Puisi Singkat – Siapa yang tidak suka dengan puisi? Kata-katanya yang bisa membuat seseorang baper tentunya sangat diminati sekali, terlebih oleh para kawula muda yang baru menyukai dengan puisi itu sendiri.
Namun terkadang bagi para kawula muda yang baru menyukai puisi tidak suka dengan puisi yang ditulis secara panjang yang mencapai beberapa halaman, sehingga para kawula muda sendiri lebih menyukai puisi singkat ketimbang dari puisi panjang itu sendiri.
Puisi Singkat Tentang Orang tua
Orangtua seringkali dijadikan sebagai tema untuk menulis puisi. Orangtua memang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Maka dari itu kita patut mengapresiasinya salah satunya dengan cara membuat puisi. Berikut puisi singkat yang bertemakan orangtua :
Pria Tercinta
Kenangan pertamaku adalah dibonceng sepeda oleh pria berkaos merah
Menyiram bunga jadi agenda yang ditunggu, karena kupunya alasan untuk bermain air
Dia jadikan keliling kampung dengan sepeda sebagai hal istimewa
Dia jadikan menyiram bunga sebagai permainan paling menyenangkan di dunia
Dialah pria pertama yang pernah kucinta
Tugas Seorang Ayah
Ada delapan tugas seorang ayah bagi putrinya
Pertama, menggendongnya begitu menyapa dunia
Kedua, menjadi teman bermain meski harus sampai jatuh berguling
Ketiga, mengantarkannya ke sekolah pada hari pertama
Keempat, memarahinya ketika terlambat pulang ke rumah di kala remaja
Kelima, bersikap galak kepada para pria yang berusaha mendekati putrinya
Keenam, menyerahkan tugasnya pada orang lain
Ketujuh, memohon orang itu untuk menjaga putrinya dengan baik
Kedelapan, menyembunyikan kesedihannya di hari bahagia sang putri
Ibu
Sembilan bulan mengandung
Melahirkan dengan bertaruh nyawa
Menyusui hingga dua tahun lamanya
Menjadi guru yang paling pertama tanpa upah pun rela
Merawat, mengasuh, membesarkan…
Setelah semua yang ibumu lakukan, apa masih pantas kau berani membantah?
Aku Beruntung
Aku beruntung menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…
Karena aku masih dimarahi jika terlambat shalat
Aku beruntung menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…
Karena aku masih disuruh untuk mengaji setiap harinya
Aku beruntung menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…
Karena aku selalu dicari jika pergi hingga tiga jam dan tak mengirimkan kabar
Aku beruntung menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu…
Karena aku dipaksa untuk makan sehari sampai tiga kali
Ya, aku beruntung menjadi anak kalian…
Puisi Singkat Tentang Cinta
Anda pernah merasakan cinta? Jika ya apakah anda pernah mengungkapkan apa yang anda rasakan itu dalam bentuk puisi? Jika sekarang anda sedang merasakan cinta dan ingin menuangkannya dalam bentuk puisi, berikut ini referensi atau contoh puisi singkat yang bertemakan cinta :
Baca Juga: Puisi Sekolah
Tentangmu
Seketika hancur hatiku
Mendengar permintaan maafmu
Apakah aku bukan yang terbaik bagiku
Ku tak tahu, hanya kau yang tahu
Akan kulakukan apa pun untukmu
Meski itu menghancurkanku
Akan kulakukan apa pun maumu
Asalkan kulihat lagi senyum itu
Tentangku
Salahku, ini bukan tentangmu
Kau hanya pikirkan dirimu
Dan kau telah relakan aku
Agar aku bahagia untukmu
Hanya kaulah yang kumau
Hanya kaulah bahagiaku
Maka janganlah pergi dariku
Walau apa yang terjadi padamu
Anganku, Anganmu, Angan Kita
Siapa yang akan menyangka
Bahwa kaulah takdirku dari-Nya
Siapa yang akan mengira
Bahwa berdua kita jadi bersama
Bisik mimpi manis penuh suka
Lirih doa terpanjat sampaikan cita
Harap ceman akan sambutan lusa
Debar memulai hari awal kisah kita
Hanya Dia
Andai dia tahu, sejak dulu
Hanya namanya yang ada
Di tiap detak jantungku
Satu per satu helaan nafasku
Aku sendiri tak mengenali
Rasa yang terlambat kusadari
Tapi yang pasti,
Sejak dulu namanya telah penuhi relung hati
Aku akan merasa bahagia bila kulihatnya tertawa
Dan hancurlah aku ketika air mata basahi pipinya
Karena yang kumau hanyalah senyumnya
Meski aku harus menghilang dari hatinya
Rasa Sesaat
Kurasakan kehangatan, saat menatap mata teduhnya
Kurasakan ketenangan, begitu tahu dirinya ada
Kurasakan kenyamanan, ketika melihat senyumnya
Kurasakan kebahagiaan, waktu mendengar tawanya
Semoga ini bukanlah rasa sesaat yang datang dengan tiba-tiba
Semoga ini tidak untuk sementara, karena aku tak meminta
Sungguh diri ini tak rela
Bila kemudian rasa ini tiada
Ku memang tak tahu tentangnya
Yang kurasa hanyalah cinta
Luka pada Bidadariku
Gemuruh halilintar menyambar
Dahsyatnya badai menerjang
Tak lagi kurisaukan
Melihatnya menangis berlinang
Tak sanggup menahan sakitnya rasa
Melihatnya berurai air Mata
Tak mampu menahan amarah jiwa
Pada kasihnya yang tlah buat luka
Biar kubuatnya menyesal
Karna torehkan luka pada bidadariku
Biar kubuat perhitungan
Karna telah hancurkan jiwaku
Ikrarku Untuknya
Dengarkanlah ikrarku untuknya
Bahwa ku kan slalu ada
Dan kan kujaga senyumnya
Kan kubuat dirinya bahagia
Kuberharap ini tuk slamanya
Karna dialah semangat jiwa
Kerelaan Hati
Jujur saja aku tak rela
Melepasnya pergi dariku
Sungguh rasa ini tak kuasa
Relakan dia menjauhiku
Andai sama bisa kugapainya kembali
Tak akan kubiarkan dia pergi
Andai saja sanggup kurengkuhnya lagi
Kan slalu kujaga di sisi
Ikatan Dua Hati
Kicauan burung pagi
Semarakkan rasa hati
Bintang yang menjadi saksi
Akan ikatan dua hati
Hari ini ku begitu gembira
Kan kudapati selalu dirinya
Tiap kali kubutuhkannya
Begitu pula baginya
Sebuah Impian
Kurentangkan tangan untuk menggapaimu
Namun aku hanya menjangkau debu
Engkau lebih dari sejangkauanku
Engkau tak ada di sampingku
Dan aku pun tersadar, bahwa engkau adalah sebuah impian
Yang menyitaku dari kenyataan
Eksak… Pasti…
Eksak… pasti…
Segala hal di dunia ini
Bisa diperhitungkan dengan teori
Lalu akan benar-benar terjadi
Eksak… pasti…
Tapi adakah yang pasti
Bila sudah menyangkut dengan hati
Karena hati sulit dijelajahi
Karena hati tak bisa didaki
Eksak… pasti…
Kemungkinan bisa saja terjadi
Terkecuali segala tentang hati
Sempurna
Sempurna…
Satu kata milik Yang Kuasa
Juga digunakan oleh manusia
Sempurna…
Harga mutlak untuk didamba
Walau hanya jadi tanda
Sempurna…
Bukan abstrak tanpa makna
Karena memang nyata adanya
Sempurna…
Tampak jelas sudah semua
Setelah hadir di depan mata
Sempurna…
Rasa hari-hari yang tersisa
Sejak kita berdua bersama
Puisi Singkat Tentang Rindu
Saat seseorang merasakan kerinduan, pada waktu itulah terkadang muncul inspirasi untuk membuat karya puisi. Seperti contoh puisi singkat berikut ini yang terinspirasi dari keadaan dimana seseorang sedang merasakan kerinduan. Inilah contoh-contoh puisi singkat tersebut :
Aku Rindu
Apa kabar?
Kau sedang apa?
Undangan darimu telah kuterima
Rasanya seperti baru kemarin kita masih bersama
Inilah hidup, kita hanya bisa berencana
Nyatanya janji memang tak boleh sembarang ucap
Duh, meski hati masih tak rela
Untukmu aku pun turut bahagia
Waktu
Waktu terus berlalu
Menapaki garis hidupku
Nanar menatap pilu
Sadar akan terus merindu
Takkan ada lagi dirimu
Kecuali di lubuk hatiku
Bolehkah kuputar waktu
Kembali ke masa itu
Saat ku masih bisa menatapmu
Mimpi
Aku memimpikanmu semalam
Dalam mimpiku, kau menolak untuk pergi
Apa artinya itu?
Kau sendiri yang tak pernah lagi berbagi kabar
Seolah semua yang terjadi hanyalah anganku sendiri
Puisi Singkat Tentang Kehidupan
Tema untuk membuat puisi memang bisa datang dari mana saja. Tak terkecuali kehidupan kita sebagai manusia yang kadang penuh dengan lika-liku. Inilah beberapa contoh puisi singkat dengan tema kehidupan :
Berat
Tertatih melangkah dalam balut senja
Hilang asa menghadapi dunia
Hanyut ditelan duka derita
Berat, sungguh berat
Tak sanggup rasanya diri ini dapat
Untuk melawan siapa yang sempat
Takut tak akan dapat tempat
Tak apa
Jika kau merasa lelah sudah
Tak apa kau berhenti
Jika kau ingin berkeluh kesah
Tak apa kau hindari sepi
Semua sudah ada yang mengatur
Tak perlu sampai kurang tidur
Jika kau pandai bersyukur
Tak akan perlu untuk terpekur
Lepas
Hilang sudah tak tentu arah
Lepaslah semua keluh kesah
Berharap hanya bisa berserah
Tak perlu mencari siapa yang salah
Cukup aku saja yang mengalah
Baca Juga: Puisi Kemerdekaan
Puisi Singkat Tentang Agama
Agama juga seringkali menjadi sebuah ide tema yang bagus untuk membuat suatu karya seni. Tak terkecuali karya seni puisi. Di bawah ini beberapa contoh puisi yang bernafaskan keagamaan :
Cahaya Suci
Ingin aku menghentikan waktu
Agar tak pergi cahaya itu
Yang telah kurengkuh dalam pelukku
Karena tak mau aku menangis pilu
Begitulah rasa hatiku
Ketika kurengkuh cahaya itu
Tentang Hati
Tak boleh lagi ada ragu mengganggu
Tak izinkan ada rasa enggan menyerbu
Karena hati tak selalu menggebu
Untuk terus berkata mau
Cahaya Ilahi
Secercah sinar menerangi
Mengusir gelap yang telah kuasai
Seluruh ruang di penjuru hati
Janjikan ini adalah suatu tindakan suci
Demi tegaknya kalimat Ilahi di bumi
Walau kecil dan seolah tak berarti
Bila datang lagi panggilan ini
Akan ada sambutan berseri
Ajakan Kebaikan
Satu undangan datang
Ajakan untuk kebaikan
Rasa sungkan menyerang
Tapi tak tahu apa yang harus dikatakan
Maka ketika waktu menjelang
Melangkah kaki dengan enggan
Detik-detik terus berlalu
Tak juga membunuh ragu
Tak suka diri menunggu
Hanya termangu sepanjang waktu
Tanpa kepastian kapan akan berlalu
Puisi Singkat Yang Bisa Bikin Baper
Bagi para kawula muda yang sedang mencari referensi puisi singkat baik untuk mengerjakan tugas atau hanya ingin membaca puisi saja. Berikut ini adalah kumpulan puisi singkat yang bisa bikin baper dan bisa juga untuk dijadikan sebagai referensi:
Menyerah
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Aku sudah mencoba untuk bertahan menghadapi semua ini, namun nyatanya aku kian terluka
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Sebenarnya aku ingin tetap bertahan, namun hati ini tidak bisa menerimanya
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Lukaku sudah terlampau dalam, sehingga membuat hati ini pecah bergelimangan darah
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Menghentikan setiap langkah serta menutup lembar cerita tentang kita
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Doaku Hanya Untukmu
Dalam setiap detak jam yang berdentang, aku senantiasa menyebut namamu
Dan diantara tiap tujuh titik kerendahan diri
Serta di atas tiap lembaran permadani
Semoga semuanya berangkat dan sampai menuju langit untuk turun kembali ke bumi sebagai karunia yang agung
Sepi
Itulah sebabnya,
Kita tidak mungkin lagi untuk melangkah bersama
Maka dari itu, aku akan senantiasa menuliskan syair-syair hati
Dimana setiap kehidupan yang ada di dunia ini bisa kuatur semauku
Lantas kau dan aku menjadi kita yang tidak bisa dipisahkan
Aku hanya bisa memanggil setiap kenangan untuk mengusir kesunyian
Namun ia tak pernah datang sendirian
Ia selalu datang dengan kerinduan
Aku pun terbayang jikalau suatu hari nanti tangan kita terkait
Lalu terlelap bersama di bawah saku langit satu sama lain
Tentunya sepi ini senantiasa menghantarkan rinduku pada dirimu
Ini Kisah Tentangmu
Kamu bilang, kamu tidak pandai berkata-kata
Namun setiap kata-kata yang kamu ucapkan membuatku terbata-bata
Bagimu, kamu tidak terlalu suka akan mengungkap rasa
Namun setiap isyarat yang kau berikan membuatku tidak pernah lupa
Bagimu apa yang kamu perbuat tidaklah istimewa
Namun tanpa kamu sadari, bagiku terlampau istimewa
Demikianlah tentang dirimu
Dan aku, sungguh bukan sedang memujimu
Jejak Dalam Udara
Coba lihatlah
Sekumpulan burung-burung sedang melintas di kotaku
Yakni di atas langit senja yang warnanya kiat memekat
Yang beriringan ditelan san malam
Mereka pun pergi dan terbang berlalu begitu saja
Sedang aku, aku menyesap rindu di jejak-jejak yang semakin detik semakin menghilang
Aku harap kau mencintaiku seperti hal nya udara
Meski nampak kasat, namun kau senantiasa hirup selamanya
Rasa
Lantas, biarlah sementara begini saja
Tepatnya akan kubiarkan semuanya seperti ini titik
Mungkin hati ini juga perlu waktu untuk menghapusnya
Karena sesungguhnya aku pun telah terbiasa dengan keberadaanmu
Dan sesungguhnya, karenamu ada rindu yang mulai tertata
Dan kini, aku benar-benar tidak bisa lagi mengelabui rasa yang ada
Isyarat Yang Entah
Tepat pada undakan anak tangga yang ke lima
Seorang perindu sedang duduk menatap sang awan senja
Ia senantiasa tetap tabah menunggu isyarat yang entah
Namun sesungguhnya kau telah salah puan
Jika kamu menganggapku setabah itu
Maka justru aku lah yang tak sanggup untuk menahan rindu
Karena aku pun sama sepertimu, senantiasa mencurahkan rindu pada aksaranku
Sedangkan tepat dikeningnya
Waktu senantiasa melukis kerut secara perlahan
Aku Dan Hujan
Jalan itu kembali mulai menghitam
Basah terkena sang hujan
Namun aku, aku muram kering oleh kerinduan yang tak memudar
Gerimis yang turun senantiasa menghapus jejak apapun
Namun kasih untukmu tidak akan pernah hilang dalam hitungan tahun
Lebih Dari Hancur
Seperti halnya pisau tajam yang menusuk hati
Ia tidak pernah bisa untuk dilepas lagi
Bahkan bisa sampai menusuk nurani
Yakni tempat dimana aku membingkai indah namamu
Aku hanyalah serpihan puing yang rapuh di dalam hatimu
Dan ingin ku ceritakan setiap kehancuran yang ku rasakan ini
Namun, kau seolah tidak pernah peduli
Maka tidak mampu lagi ku satukan kepingan hati
Televisi
Sejak munculnya tabung sinar katoda
Sebuah sihir telah bersentuhan dengan alam dunia
Tentu saja, sinarnya mulai merusakmu
Termasuk mengubah setiap perilakumu
Kini, kau pun menyentuhnya
Selalu menggesernya ke arah kanan atau ke arah kiri
Seolah-olah kalian saling berinteraksi
Padahal kau hanya terperdaya oleh oleh sinar beserta sihirnya
Sudut Pandang
Kita adalah manusia yang lahir di dalam rahim yang sama
Namun membuka ma disaat keadaan yang berbeda
Aku yang menolongnya, sedangkan kau, kau yang mencacinya
Akan tetapi, kau lah yang jeli. Sedang aku, aku hanya tertipu belaka
Dan ini, ini hanyalah masalah sudut pandang
Menganggap orang yang kaya berlebihan atau menganggap orang miskin yang keterlaluan
Sedang mata rahim melihat itu semua sangat seimbang
Kita semua lahir dari rahim yang sama, yakni sebuah rahim yang bernama keadilan
Sebutir Debu
Aku hanyalah sebutir debu yang terhempas oleh angin
Yang bisa memburamkan kilau yang datang
Aku pun sadar, aku tidak pantas berada di atas suci
Dan tidak bisa menghindar
Kala angin mulai menghempaskanku lagi
Aku pun kembali terbang
Hanya saja aku kecewa seperti halnya hampa yang mengharap udara
Atau seperti halnya debu yang di tengah gersang mengharapkan hujan
Oh angin, hentikanlah aku dari terbang
Kesabaran
Sebuah gubug bambu, baginya sudah seperti istana
Perut yang senantiasa berbunyi, sudah seperti bernyanyi di dalam hidupnya
Meskipun terasa pahit, ia berusaha menelannya seperti rasa manis
Bersyukurlah kunci agar ia tidak menangis
Ia melangkahkan kakinya, dan kini terbentuk garis-garis pecahan
Setiap duri senantiasa menghalang raga
Wajahnya senantiasa menahan setiap kesakitan
Dan senantiasa menyebut nama-Nya di dalam jiwa
Di Dalam Bis
Ku lihat luasnya langit di kaca jendela
Ia terlihat bergoyang terarah
Kemanakah wajah yang ada dua kaca jendela itu
Yang dahulu, ia mengecil dalam pesona
Mula-mula ia adalah kata
Lalu memulai perjalanan dari kota ke kota
Demikianlah terasa cepat
Kita pun pasti akan terperanjat
Karena waktu yang henti sudah biasa
Dunia Kini
Minggu di pagi itu pun mulai merebak
Bagaikan daun-daun kering yang berguguran
Saat semuanya sudah mulai terlena
Semua itu pun akan berubah
Dan ada pula sekelompok manusia yang berencana untuk merubah
Yang salah seolah-olah menjadi hal yang biasa
Dan yang aneh seolah-olah menjadi terlihat wajar
Maka hati-hatilah wahai sayang
Itulah keadaan dunia sekarang
Judulku
Sampai sore ini, saya tidak tahu apa judulnya
Ya, apalagi kalo bukan judul hidupku
Apakah aku termasuk seorang yang hebat
Ataukah hanya sekedar orang biasa saja
Atau bahkan aku termasuk ke dalam orang yang pecundang
Sungguh, hal tersebut membuatku terlampau sangat khawatir
Jadi bagaimana dengan semua ini
Apakah aku harus pergi ke tempat yang lain
Demi apapun, semoga aku bisa menemukan jati diriku yang sebenarnya
Kisah Perjuanganku
Sejak awal aku mulai mengenal dunia
Sejak itu pula lah aku mulai memahami arti kehidupan
Banyak kisah yang sudah selama ini aku lewati
Demi mengajar sebuah impian yang selama ini aku harapkan
Setiap kisah yang sudah ku lalui tidak akan pernah terhapus di dalam ingatanku
Tentang perjuangan kehidupanku, yakni perjuangan untuk meraih segala impianku
Meski banyak rintangan yang harus aku lalui
Namun bukan itulah yang membuatku bisa menyerah
Namun karena kehidupan ini membutuhkan kerja keras serta pengorbanan yang amat besar
Maka dari itulah tidak ada kata menyerah sebelum segala impian tercapai sesuai dengan harapan
Anak Nakalku
Kemana saja kamu pergi sampai mukamu teramat kotor
Kesayanganku menjadi kotor seperti ini
Kamu tahu? Aku pun ikut mencarimu sampai kotor
Dan mencuci semua baju serta sepatumu
Aku pun menemukan permen karet menempel di bawah sepatumu
Dan aku tahu, itu adalah permen karet kepunyaanmu
Aku pun tahu, kalau kamu bermain di tempat sampah di taman sana
Sangat pusing melihatmu
Namun, demi apapun aku tidak sanggup tidur tanpa dirimu
Oh anakku, kesayanganku
Koran Peradaban
Hembusan angin seolah-olah menghela nafasnya
Cuaca pun seolah-olah membawa bebannya
Pucuk-pucuk pepohonan terlihat menari-nari
Dibuat mabuk oleh air haram manusia
Bumi pun mulai malas menjaga anak-anak manusia
Terbukti dengan lempeng-lempeng keraknya yang senantiasa berjingkrak
Manusia-manusia kian lihat bersilat lidah
Lengkap dengan aksesoris topeng baja di mukanya
Hatinya pun entah bersembunyi di sudut mana
Mungkin ia pun takut pada tuannya
Ia tidak tahu arah jalan menuju pulang harus kemana
Maka dari itu, segalanya kian berubah menjadi liar dan berantakan
Apakah hal tersebut hanya sebagai tajuk laris dari koran-koran semata? Atau apakah semua ini memang ujung dari sebuah peradaban?
Tidak Puas
Tidak puas kah kau melihat hutan sudah mulai menguning
Sungai-sungai sudah teracun dengan limbah-limbah industri yang tidak bertanggung jawab
Ikan-ikan pun mulai mati tiada tersisa
Makhluk pun binasa tiada pangan
Sedangkan uang-uang mulai melimpah
Tidak bisa ku hitung berapa jumlahnya, mataku pun ikut slalu dengan harta yang sedang aku lihat
Namun aku tidak tahu apa bunganya dari harta tersebut
Kekeringan
Bukankah kamu sendiri yang merusak suburnya tanah surgamu
Maka jangan heran apabila tanahmu tidak kembali subur
Maka jangan heran apabila lautmu tidak kembali indah
Bukankah kamu sendiri yang merusaknya
Yakni dengan kedua tanganmu yang penuh dengan kata serakah
Kamu telah menjadikan alam sebagai pemuas nafsumu sendiri
Dan kau pun tidak memperdulikan lagi anak cucumu
Apakah kau tidak pernah berfikir perihal keturunan kita
Mereka pun berhak mendapatkan alam yang sekarang kita pijaki
Drakula Dan Kelelawar Berdasi
Jika saja di zaman ini Bram Stoker adalah orang Indonesia
Para kelelawar berdasi adalah inspirasi dari mereka
Yakni menghisap darah dari sesama mereka sendiri
Dan menyedot kering harga diri dari keluarga mereka sendiri
Bagaimanapun juga mereka adalah makhluk nokturnal yang bertopengkan sahaja
Bagi mereka penjara tidak membuat jera dan menyerah
Pada zaman sekarang kelelawar berdasi sesungguhnya bukan yang makan nasi
Melainkan mereka hanya butuh kursi sebagai ajang untuk beraksi
Jagalah Diriku
Aku berjalan, terus berjalan tiada henti
Menelusuri setiap jejak langkah bumi pertiwi
Tanpa mengenal putus asa, tan tidak mengenal rasa nyeri
Dalam perjalananku selama ini
Tanahnya yang subur dan kaya
Airnya yang senantiasa mengalir disetiap detiknya
Cintailah lingkunganku seluruh kekayaanku
Taman
Taman ini, taman milik kita berdua
Lebarnya pun tidak luas, sangat kecil
Namun ada satu yang tidak kehilangan di dalamnya
Bagimu sedang aku sangat cukup lelah
Bunganya pun tidak berpuluhan warna, hanya beberapa saja
Padang rumputnya pun tidak seelok permadani
Meski tidak halus dipijak kaki
Namun bukankah itu semua bukan halangan bagi kita
Karena taman itu milik kita berdua
Saat kau menjadi kembang, maka aku lah yang menjadi kumbang. Begitu pun sebaliknya
Meskipun kecil, namun inilah tempat kita. Tempat dimana merenggut dunia serta usia
Baca Juga: Puisi Berantai
Maaf, Aku Lupa
Maafkanlah aku teman
Kamu memanglah bukan penyimak cerita yang baik
Kamu juga bukanlah penanggap yang ulung
Namun setidaknya, kamu lah penutup cerita dari semua ini
Seringkali kamu menjadi pusat perhatian disetiap akhir cerita dan kamu pun sangat berguna
Tentunya itu tidak menjadi masalah bukan?
Ternyata kamu memanglah masih sahabatku
Dan aku akan senantiasa menganggapmu
Selamat Jalan Teman
Teman, kamu lah bentuk nyata dari sebuah penghargaan
Sedangkan musuh, kamu lah bentuk semu dari sebuah ujian
Sedangkan hal-hal yang paling saya takutkan dari seorang teman adalah ketika aku melihat punggungnya
Dan ia semakin jauh tidak menoleh barang sedetik
Teman Perjuangan
Ayolah kawan, apakah kamu lupa?
Bukankah kamu pernah berkata pada diriku
Bahwa cerita bukanlah sebuah hasil serta tujuan melainkan sebuah proses perjalanan
Kamu pun juga pernah berkata bahwa setiap perjuangan tidak ada yang sia-sia
Perjuangan pun tidak akan pernah ada habisnya
Jadi, mengapa kamu malah tidur di tengah-tengah keramaian zaman sekarang?
Sahabat Di Kala Hujan
Duhai teman aku ucapkan terimakasih
Di tengah keramaian orang yang berseragam
Serta ditengah-tengah awan yang mulai gelap
Suara hujan pun mulai masuk ke dalam telingaku
Lalu ketakutanku mulai memuncak
Nuraniku semakin menggigil
Namun kau membawakanku sehelai handuk untukku
Pada malam itu kau pun seperti pelangi
Meskipun kau datang terlampau awal
Puisi Singkat Selamat Jalan
Apa kabar? Kini aku berada tepat di hadapanmu
Yakni kau yang berbaring santai di dalam tanah
Mungkin saat ini roh mu sedang tersenyum sangat puas
Karena aku senantiasa mengingat kata-katamu
Yakni “aku ingin membuat semua orang yang ada di sekelilingku merasa bahagia. Dan jika mereka semua sudah bahagia, maka itulah waktu yang tepat untuk aku pergi”
Karena itu adalah kesepakatanku dengan Tuhan
Tidak Akan Pernah Lupa
Aku akan senantiasa ingat tentang tawa lepas kita
Aku pun akan senantiasa ingat tentang amarah kita
Tentang amarah yang saling mengadu dan saling memberontak
Kita pun sering bertenggang rasa satu sama lain
Bahkan kita pun pernah saling beradu
Dan kita pun sempat saling tidak mengenal satu sama lain
Namun mengapa aku senantiasa memikirkanmu?
Bahkan kamu pun mengatakan perihal yang sama pula
Di Koridor Sekolah
Bagaimanakah kabarmu yang disana?
Apakah kamu tahu
Aku senantiasa tidak percaya dengan apa yang terjadi semua ini
Setiap pulang sekolah, aku pun senantiasa di sini
Karena di tempat ini, tempat aku menunggumu
Kita senantiasa bermain dan tertawa bersama
Meski ragamu yang sudah entah kemana serta jiwamu yang sudah melayang
Namun di pikiran serta di dalam hatiku, kamu masih ada duhai teman
Ungkapanku Padamu
Engkau memanglah yang sejati dan yang abadi
Yang senantiasa membawa sejuta rindu
Yakni seorang sahabat yang senantiasa membawa cinta
Namun cinta sendiri terkadang tidak bersahabat
Tanpa kamu pelangi pun seperti memudar
Namun tanpa pelangi, hanya kamu lah yang bisa menggantikannya
Aku pun senantiasa menghargai kebersamaan kita yang akan terjalin selamanya
Bagaikan Sepasang Sendal Jepit
Dahulu mungkin kita senantiasa diinjak-injak
Atau kita pun senantiasa terlihat kotor
Kita pun tidak pernah berada di atas
Namun kita senantiasa berjalan bersama, beriringan
Jika tidak ada aku, maka kamu pun tidak akan berguna
Jika tidak ada kau, maka aku pun tidak berguna
Inilah persahabatan di antara kita berdua
Kita tidak peduli dengan apa yang mereka omongkan
Yang terpenting kita senantiasa memberi manfaat kepada mereka
Puisi Singkat Jalan Tuhan
Saat apa yang ku genggam pada akhirnya hilang
Sudah pasti Tuhan sendiri tidak berkenan
Dan ketika kini yang ada datang, lantas mereka bertahan
Sudah pasti, karena Tuhan menginginkannya
Marhaban Ya Ramadhan
Saat malam mulai kelam dan berubah menjadi dingin
Maka sang fajar merupakan ramadhan yang sangat menjanjikan cahaya serta memberi kehangatan
Genggam saja seluruh dunia, namun jangan lupa untuk tetap beristirahat
Renungkanlah wahai sejatinya manusia
Ingatlah sebuah jalan yang akan engkau susuri kelak
Dari belakang jendela ini aku melihat hujan menerpa pepohonan
Dan dari dalam kalbu ini, aku melihat seorang kekasih
Yang menantikan kebahagiaan dan menanti kebenaran
Marhaban ya ramadhan
Puisi Singkat Jalan Hikmah
Seringkali sendiri memanggilku untuk kembali menyusuri setiap rasa yang ada di dalam hati
Karena aku adalah bias yang penuh akan warna
Yang berasal dari serpihan kaca
Aku pun tidak peduli bagaimana mencoba untuk menyusunnya
Namun tetap saja ia semakin berhamburan tidak terhingga
Pada awalnya aku pun menyadari
Manusia berasal dari seorang diri tanpa yang menemani
Dan saat di pertengahan mulai merasa sendiri
Itulah saat yang tepat untuk menelaah jejak
Sebagai sebuah perjalanan untuk kembali
Hingga akhirnya telah sampai pada rumah sepertiga malam
Dimana pintu-pintu setiap rencana mulai ditutup dan pintu-pintu hikmah mulai untuk dibuka
Itulah beberapa kumpulan puisi singkat yang bisa bikin baper atau bisa juga dijadikan sebagai referensi membuat tugas. Dengan adanya beberapa kumpulan puisi singkat di atas, pastinya akan membuat siapa saja yang membacanya menjadi baper.