaku
Malam begitu kelam
Tanpa wajah bintang dan rembulan
Angin berbisik di sela-sela dedaunan
Lengking jangkrik tepis kesepian
Mungkin hujan akan segera tiba
Melepas bumi penuh dahaga
Kering layu tanpa tenaga
Menanti penuh asa
Tiba-tiba
Gelegar petir pekakkan telinga
Menyambar pucuk pohon disana
Hingga tak lama
Hujan deras turun dari langitnya
Pengobat bumi akan rindu airnya
Ku tengadahkan tangan memohon kepada-Nya
Ya Allah
Berkahilah setiap langkah kakiku
Berkahilah setiap hembus nafasku
Berkahilah setiap degub jantungku
Ingin bahagia selalu ada dalam hidupku
Karena hanya kepada-Mu
Ku pinta semua harapku
Wahai Tuhan Sang Pencipta diriku
2. Jangan Sekarang Tuhan
Aku tau
Bumi ini kering karena kuasa-Mu
Gunung itu muntah karena takdir dari-Mu
Laut itu tumpah karena keperkasaan-Mu
Tanah ini berguncang karena-Mu
Tuhan
Inikah peringatan dari-Mu
Atas dosa-dosa manusia ciptaan-Mu
Masih saja manusia lalai akan teguran-Mu
Larut dalam foya-foya pengikis waktu
Aku takut akan ini
Dimana Engkau akan mengambil sepertiga
Demi sepertiga kenikmatan dari langit dan bumi
Dimana akan tiba aku lunglai
Makanan minuman tak ada
Handphone tak ada
Bahkan keluargapun lupa
Hanya ada iman mampu kuatkan jiwa
Dzikir bertasbih kepada-Nya
Akan lepaskan lapar dan dahaga
Apa daya lemahnya iman
Jangan sekarang Tuhan
Aku tak ingin merasakannya
Ku kuatkan ibadah kepada-Nya
Mengharap ampun dari-Nya
Puisi Pendek Keindahan Alam
Alam yang indah merupakan suatu karunia dan berkah Tuhan. Seperti halnya negara kita Indonesia yang telah dikarunai pemandangan alam yang indah di hampir siap sudut wilayahnya.
Ketika menikmati keindahan alam, terkadang kita jadi memiliki inspirasi untuk membuat karya puisi. Berikut ini contoh puisi pendek yang menceritakan tentang keindahan alam :
1. Keindahan Alam
Angin berdesir daun-daun menari
Air gemericik burung kicaukan langit tinggi
Tubuh hijaunya rebahkan diri
Manjakan mata sejukkan hati
Sungguh indah alam ini
Berpayung kemegahan langit biru hiasi bumi
Awan bagai kapas putih melati
Taburkan keelokan yang menginspirasi
Untuk diriku berpuisi
Harapku semua akan tegar berdiri
Temani sajak-sajakku ini
Janganlah sirna terhapus perbuatan keji
Oh alamku teman sejati
2. Tarian Ombak
Ku peluk lutut hingga dadaku
Beralas pasir putih nan lembut bagai debu
Tak henti angin menggelitiki diriku
Lewat helai rambut tergerai malu
Ku jatuhkan pandangku ke laut biru
Menunggu ombak datang padaku
Lewat tarian ombak pembawa rindu
Pembawa berita dari kekasihku
Yang datang dari tanah orang bermata biru
Hingga tiba waktu
Ia menari meliuk-liuk menghibur kalbu
Datang menyapaku
Menyapu lembut jari-jari kakiku
Tinggalkan buih-buih rindu
Dari dan untuk kekasih tercintaku
3. Hujan Pagi Hari
Ku lihat dari balik jendela
Langit begitu murung dipandang mata
Awan bagaikan kumpulan kapas hitam
Semakin tebal semakin kelam
Akankah hujan akan tiba?
Meski pagi baru saja bangkit dari mimpi
Enggan ku sibakkan selimut penghangat diri
Angin berdesir menelusuri kamar tidurku kini
Dan benar sebentar lagi
Hujan akan tiba di pagi hari
Mungkin akan mengantarku bermimpi lagi
Di atas ranjang empuk beraroma melati
4. Senja
Sebentar lagi ia akan pergi
Tinggalkan terangnya siang hari
Perlahan berangsur jauhkan diri
Menuntunku menjemput mimpi
Kini ia berdiri
Di atas garis kaki langit
Ia nampak tersenyum legit
Tepis kehidupan yang pahit
Sungguh elok
Jubah emasnya manjakan pandangan
Tersimpan dalam angan
Suguhkan kenikmatan setiap insan
Wahai senja yang rupawan
Puisi pendek dapat lebih mewakili isi-isi hati dari pada proses dokumentasi yang lain. Terkadang menulis puisi-puisi pendek di perlukan untuk menggantikan hati yang lelah dan mulut yang enggan terbuka. Dalam pembuatannya menghindari unsur sara adalah hal mutlak yang tidak boleh diabaikan.
Itulah beberapa contoh puisi pendek yang bertemakan tentang kehilangan, cinta, Islami serta keindahan alam. Masih banyak lagi hal-hal lain di sekitar kehidupan kita yang dapat dijadikan puisi. Untuk itu teruslah berkarya dan menghasilkan puisi-puisi indah yang menginspirasi serta menenangkan hati.