20+ Puisi WS Rendra Karya Fenomenal yang Melegenda

Puisi WS Rendra

Puisi WS Rendra – WS Rendra, seorang sastrawan yang memiliki nama asli Wilibrordus Surendra Broto Rendra merupakan tokoh yang menelurkan banyak karya di bidang kepenulisan. Laki-laki yang lahir pada 7 November 1935 ini juga dikenal sebagai penyair legenda.

Dimana hasil karyanya hingga kini menginspirasi pecinta sastra. Penulis yang dijuluki ‘Burung Merak’ ini mulai memperlihatkan bakatnya sejak duduk di bangku SMP.

Kemampuannya dalam membuat puisi, naskah drama dan cerpen sudah diakui oleh teman-teman sekolahnya saat itu. Berikut merupakan kumpulan puisi WS Rendra :


Puisi Cinta WS Rendra

Puisi Cinta WS Rendra

WS Rendra menulis beberapa karya puisi yang bertemakan cinta. Berikut ini beberapa karya puisi WS Rendra yang benafaskan cinta :

Baca Juga: Puisi Bahasa Jawa


Permintaan

Puisi ini menceritakan dimana seorang kekasih meminta kepada rembulan untuk menemani kekasihnya yang kesepian. Meminta kepada rembulan merupakan bentuk keputus-asaan dimana seorang kekasih begitu merindukan pasangannya.


Telah Satu

 

Telah Satu merupakan puisi cinta yang lain karya WS Rendra. Puisi yang bercerita tentang sepasang kekasih yang telah menyatu. Dimana sebelumnya diartikan sebagai dua raga yang terpisah, kini menjelma sebagai jiwa yang satu. Seperti halnya penyair pada umumnya, WS Rendra menuangkan kata-katanya dalam sisi romantis yang tiada duanya.


Optimisme

Masih mengusung tema yang romantis, WS rendra menciptakan puisi optimisme untuk menggambarkan dimana dua orang yang kini hidup bersama mengarungi bahtera dengan rasa optimis. Seperti pada bait ‘bumi telah memberi kekuatan, karena kita telah melangkah dengan ketegasan’ menjadi titik penegasan dimana optimisme tergambar dengan jelas.


Puisi WS Rendra Tentang Perjuangan

Puisi WS Rendra Tentang Perjuangan

Sebagai seorang penyair, WS Rendra juga menulis puisi yang bertemakan perjuangan. beberapa karya puisi beliau yang bertemakan perjuangan akan disajikan di bawah ini :


Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang

Puisi yang menggambarkan tentang situasi perang dahulu ini menokohkan seorang ‘serdadu’ yang merasa pilu. Kesedihan yang terlihat jelas di bait kedua dimana situasi sebuah tempat digambarkan penuh tangisan dan bangkai.

WS Rendra memberikan pembacanya bayangan atas perasaan ‘serdadu’ dimana ia melakukan pembelaan satu-satunya untuk menyelamatkan diri adalah dengan membunuh. Doa pengaduan kepada Tuhan inilah yang menjadi titik kelam puisi WS Rendra ‘Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang’.


Gugur

Puisi Gugur menjelaskan tentang para pejuang yang mati di tengah perang. Di bait-baitnya, WS Rendra menuturkan sudut pandang pejuang yang tengah menghadapi maut.

Selain itu, penggambaran dimana perjuangan yang tengah berlangsung ditujukan agar rakyat yang tak perlu merasa takut tentang keberadaannya di bumi pertiwi di hadapan para penjajah.

Ditilik dari disebutnya sebuah daerah bernama ‘Ambarawa’ beberapa kali, sudah barang tentu puisi tersebut terinspirasi dari sebuah gerakan perlawanan rakyat Indonesia yang dinamakan peristiwa ‘Palagan Ambarawa.’


Lagu Serdadu

Lagu Serdadu merupakan puisi perjuangan lainnya karya WS Rendra. Puisi ini menceritakan dimana kehormatan yang diberi kepada para pejuang yang berangkat perang meninggalkan keluarganya.

Bait yang berbunyi ‘Ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang’ membuktikan tentang tak adanya pilihan untuk berangkat perang.

Meski ketika ia mati di tengah peperangan, bait ‘dan kalau ku telentang dengan pelor timah, cukilah ia bagi puteraku di rumah,’ membuktikan bukti kehormatan dimana ia mati di tengah perjuangan kemerdekaan.

Baca Juga: Puisi Sahabat


Puisi WS Rendra Tentang Pendidikan

Puisi WS Rendra Tentang Pendidikan

Tidak hanya cinta dan perjuangan, WS Rendra juga menciptakan puisi yang bertemakan pendidikan. Apa saja puisi ciptaan WS Rendra yang bertemakan pendidikan? Berikut ini beberapa contohnya :

 

Sajak Pertemuan Mahasiswa

 

Bagi kalangan sastrawan atau pecinta sastra terlebih dari kalangan mahasiswa, Sajak Pertemuan Mahasiswa merupakan puisi yang sangat melekat. Puisi tersebut memiliki sebuah ikatan emosional bagi para pendengarnya.

WS Rendra tak mungkin menulis puisi yang panjang tersebut tanpa maksud di baliknya. Pada dasarnya, WS Rendra mengajak pembaca, khususnya dari kalangan mahasiswa untuk kembali mencermati makna mahasiswa itu sendiri.

Disamping mahasiswa memiliki kedudukan tertentu dalam mengemban pendidikan dari sebuah perguruan tinggi, yang berkutat pada berbagai macam tugas, kewenangan, dan tanggung jawab, mahasiswa ini diajak berhadapan pada sesuatu yang riil diluar kehidupan kampusnya.

Berkaitan dengan itu, mereka dipaparkan atas kondisi dimana pemerintah ketika itu mengeluarkan kebijakan atas nama rakyat. Namun kebijakan tersebut betulkah diperuntukkan kesejahteraan rakyat semata atau justru untuk pemerintah itu sendiri?

Di puisi ini juga dijelaskan bagaimana posisi mahasiswa yang dianggap sebagai kaum intelektual yang kritis. Yang diharapkan mampu memberi perubahan berarti atas kebijakan-kebijakan yang justru menjerumuskan tatanan sosial negeri ini.


Aku Tulis Pamplet Ini

 

Masih tentang kritik sosial, WS Rendra menulis puisi ini menggambarkan pamflet sebagai selebaran untuk menyebar berita. Pamflet ini bentuk protes WS rendra kepada pemerintahan orde baru. Mengingat pemerintah saat itu  mengekang keterbukaan pers dan pendapat khalayak umum.

Pada bait ‘lembaga pendapat umum ditutupi jaring labah-labah’ merupakan majas dari kata perangkap. Maksudnya, ketika seseorang mengungkapkan kritiknya kepada pemerintah, kritik itulah yang akan menjerumuskannya pada perangkap dimana ia akan dibungkam paksa.

Dari situlah timbul ketidakbebasan berpendapat yang membuat banyak kalangan, entah dari kalangan rendah, menengah maupun kalangan atas hanya dapat berkasak-kusuk dalam mengkritik pemerintah. Sistem birokrasi berbelit yang ada saat itu hanya ditujukan kepada rakyat. Sementara pencipta sistem itu sendiri terbebas dari segala kerumitan birokrasi.

WS rendra secara apik – dan berani tentu saja – menulis puisi tersebut, dan menggambarkannya dengan gaya kepenulisannya yang khas.


Sajak Anak Muda

 

 

Masih dengan karismanya, WS Rendra menuliskan puisi ‘Sajak Anak Muda’ yang begitu relevan dengan situasi pemuda indonesia dimasa penjajahan. Gambaran-gambaran tentang anak muda yang gagap akan pengetahuan ataupun tekhnologi langsung tertuang pada bait pertama. ‘kita adalah angkatan gagap.’

Realitas yang dibangun WS Rendra pada karya tersebut juga diterangkan secara gamblang pada bait-bait berikutnya. Kegelisahannya juga terpampang terhadap anak muda masa lampau yang hanya diajarkan tentang menjadi ‘alat produksi’.

Alat produksi disini diartikan sebagai tenaga kerja para kapitalis. Secara keseluruhanm WS Rendra ingin membagi semangat kepada pemuda dengan cara memberi gambaran nyata atas terpuruknya negara ini melalui karyanya.

Baca Juga: Puisi Hujan


Puisi WS Rendra Tentang Ketuhanan

Puisi WS Rendra Tentang Ketuhanan

Ketuhanan juga menjadi salah satu sumber inspirasi bagi WS Rendra untuk menciptakan puisi. Berikut ini contoh puisi WS Rendra yang bertemakan tentang ketuhanan :

 


 

 

Makna Sebuah Titipan

Secara keseluruhan, puisi ini menceritakan dimana seseorang menganggap dimana kebahagiaan yang ia peroleh berupa mobil, rumah, harta, anak adalah titipan Tuhan semata. Meskipun ia menganggap itu semua titipan, hatinya memberontak ketika hal-hal bahagia yang ia peroleh diambil kembali oleh Tuhan.

Maka dari itu, ia mencoba untuk beribadah serius. Menaati segala perintah agama dan menjauhi larangannya. Namun tentu saja dengan imbalan agar ia tetap terus mendapat nikmat.

Segala yang terjadi di dunia ini harus berjalan di jalan keadilan. Dimana ia telah melaksanakan kewajibannya, dan tugas Tuhan untuk memenuhi hawa nafsunya. Amanat yang terkandung pada puisi ini, agar manusia lebih bersyukur atas nikmat dan ikhlas dalam beribadah.


Tuhan Aku Cinta PadaMu

Puisi ini merupakan puisi terakhir yang ditulis oleh WS Rendra ketika ia terbaring di rumah sakit. Sesuai pada kondisinya, WS Rendra bercerita akan perasaannya ketika ajal akan menjemput. WS Rendra menuturkan tentang bagaimana ia meskipun tak berdaya mencoba berupaya di tengah sakit yang ia derita.

Perasaan ketika ia mengenang masa hidupnya yang dirasa penuh dosa dan kurang syukur, berkaitan pada bait ‘aku tidak pernah sesak nafas, tapi tubuhku tidak memuaskan’. Dan juga pada bait ‘aku pengin membersihkan tubuhku, dari racun kimiawi.’

Tidak pernah sesak di atas dapat diartikan sebagai hidup berkecukupan. Sedangkan tubuhku tidak memuaskan mengandung arti tentang ia yang masih belum puas atas kecukupan yang ia peroleh. Dan pada kata racun kimiawi, menjelaskan akan dosa.

Itulah kumpulan karya puisi WS Rendra beserta makna yang tertuang dibalik puisi-puisinya. WS Rendra memang dapat dikatakan sebagai salah satu legenda di dunia seni puisi khususnya di Indonesia. Sampai sekarang pun karya-karyanya masih sering diperdengarkan dan dipelajari di sekolah maupun di instansi pendidikan lainnya. 

Puisi WS Rendra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *