Sunan Drajat : Biografi Singkat Sejarah Perjalanan Hidup – LezGetReal

Sunan Drajat

Sunan Drajat Tahukah Anda bahwa Sunan Drajat adalah salah satu wali sanga yang telah berjasa dalam penyebaran agama islam di tanah jawa. Pasalnya, Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel dimana memiliki kecerdasan yang luar biasa.

Nama asli Sunan Drajat ialah Raden Qasim atau banyak yang mengenal dengan Raden Syarifudin. Ternyata, Raden Qasim ini merupakan adik dari Sunan Bonang. Pada masa kecilnya, Raden Qasim sudah biasa untuk bermain di daerah asalnya yaitu Ampeldenta.

Kemudian, ketika memasuki dewasa, memiliki keinginan seperti kakaknya dimana telah dikirim ke Tuban untuk melakukan dakwah. Selama ini Raden tidak tidak patah semangat untuk belajar menguasai semua ajaran-ajaran Islam. Kemudian, setelah menguasai pelajaran Islam Raden Qasim berniatan untuk melakukan dakwah.

Beliau berkeinginan untuk menjadikan tempat yang di ambil sebagai  pusat kegiatan berdakwah. Tempat yang dimaksudkan yakni di desa Drajat, Kabupaten Lamongan. Pada masa dakwahnya, Raden Qasim juga memegang kendali otonom kerajaan Demak kurang lebih selama 36 tahun.


Perjuangan Sunan Drajat

Perjuangan Sunan Drajat

Raden Qasim terkenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial tinggi. Hal ini terlihat bahwa beliau selalu memperhatikan masyarakat yang kurang mampu, lebih mendahulukan kesejahteraan rakyat, dan memberikan motivasi kepada masyarakat luas. Perjuangan Raden Qasim atau Sunan Drajat melewati beberapa tahap. Berikut ini beberapa tahap tersebut :

1. Awal Perintah Untuk berdakwah

Pada suatu hari, ayah Raden Qasim memerintahkan putranya ini untuk melakukan dakwah seperti kakaknya. Akan tetapi, awalnya Raden Qasim belum berkeinginan untuk itu. Beliau hanya ingin untuk membantu sang kakak.

Kemudian dengan tanpa patah semangat sang ayah memberikan saran untuk berdakwah di Jawa bagian timur. Ini pun Raden Qasim menolaknya dengan alasan masih merasa berat apabila pada daerah timur karena masih kental dengan ajaran Hindu.

Baca Juga: Sunan Ampel

2. Raden Qasim Diberi Kebebasan Memilih Tempat Dakwah

Melihat respon yang masih belum siap ini, kemudian sang ayah memberikan Raden Qasim hak untuk memilih tempat berdakwah. Namun, ini asal tidak sama dengan tempat kakaknya. Setelah melalui pemikiran yang panjang, akhirnya Raden Qasim memutuskan ingin berdakwah di daerah Surabaya, khususnya yakni ada di Tuban.

3. Awal Berdakwah Di Daerah Pesisiran

Sang ayah, memberikan saran kepada Raden Qasim untuk melakukan dakwah di sekitar pesisir utara Gresik dan Tuban. Akhirnya Raden Qasim menerima saran tersebut dan mulai berdakwah di tempat yang telah disetujui tersebut.

4. Langkah Dakwah Raden Qasim

Pada saat melakukan tugas dari sang ayah ini, Raden Qasim bersama para santri menuju ke Gresik. Sebelum sampai di Gresik, tidak lupa Sunan Drajat melakukan silahturahmi kepada Sunan Giri. Beliau memberitahu bahwa mendapatkan diutusan dari ayahnya untuk berdakwah di daerah pesisir utara.

Mendengar ini, Sunan Giri sangat merasa sangat senang bahkan memberikan beberapa nasehat supaya bisa berdakwah dengan lancar dan mudah untuk diterima oleh masyarakat setempat khususnya di pesisir utara.

5. Penerapan Strategi Dakwah Oleh Raden Qasim

Setelah sampai di pesisir pantai unutk melakukan dakwah kemudaian bertemu dengan nelayan yang sedang melaut. Disana Sunan Drajat menjelaskan beberapa macam jenis ikan yang dapat dimakan dan ikan yang tidak bisa dimakan.

Melihat respon dari nelayan tersebut, ternyata senang dan bisa mengerti penjelasan yang disampaikan oleh Sunan Drajat. Akhirnya para nelayan tersebut mulai percaya dengan apa yang dikatakan oleh Sunan Drajat. Dari sini awal mula dakwah  Sunan Drajat di Gresik yang masih kental dengan agama Hindu.

6. Menentukan Desa Drajat Sebagai Pusat Dakwah

Pada saat menentukan desa Drajat sebagai pusat dakwahnya, ini di dasarkan karena ada beberapa sebabnya. Salah satunya yakni karena di desa Drajat ada banyak kegiatan islami yang secara tidak langsung yang membuat masyarakat Hindu penasaran.

Bahkan, kaum hindu banyak yang ingin tahu apa yang dilakukan Sunan Drajat bersama santri lainnya. Sampai pada akhirnya, dengan kecerdasan Sunan Drajat tersebut masyarakat Hindu banyak yang tertarik dengan metode dakwah Sunan Drajat. Salah satu handalannya dakwah yakni dengan menggunakan tembang Pangkur.

Baca Juga: Sunan Giri


Cara Berdakwah Sunan Drajat

Cara Berdakwah Sunan Drajat

Pada saat melakukan dakwah, Sunan Drajat tidak serta merta saja namun dengan menggunakan strategi atau cara tertentu. Hal ini dilakukan tidak lain supaya memberikan pengaruh besar bagi masyarakat dan bisa di terima dakwahnya. Beberapa strategi yang dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Menggunakan Metode Kesenian

Metode kesenian merupakan hal yang banyak disukai masyarakat setempat. Dari sinilah membuat Raden Qasim menggunakan tembang Pangkur sebagai metode dakwahnya.

2. Menggunakan Filosofi Sendiri

Secara umum, sudah banyak yang mengetahui bahwa Sunan Drajat ini memiliki kecerdasan yang tinggi. Sehingga banyak yang percaya beliau mempu membuat makna filosofi sendiri. Beberapa filosofi tersebut yang lebih dikenal ke tujuh sap tangga. Berikut ini adalah bunyi filosofinya :

– Memangun resep tyasing Sasoma (selalu membuat hati orang lain menjadi senang)

– Jroning suka kudu éling lan waspada (meskipun dalam suasana riang, namun kita harus tetap ingat dan waspada)

-Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita yang luhur maka kita tidak perlu peduli dengan segala bentuk rintangan yang ada).

-Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus tetap selalu menekan nafsu-nafsu)

-Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan yang diam kita akan dapat memperoleh keheningan dan dalam keadaan yang hening itulah kita akan dapat mencapai cita-cita luhur).

-Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan yang lahir batin hanya bisa kita capai dengan mengerjakan sholat lima waktu.

-Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu supaya orang lain pun menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta berikan perlindungan kepada orang yang menderita.

Baca Juga: Sunan Muria

3. Terjun Langsung Ke Masyarakat Untuk Mengatasi Berbagai Macam Masalah

Pada saat proses dakwah Sunan Drajat pasti ada masalah yang datang, namun bukan berarti ini mengurangi semangatnya untuk terus berjuang di agama Allah. Justru hal ini yang semakin menguatkan untuk terus berjuang.

Cara atau strategi yang digunakan oleh Sunan Drajat untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan terjun langsung. Hal ini bisa memberikan dampak yang lebih baik karena bisa di atasi secara langsung dan bisa lebih jelas masalahnya seperti apa.

Sunan Drajat dalam masa dakwahnya berhasil meninggalkan berbagai benda-benda peninggalan yang digunakan sebagai syiar islam.

Inilah yang kemudian di abadikan pada museum yang difungsikan pada 30 Maret 1992 oleh pemerintah Lamongan. Beberapa yang ada pada museum tersebut terdiri dari banyak koleksi yang bersejarah.

Diantaranya yakni ada perunggu, keramik, kayu jati, terakota, batu besi, kulit, kuningan, baja kertas, lontar dan bambu, aluminium, logam, buku dan kertas, kain, dan ada pula bedug. Dari masing-masing barang tersebut sampai sekarang bisa anda lihat di museum Sunan Drajat Lamongan.

Sunan Drajat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *