10+ Puisi Perjuangan Hidup Terbaik dan Penuh Makna

Puisi Perjuangan

Puisi Perjuangan – Dalam hidup kita semua pasti memiliki sebuah mimpi dan proses mewujudkan semua mimpi dalam kehidupan membutuhkan perjuangan-perjuangan yang tidak mudah.

Rasa sakit dan keperihan dalam menjalani proses tersebut dapat disampaikan dalam bentuk puisi perjuangan untuk  menjaga pesan kegigihan tetap terjaga. Berikut ini beberapa contoh puisi tentang kehidupan :


Puisi Perjuangan Kehidupan

Puisi Perjuangan Kehidupan

Kehidupan yang tidak selalu membahagiakan menuntut kita untuk tetap selalu bersemangat dan gigi dalam menjalani setiap bagiannya. Puisi perjuangan kehidupan akan dapat kita pahami dalam puisi-puisi di bawah ini :


Menyaingi Matahari

Ku kalahkan kau dengan semangat berkobar

Berkompetisi meski tanpa pendaftaran perlombaan

Kita rival dalam kenyataan sesungguhnya berteman

Merangkai mimpi sembunyi tersimpan

Angin pun tak kuijinkan mencuri dengar

Setiap hati pahatan mimpi terus menebal

Deras peluh adalah sorakan dukungan

Deru tepuk tangan nyata dalam bentuk keperihan

Ku kalahkan kau tanpa ampun dan belas kasihan

Pagiku lebih awal dari matamu yang terbuka

Dan aku belum akan lelah saat kau berhenti bersinar

Membiarkanmu terlelap damai malam adalah perputaran rodaku melaju bebas

Kencang melesat, kau kini tertinggal jauh

Untuk mu

Akan aku kalahkan

Matahari sinarmu akan aku redupkan

Baca Juga: Puisi Romantis


Berdamai

Putus asa, aku pun alami

Kekecewaan, siapa yang belum pernah rasa?

Kegagalan menjadi seperti terbiasa, aku

Rontoklah tulang, berdiri aku tak lagi mampu

Aliran peluh tenggelamkan mimpi dalam lelah tiada berkesudahan

Alam raya seolah ikut memaki, menghardik brutal bersorah menghina

Aku pecundang tak punya harga diri, ku dengar katamu

Aku pecundang tak lagi mampu tinggikan dahi

Gelap hidup, tak pernah siang mau berteman denganku

Guyuran hujan terjadi di setiap waktu

Duka lara aku tak mampu berlapang dada

Maka nurani berkata berdamailah

Ku ampuni garis merah kelemahanku

Mengibarkan bendera putih merangkul jiwa yang lama tak lagi aku kenali

Perlahan menegakkan, perlahan …

Khayalanku biar menjadi teman fantasi abadi

Sakit semua orang mempunyai

Ampuni dirimu bukan seorang peri

Berjalan terseok ku patahkan  sayap robek ini

Dunia luas dapat kujejaki dengan kaki


Renungan

Permata dan emas berkilau menggoda

Umpan-umpan kerdil tawa licik menyeringai

Jiwa jahatku mulai mendominasi

Tinggi menjulang seakan bersenyum genit, permata dan emas

Membuka kekufuran sembunyikan rasa syukur

Jauh disana semua begitu mudah, kurasa

Menengadah dan semua tersedia

Pepohonan mempersilahkan buahnya untuk berpesta pora

Mampukah aku bertahan esok hari berdiri ditempat ini

Jauh diseberang alam berhiperbola

Rumput kering dan sedikit tetes hujan, disini

Menahan lapar menjadi keseharian hal biasa

Mengikuti menukar mulianya hati

Emas permata tak susah kau temui


Rupiah Kau Bukan Tuanku

Kecil, dunia melihatku tak berarti

Tak terlihat terkalahkan oleh tumpukan yang kau sebut  dengan berharga

Kilau mu tak akan pernah ada hanya dengan andalkan budi

Bumi yang tua sudah rabun memandang anak-anak mereka

Jangan lagi sebut soal hati

Dunia telah lama menutup diri dari kekagumannya

Semua pintu rapat terkunci

Pembaharuan sistem kau harus menyadari

Kau kaya?

Menjadi pertanyaan wajib di semua pintu dunia

Koin emas adalah kunci pintu kemana saja pribadimu

Hatimu mulia tak pernah akan kau dianggap ada

Suaramu akan tenggelam dalam kemericik recehan saku orang kaya

Berdiamlah menunggu mati


Puisi Perjuangan Kemerdekaan

Puisi Perjuangan Kemerdekaan

Kebebasan kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di negara Indonesia ini tidaklah hal yang terjadi begitu saja. Banyak pengorbanan untuk mendapatkan kedaulatan dan kemerdekaan negara.

Untuk memastikan kehidupan rakyat diatur oleh pemerintahan sendiri bukan lagi oleh koloni. Kilas balik masa perjuangan tersebut dapat tersirat dalam puisi perjuangan kemerdekaan berikut.


Ruangan Riuh

Jiwa Indonesia kami bukan pemimpi

Merdeka di negeri sendiri, apakah kami hanya membual saja selama ini?

Nyawa-nyawa yang hilang harga yang terlalu mahal telah kami angsur

Katanya berjuta jiwa berjuta impian

Jiwa Indonesia hanya ingin merdeka

Keras suara, kami tidak menghardik saudara

Tangis yang tumpah sirami jiwa-jiwa baru

Cepat besar meski nasi tak mudah kami peroleh

Restu bumi bagai suntikan sirih ubah anak Negeri cepat berlari

Silahkan pecahkan kami dengan pemukul besi, tembak dengan meriam yang paling sakti

Bakar kami dalam lautan bara api

Rasa Nasionalis seperti magis merengkuh yang terpecah

Merangkul yang terpisah

Saudara, tak hanya berdarah sama

Kami Indonesia lahir dari rahim pertiwi mulia

Baca Juga: Puisi Perpisahan


Hiruk Pikuk

Kasihanilah

Para bapak tak dapat melihat anak mereka tumbuh

Kasihanilah

Petani kini acuh dengan lahan mereka

Benih bersaing dengan benalu, tak satupun mata ikut peduli

Indonesia menahan lapar, merangkak untuk berdiri sendiri

Hentakan langkah kejam, hujan peluru

Tak membuat jeda mimpi kami terus terajut kokoh

Siang malam tak ada beda kami memohon tanpa henti

Ketakutan itu bukan jiwa kami

Bambu-bambu diubah menjadi peluru

Tubuh kerdil manusia Indonesia menggentarkan mereka yang perkasa


Puisi Perjuangan Mempertahankan Hubungan

Puisi Perjuangan Mempertahankan Hubungan

Bukanlah hal mudah mempertahankan hubungan dua orang. Pemikiran yang berbeda menunggu dalam waktu lama tanpa kepastian kemajuan hubungan kadang menjadikan perasaan bosan berkembang begitu cepat. Puisi perjuangan mempertahankan hubungan akan membuat kesejukan dalam kejenuhan yang muncul.


Dua Tangan

Jemariku jemarimu meregang tak lagi erat memeluk

Merdu kata maaf menjadi makian yang semakin kasar

Bahasa tubuh antara kita isyaratkan sebuah rasa yang asing

Berakhir, akhiri sajalah,

Bisik hati terbakar emosi

Kepalaku kepalamu

Kalahkan damai hati bijak berbisik lirih

Dua tangan pernah bergandeng erat

Dua mimpi pernah terajut bersama

Sudah saja biarkan semua berakhir, kepala kini menjadi penguasa

Demi hati aku merendahkan diri

Memohon hujan mengguyur deras berusaha lenyapkan janji

Dua tangan aku menengadah

Memohon cahaya kasih dalam binalnya kemarahan mendominasi


Dibawah Naungan Mimpi

Terpisah kini aku dan kamu

Berbeda arah lari menjauh

Hilanglah sudah apa arti kita

Puing itu meninggalkan sisa aku dan kamu

Lenyap hilang cinta tak lagi ada

Yang terjadi menjadi sebuah tanda tanya

Dibawah naungan mimpi pernah aku dan kamu menjadi kita

Menjadi satu tenang dalam langkah yang pasti

Diatas lautan luas sebuah perahu dipermainkan ombak keegoisan

berharap kekuatan kasih kita tenangkan laju ini

Ditengah samudra dua arah satu perahu

Kompas dan buntang tak mampu tunjukkan tujuan


Puisi Perjuangan Membangun Awal Baru

Puisi Perjuangan Membangun Awal Baru

Membangun awal yang baru dalam sebuah hubungan memerlukan pengorbanan yang tidak sepele. Menyatukan perbedaan pemikiran menjadi satu menjadi tanggung jawab kedua orang. Gesekan akan selalu muncul puisi perjuangan membangun awal baru menjadikan nostalgia diantara anda dan pasangan.


Abu-abu

Batu pondasi akan kutanamkan atas ijinmu

Sebidang tanah lapang hijau mendamaikan

Kepadamu aku mengibakan

Sebuah harapan aku menawarkan

Sebidang tanah kau teristimewa

Tak bisa ku bawakan sebuah istana

Aku kerasnya batu, kasihmu akan mengubah aku menjadi menara

Menjulang tinggi kokoh dalam dekapan sebidang tanah lapang

Lalu tak perlu lagi kau beraduh gaduh

Hitamku dan putihmu biarlah menjadi abu-abu

Sama rata menjadi sama rasa

Baca Juga: Puisi Malam


Pasar malam

Turunlah peri ke bumi malam ini

Membangunkan malamku terbuai oleh mimpi

Bersama rintik hujan dia diantar kuda berponi

Indah paras anggun menawan hatiku yang lama dalam bosan

Menjawab bisik doa yang teramat rahasia

Terpaku dalam sangkar-sangkar burung duduk mematung

Dalam putaran bianglala aku terpesona

Tinggi membawa aku larut dalam pesona indahmu

Bersama tentara kuda kau kibarkan kemenangan

Diatas istana hati yang kosong tak berputri

Untuk kau peri kutitipkan sebuah hati

Dengan uluran tangan tersirat bola kehidupanku

Kuberikan kepadamu bulat dan utuh

Engkau pemilik hidupku penuh

Uluran tangan ini tak kau pedulikan, acuh kau asik bersama tentara kuatmu

Cantik terduduk berputar-putar bersama tentara kuda

Bisikku kau anggap hanya tiupan angin

Teriakkanku bahkan hanya mampu mengibaskan helaian rambut indah teruraimu

Bola hati telah kukeluarkan

Bersinar terang untukmu aku persembahkan

Seribu panah kubuat tentara kuda tumbang dalam genangan kemenangan

Lelahku berharap kau menerimanya


Beberapa contoh puisi perjuangan di atas semoga dapat menjadikan kita lebih menghargai apa yang telah terjadi. Menjadi semangat yang terus terjaga, sehingga semua sisi kehidupan apapun itu dapat kita jalani dengan optimis.

Puisi Perjuangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *