Contoh Skripsi untuk Mahasiswa Tingkat Akhir dan Penulisan Skripsi

Contoh Skripsi

Contoh SkripsiBagi mahasiswa yang berada pada tingkat akhir suatu jenjang pendidikan, maka skripsi adalah hal yang wajib dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana baik sarjana kependidikan maupun non kependidikan.

Dalam membuat skripsi mahasiswa dapat menggunakan berbagai contoh skripsi yang tersedia sebagai referensi yang mendukung dalam penyelesaian skripsi.

Laporan skripsi diawali dengan pengajuan judul-judul kepada dosen pembimbing akademik sebagai pembimbing pertama.

Dalam prosesnya, judul-judul tersebut belum tentu diterima sehingga mahasiswa akan mengajukan judul berulang kali hingga pembimbing menentukan judul yang sesuai untuk diteliti. Setelah itu mahasiswa membuat proposal kemudian pembahasan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh contoh skripsi, seperti dari perpustakaan, toko buku, maupun internet.

Contoh skripsi akan lebih mudah ditemukan di perpustakaan kampus masing-masing tepatnya di ruangan khusus yang menyimpan arsip skripsi dari berbagai jurusan serta tahun-tahun sebelumnya di suatu kampus.


Manfaat Penulisan Skripsi

Manfaat Penulisan Skripsi

Sebelum mengetahui contoh skripsi, ada baiknya mengetahui dulu manfaatnya. Sekarang ini orang beranggapan bahwa skripsi hanya sekedar syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana dalam jenjang pendidikan.

Banyak orang yang tidak mengetahui apa manfaat yang dapat diperoleh dalam proses penulisan skripsi. Berikut manfaat yang dapat diperoleh seseorang dalam penulisan skripsi.

Baca Juga: Contoh Soal Psikotes

1. Sebagai pendidikan dan pengajaran

Dalam proses penulisan skripsi mahasiswa dituntut untuk menyatukan seluruh pengetahuan serta pengalaman yang telah diperoleh selama menjalani proses belajar di kelas.

Hal tersebut memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa untuk menulis pengetahuan dan pengalamannya tersebut dalam suatu karya ilmiah berdasarkan bidang keilmuannya.

2. Sebagai penelitian dan pengembangan

Mahasiswa diarahkan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan secara ilmiah dan objektif berdasarkan bidang keilmuannya.

Dari upaya pemecahan masalah tersebut yang telah diteliti secara objektif sehingga memberikan gagasan atau kesimpulan yang kreatif yang nantinya disumbangkan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Kurikuler

Untuk menempuh ujian kesarjanaan, maka terdapat tugas akademik yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa untuk bisa ikut dalam ujian tersebut.

Kegiatan kurikuler ini berupa perkuliahan yang dilangsungkan selama 8 semester (strata 1) serta skripsi. Semua kegiatan itu harus dikerjakan agar bisa ikut dalam ujian akhir.

4. Sebagai evaluasi

Skripsi bukan hanya sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir, skripsi juga sebagai evaluasi mengenai topik yang diangkat.

Mahasiswa harus mampu bertanggungjawab secara penuh terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari ujian terbuka yang dilakukan menjadi salah satu indikator yang menentukan kelulusan mahasiswa.

5. Sebagai administrative

Skripsi atau karya ilmiah yang dikerjakan oleh mahasiswa dapat dipublikasikan secara umum melalui media tertentu. Hal tersebut menunjukkan keahlian sarjana pada bidang tertentu yang mungkin kedepannya akan berguna dalam penempatan pekerjaan bagi mahasiswa lulusan perguruan tinggi.


Contoh Skripsi

Contoh Skripsi

Setelah mengetahui manfaat apa yang akan diperoleh saat menulis skripsi, selanjutnya mahasiswa harus paham bagaimana cara menulis skripsi yang baik.

Dengan mempelajari atau membaca contoh skripsi dari orang lain dan menggunakannya sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi. Berikut ini contoh skripsi yang bisa dijadikan sumber acuan maupun wawasan mahasiswa. 

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP PENGETAHUAN PROSEDURAL PESERTA DIDIK PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA KELAS V DI SDN 5 SUKAMAJU

Oleh
Dian Ayudia

Program S1 PGSD

 

ABSTRAK

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di SDN 5 Sukamaju dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA masih didominasi oleh penggunaan metode konvensional. Dari masalah tersebut peneliti mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan pengetahuan procedural atau operasional pada pembelajaran IPA di kelas V.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode pembelajaran eksperimen terhadap pengetahuan prosedural peserta didik tentang materi pesawat sederhana pada pembelajaran IPA di SDN 5 Sukamaju.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V-B dan V-C SDN 5 Sukamaju yang berjumlah 45 siswa dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran eksperimen dengan Quasi Experimental jenis Nonequivalent Control Group Design.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Eksperimen, Pengetahuan Prosedural/operasional

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran guru bertugas adalah melakukan tindakan (1) perencanaan pembelajaran, (2) proses pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar serta (4) bimbingan dan konseling. Guru sebagai tenaga pengajar harus menitikberatkan pada tugas perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran serta evaluasi hasil belajar.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, guru dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan serta teknik mengajar yang mumpuni, selain penguasaan materi yang akan diajarkan.

Proses pembelajaran merupakan interaksi yang melibatkan pengajar dan peserta didik yang pada akhir prosesnya diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar (dimyati dan mudjiono, 2006:3).

Proses pembelajaran didefenisikan sebagai suatu proses intraksi yang melibatkan antara pengajar dan peserta didiknya dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, yang berlangsung dalam lokasi dan dalam jangka satuan waktu tertentu pula (hamalik, 2006:162).

Dari pendapat kedua ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan interaksi antara pengajar dan peserta didik yang dalam prosesnya akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya serta berlangsung dalam lokasi dan jangka waktu tertentu.

Pembelajaran IPA menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk merasakan pengalaman secara langsung.

Dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik diberikan fasilitas untuk mengembangkan berbagai keterampilannya dalam berproses kerja ilmiah dan sikap ilmiah untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah tentang dirinya sendiri serta alam sekitarnya.

Sehingga peserta didik bisa ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut dan mendapat pemahaman serta pengetahuan yang lebih intens mengenai pembelajaran tersebut.

Pada prinsipnya, pembelajaran IPA didesain dan dilaksanakan berdasarkan konsep mengenai cara ‘mencari tahu’ dan cara ‘mengerjakan’ sesuatu sehingga dapat membantu peserta didik dalam memahami fenomena alam yang terjadi secara intens (Depdiknas, 2004:3).

Hal ini dapat dilihat dari proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas yang masih didominasi oleh guru (teacher centered) sedangkan peserta didik lebih pasif. Kondisi belajar dimana peserta didik hanya menerima materi yang diberikan oleh guru dengan mendengar, mencatat, dan menghafal.

Kegiatan ini harus diubah agar peserta didik secara aktif turut andil dalam dalam kegiatan belajar. Pengetahuan dalam pembelajaran IPA ketertarikan siswa untuk mengeksplor lingkungan belajarnya menjadi sangat penting, sehingga banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA salah satunya adalah penerapan metode pembelajaran eksperimen.

Penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik melalui kegiatan: a) mempelajari tata cara penggunaan alat dan bahan, b) berusaha mencari dasar teori yang relevan dengan eksperimen yang dilakukan, c) mengamati percobaan, d) menganalisis dan menyajikan data hasil eskperimen, e) menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan, serta f) Membuat laporan hasil esperimen yang dilakukan.

Menurut Joseph Mbulu (2001:58) Metode pembelajaran eksperimen merupakan cara penyajian bahan ajar dimana peserta didik melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari.

Dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik yang sifatnya prosedural, membuatnya mampu mengetahui mengenai tata cara melakukan sesuatu.

Pengetahuan procedural atau operasional adalah serangkaian tahapan yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan suatu masalah. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan mengenai skill, teknik, urutan tahapan, serta metode yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu (Anderson, 2010:77).

Pengetahuan prosedural juga mencakup mengenai standarisasi yang digunakan untuk menentukan kapan peserta didik harus menggunakan prosedur tertentu dalam menyelesaikan masalah.

Pengetahuan prosedural merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang terlaksananya kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik.

Contohnya peserta didik harus mampu membuktikan pesawat sederhana, menentukan tahapan kegiatan yang cocok sehingga peserta didik memperoleh percobaan sesuai harapkan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menentukan metode pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk mampu mengalami, mencari kebenaran, mencari data baru yang diperlukan, mengolah, membuktikan suatu dalil serta menarik kesimpulan dari proses yang dialami mengenai materi pesawat sederhana secara mandiri.

Melalui observasi yang dilakukan peneliti dilapangan mengenai pembelajaran IPA yang selama ini diterapkan di sekolah belum bisa mengembangkan tingkat kemampuan berpikir serta pengetahuan peserta didik dalam penyelesaian masalah.

Pembelajaran cenderung lebih berorientasi pada tpenuntasan materi ajar tanpa mempertimbangkan pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik.

Berdasarkan tinjuan yang dilakukan di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya, metode ajar yang dilakukan belum mampu memberi motivasi yang efektif kepada peserta didik sehingga pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum maksimal.

Selain itu, metode ajar yang digunakan oleh guru yang kurang bervariasi dan cenderung masih menggunakan metode konvensional yakni ceramah dan hapalan pada materi IPA, menjadikan proses belajar mengajar hanya berlangsung satu arah.

Hal ini berimbas pada pembelajaran yang kurang menyenangkan dan menarik perhatian serta minat peserta didik karena mudah merasa bosan dan jenuh.

Berdasarkan fakta yang telah diamati di dalam kelas menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap materi peswat sederhana pada pembelajaran IPA masih dikategorikan rendah.

Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran IPA kelas V SDN 5 Sukamaju bahwa metode pembelajaran eksperimen belum pernah diterapkan dalam pembelajaran IPA di sekolah tersebut.

Dengan dilaksanakannya proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran eksperimen diharapkan mampu mengubah pola pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang dapat menambah wawasan serta antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Metode yang digunakan guru dalam memberikan materi ajar kepada peserta didik di kelas sangat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti bermaksud untuk menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada materi ajar pesawat sederhana di kelas V SDN 5 Sukamaju guna melihat pengetahuan prosedural siswa terhadap materi tersebut di SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadanya, Ciamis.

Baca Juga: Contoh Tanda Terima

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap pengetahuan procedural/operasional peserta didik tentang materi pesawat sederhana pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis?” yang dirincikan dalam pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA mengenai pesawat sederhana menggunakan metode pembelajaran konvensional di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis?
  2. Bagaimana pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA mengenai materi pesawat sederhana menggunakan metode pembelajaran eksperimen di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis?
  3. Adakah perbedaan pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA mengenai pesawat sederhana yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat tersebut, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran eksperimen terhadap pengetahuan procedural/operasional peserta didik tentang materi pesawat sederhana pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Ciamis, yang dirincikan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana menggunakan metode pembelajaran konvensional di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.
  2. Untuk mengetahui pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana menggunakan metode pemebelajaran eksperimen di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.
  3. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan prosedural peserta didik pada pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan metode pembelajaran eksperimen di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.
  4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap pengetahuan prosedural peserta didik tentang pesawat sederhana pada yang menggunakan metode konvensional dengan metode pembelajaran ksperimen di kelas V SDN 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, yakni:

  1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang berdayaguna tentang penggunaan metode pembelajaran eksperiman dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

  1. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Sebagai alternatif yang dapat digunakan dalam pemilihan metode pembelajaran di kelas serta sebagai bentuk metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar agar peserta didik tidak mudah bosan.

b. Bagi siswa

Penerapan metode pembelajaran eksperimen diharapakan mampu membantu peserta didik dalam memahami mata pelajaran IPA, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

c. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman peneliti dalam mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran IPA melalui penerapan metode pembelajaran eksperimen dalam proses belajar mengajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

  1. Pembelajaran IPA

Secara teminologi, sains atau Ilmu Pengetahuan Alam di adopsi dari bahasa latin scientia yang berarti pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi sains atau Ilmu Pengetahuan Alam.

“sederhananya IPA juga bisa dartikan sebagai ilmu tentang fenomena yang terjadi di alam semesta” Mulyana (2008:7).

Dalam kurikulum pendidikan dasar (2006) disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan erat dengan konsep tentang cara mencari tahu secara sistematis tentang alam, sehingga IPA bukan hanya tentang penguasaan pengetahuan tentang konsep, fakta, atau pun prinsip-prinsip saja, melainkan suatu proses penemuan ilmu pengetahuan yang baru.

  1. Hakikat Pembelajaran IPA

Pada dasarnya hakikat pendidikan IPA dalam proses pembelajaran terdiri atas tiga dimensi, seperti yang dikemukakan oleh T Sarkim (Mulyana, 2009:9) yang mengkategorikan pendidikan IPA dalam tiga dimensi utama yakni dimensi produk, proses, dan sikap.

Dimensi produk meliputi prinsip, konsep, hukum, serta teori-teori di yang digunakan dalam pendidikan IPA yang merupakan hasil investigasi secara seksama yang dilakukan oleh manusia dari serangkaian eksperimen dalam memahami dan menjelaskan Bahasa alam dengan berbagai fenomena yang terjadi.

Dimensi proses yaitu segala bentuk metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Dimensi sikap ilmiah meliputi berbagai opini, prasangka, keyakinan dan sebagainya yang harus dipertahankan dan dipegang teguh oleh seorang ilmuwan dalam proses pencarian atau pengembangan pengetahuan yang baru.

  1. Pembelajaran IPA yang Efektif

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003) dalam Mulyana (2011:22) mengemukakan bahwa “Pembelajaran yang efektif dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik serta merujuk pada tercapainya kompetensi individual peserta didik”.

Setidaknya terdapat tujuh ciri utama yang harus diperhatikan oleh guru ketika hendak merancang pembelajaran IPA yang efektif dengan memaksimalkan potensi peserta didik, yakni: (1) berdasar pada prinsip konstruktivisme, (2) student centered (kegiatan berpusat pada peserta didik), (3) belajar dengan mengalami secara langsung, (4) mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional, (5) mengembangkan keingintahuan, daya imajinasi, dan religius, (6) belajar sepanjang hidup, dan (7) Perpaduan kemandirian dan kerjasama.

Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural atau yang biasa disebut pengetahuan operasional merupakan pengetahuan mengenai tata cara untuk melakukan sesuatu yang berupa rangkaian langka-langkah yang harus terapkan dalam proses pembelajaran.

Jenis pengetahuan procedural/operasional mencakup tiga subjek utama dalam bebagai bidang, yaitu:

  1. a) Keterampilan dalam penentuan urutan kegiatan dalam bidang tertentu.
  2. b) Penggunaan teknik serta metode pada bidang tertentu.
  3. c) Kriteria penentuan alokasi waktu untuk menggunakan prosedur yang sesuai.

Hasil belajar dari pengetahuan prosedural merupakan tingkat kemampuan yang mampu dikuasai peserta didik dari materi yang telah diajarkan yang meliputi kemampuan kognitif sebagaimana yang telah dikategorikan dalam Taksonomi Bloom revisi di dalam Anderson dan Krath Wohl (2010:44) bahwa kemampuan atau penguasaan yang termasuk dalam ranah kognitif dikategorikan ke dalam enam dimensi, yakni mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Metode Pebelajaran Eksperimen

  1. Pengertian metode pembelajaran eksperimen

Metode pembelajaran eksperimen dalam pembelajaran IPA memiliki 3 manfaat, antara lain: 1) mendorong peserta didik untuk senantiasa berfikir kritis, kreatif dan inovatif dengan bekal konsep yang telah diajarkan, 2) menuntun peserta didik melakukan pengamatan, penafsiran dan menduga terhadap data, 3) memandu peserta didik untuk menemukan sendiri suatu kaidah, aturan atau hukum alam yang sering terapkan dalam pembahasan IPA. (Herawati, 2006:11-12).

  1. Langkah-Langkah Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:81-82) dan Mulyasa (2008:111) terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam penerapan metode pembelajaran eksperimen, yaitu:

  • Persiapan Eksperimen

Dalam mempersiapkan eksperimen yang dilakukan, persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar diperoleh hasil yang diinginkan. Berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam persiapan eksperimen yaitu: a) menentapkan tujuan utama eksperimen, b) mempersiapkan berbagai alat dan bahan yang dibutuhkan, c) mempersiapkan tempat pelaksanaan eksperimen, d) mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan alat dan bahan yang tersedia serta daya tampung eksperimen, e) mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus atau bertahap (serentak seluruh siswa atau secara bergiliran), f) memperhatikan perihal keamanan dan kesehatan agar resiko yang merugikan dapat diminimalkan atau dihindari, g) berikan penjelasan tentang hal yang harus diperhatikan dan tahapa-tahapan yang harus dilakukan peserta didik.

  • Pelaksanaan Eksperimen

Setelah merampungkan semua persiapan kegiatan yang sudah dilakukan, tahapan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) peserta didik mulai melakukan eksperimen, namun tetap dalam pengawasan guru dengan memberikan dorongan dan bantuan demi keberhasilan eksperimen yang dilakukan, b)

Selama eksperimen berlangsung, guru harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi sekitar secara menyeluruh sehingga jika terjadi hal-hal yang berpotensi menghambat kegiatan eksperimen dapat segera diselesaikan.

  • Tindak lanjut Eksperimen

Setelah pelaksanaan eksperimen, tahapan kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu: a) peserta didik menyerahkan laporan hasil eksperimen yang dibuat untuk diperiksa oleh guru, b) peserta didik mendialogkan masalah-masalah yang dialami selama kegiatan eksperimen berlangsung, memeriksa dan menempatkan semua peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat asalnya.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pembelajaran eksperimen. Penelitian yang dilakukan menggunakan bentuk desain eksperimen semu (quasi experimental design).

Penelitian ini melibatkan dua kelompok sampel yakni kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang diberi tindakan awal meliputi peserta didik yang mengikuti pembelajaran eksperimen dan kelompok kontrol yakni kelompok yang diberi tindakan kedua meliputi peserta didik yang diikutkan dalam pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

Data yang didapat dari penelitian berupa hasil tes uji coba soal berbentuk pilihan ganda yang meliputi pre-test dan post-test yang digunakan mengetahui tingkat pengetahuan prosedural peserta didik. Nilai pre-test merupakan nilai yang diperoleh sebelum pemberian tindakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui tingkat normal atau homogen dari kedua sampel tersebut.

Sedangkan nilai kognitif peserta didik diperoleh saat proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Sedangkan nilai post-test diperoleh setelah peneliti memberikan tindakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Baca Juga: Contoh Sertifikat

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa validasi data, reliabilitas dan tingkat kesulitan, maka dipdapatkan soal yang akan digunakan sebagai soal pre-test dan post-test yang berjumlah 38 soal dari 40 soal yang sebelumnya sudah diujikan. Hasil kedua tes dari seluruh kelas V SDN 5 Sukamaju dianalisis menggunakan uji homogenitas dan normalitas.

Dari analisis data tersebut diperoleh hasil rata-rata nilai pretest pada kelas kontrol sebesar 45.37, sedangkan hasil rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen sebesar 48.99. Nilai yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 82.19, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata sebesar 74.21.

Untuk mengetahui efektif atau tidaknya proses pembelajaran di kedua kelas tersebut, maka perlu untuk mencari rata-rata nilai normal gain pada kedua kelas tersebut dan diperoleh nilai sebesar 0.52 di kelas kontrol, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0.61.

Berdasarkan uji data statistik yang dilakukan, perbedaan ini menunjukkan bahwa nilai Sig (2-tailed) atau tingkat perbedaan yang signifikan dari uji dua kelompok tersebut sebesar 0,000; sehingga diperoleh Sig. < 0,05 atau Sig. < α. Hal ini berarti H0 tidak diterima, yang berarti terdapat perbedaan nilai yang besar antara nilai rata-rata post-test dan normal gain kelas kontrol dan kelas eksperimen.

V. KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan prosedural peserta didik pada kelas eksperimen tentang materi pesawat sederhana lebih baik daripada sebagian besar pengetahuan procedural yang dimiliki peserta didik pada kelas kontrol.

Kesimpulan lain yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran eksperimen terhadap pengetahuan prosedural peserta didik tentang pesawat sederhana pada pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 5 Sukamaju Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis.

Dari contoh skripsi yang telah dipaparkan di atas, kiranya dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai cara penulisan skripsi yang baik.

Banyak membaca literatur mengenai contoh skripsi dari berbagai sumber membuat seseorang dapat lebih mudah memperoleh bayangan mengenai skripsinya, sehingga dalam penulisannya tidak mengalami banyak kendala.

Contoh Skripsi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *